Kisah Aning, Guru di Kuningan yang Datangi Rumah Murid yang Tak Punya Ponsel, Ajari Semua Pelajaran

Mengenai jam pelajaran, Aning menceritakan, hal itu dilakukan setiap usai dirinya mengerjakan tugas di tempat tinggalnya.

Tribun Cirebon/ Ahmad Ripai
Guru Aning saat bersama Susi dan orang tuanya 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNJABAR.ID,KUNINGAN – Serangan pandemi Covid-19 turut berdampak pada sektor pendidikan hingga saat ini.

“Berakibat pada KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) tidak dilakukan seperti biasa,” ujar Aning Suhaeni, seoranf tenaga pengajar di SDN 2 Jatisari, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, saat ditemui Tribuncirebon.com, Rabu (13/5/2020).

Aning menjelaskan, tanggungjawab sebagai tenaga pendidikan dalam mentransfer pengetahuan menjadi prioritasn dalam kehidupan pribadinya sebagai seorang guru.

Sehingga, kata dia, sejak pemberlakukan belajar melalui online, dirinya tidak pernah memikirkan besaran uang untuk membeli paket kuota sebagai kebutuhan smartphone dia.

“Bersyukur hingga saat ini paket kuota mah bisa teratasi,” kata dia.

Namun, rupanya ada hal yang membebani pikirannya semenjak pemberlakukan belajar dari rumah akibat Pandemi Covid-19.

“Yang selalu menjadi pikiran, ketika ada didik yang tidak memiliki media (ponsel) untuk belajar secara online,” ujarnya.

Inilah Potret Interior Replika Rumah Nabi Muhammad SAW, Sarat Kesederhanaan hingga Sahabat Menangis

Salah satu anak didiknya yang bernama Susi, murid Kelas 4 SDN Jatisari, contohnya. Aning mengatakan, anak didiknya itu tidak memiliki ponsel.

Merasakan latar belakang tersebut, Aning, bertekad untuk melakukan kewajiban sama terhadap anak murid dalam memberikan pengetahuan sesuai mata pelajaran.

“Saya mengajar tidak pandang pilih di antara anak didik,” katanya.

Untuk mengajarkan ilmunya, Aning yang sudah mengajar sejak tahun 2004 ini meluangkan waktu untuk selalu datang ke rumah Susi

Pemkab Cirebon Gelontorkan Rp 121 Miliar untuk Penanganan Covid-19

“Setiap hari saya datang ke rumah Susi untuk melangsungkan KBM,” katanya.

Aktivitas itu dilakukan sejak pemberlakukan KBM tidak boleh bertatap muka yang digulirkan pemerintah.

“Sudah lama, saya tiap hari mengajar dan datang langsung kerumah Susi seperti ini,” ujarnya.

Mengenai jam pelajaran, Aning menceritakan, hal itu dilakukan setiap usai dirinya mengerjakan tugas di tempat tinggalnya.

“Jadi kalau sudah beres di rumah, saya mengajar dirumah Susi,” katanya.

Untuk jam pelajar, kata dia, tidak berpatok pada ketentuan jam pelajaran seperti di sekolah.

Asiknya Bercocok Tanam Herbal Selama Pandemi Corona Bersama Herbal House by The Lodge

”Terkadang pernah sampai tiga jam atau lebih. Karena Susi belum lancar baca tulis hitung (calistung)," katanya.

Untuk menempuh perjalanan, Aning menggunakan kendaraan roda dua. Dirinya pun harus berhati-hati karena untuk sampai ke rumah muridnya itu, dirinya harus melewati jalan yang kondisinya kurang bagus.

“Jarak dari rumah saya ke rumah Susi paling 20 menit lah,” katanya.

Saat mengajar Susi, kata Aning, orang tua Susi tidak pernah jauh ketika KBM berlangsung dirumahnya.

“Jadi, jika sedang mengajar Susi, ibunya itu selalu berada di samping Susi,” ungkap Aning.

Ciri-ciri Jika Malam Ini Malam Lailatul Qodar, Disebut dalam Hadis Rasulullah, Indah, Cerah, Tentram

Belakangan diketahui orang tua anak didiknya itu memiliki gangguan mental dalam fisiknya.

"Informasi dari saudara Ibunya Susi, gangguan mental itu trauma akibat pengalaman rumah tangga sebelumnya,” katanya.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved