Dedi Mulyadi Nilai PSBB Aneh, Toko Tutup tapi Pasar Buka, Covid-19 Sebaiknya Diserahkan ke Daerah

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyetujui pernyataan Kepala BNPB Doni Munardo bahwa penanganan wabah Covid-19

Editor: Ichsan
istimewa
Dedi Mulyadi, saat diwawancarai wartawan 

PSBB Dinilai Aneh

Dedi mengaku ia melihat pelaksanaan PSBB saat ini aneh. Misalnya aparat fokus tutup isolasi kota, tetapi orang tetap keluar dari gang-gang kecil hingga akhirnya mereka menumpuk di pinggiran sekitar pusat kota hingga menyebabkan kemacetan.

Menurutnya, esensi PSBB untuk mengurangi lalu lalang orang agar tidak terjadi kerumunan justru terbalik. Ini malah pemindahan arus kemacetan dari pusat kota ke pinggiran dan itu terjadi di mana-mana.

Selain itu, PSBB saat ini adalah petugas sibuk menutup toko, sementara pasar tetap buka.

"Esensi PSBB itu kan mengurangi kerumunan manusia. Pertanyaan saya, kalau pasar tetap buka sementara toko tutup, lebih tinggi mana interaksi desak-desakan orang antara di pasar dengan di toko? Jelas lebih tinggi di pasar," katanya.

Menurut Dedi, PSBB itu seharusnya bukan menutup toko melainkan mengurangi orang belanja. Saat ini, tanpa PSBB pun, toko tidak banyak dikunjungi orang karena takut tertular wabah corona.

Terkait pelonggaran PSBB, Dedi mengusulkan meski PSBB diterapkan, toko dan pasar tetap dibuka, sehingga kebijakan pembatasan ini tidak berimplikasi lebih luas pada hilangnya mata pencahrian warga.

"Saya itu ketemu setiap orang dari sopir angkot sampai pedagang keliling. Ekonomi mereka anjlok, mereka jadi pemulung. Ini akibat salah kelola dan persepsi dalam penerapan PSBB," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi: PSBB Hanya Cocok untuk Perkotaan"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved