Bagi Kolektor Diecast, Harga Tidak Jadi Halangan untuk Terus Membeli Mainan Tersebut

BAGI kolektor diescast, harga bukan masalah untuk mengumpulkan mainan tersebut.

Editor: Januar Pribadi Hamel
Istimewa
Foto koleksi diecast milik Sandhy Agustra Kurniawan (27). Kolektor diecast ini mengaku menyukai mainan ini sejak 2013. 

TRIBUNJABAR.ID - BAGI kolektor diescast, harga bukan masalah untuk mengumpulkan mainan tersebut.

Bahkan mereka tidak pernah menghitungnya telah keluar berapa untuk membeli sejumlah diecast.

Mereka juga tidak pernah sayang mengeluarkan uang demi memenuhi hobinya.

Menurut Dicky Wahyu, kolektor diecast yang juga desainer grafis mengaku tidak tahu biaya yang dikeluarkan saat mengumpulkan mainan tersebut.

Dia punya cara dengan membeli satu-satu diecast yang disukainya.

"Belinya satu-satu, memang tidak terlalu terasa saat mengumpulkannya," kata warga Jalan Kancra ini kepada Tribun melalui WhatsApp, Senin (4/5/2020).

Bukan Sekadar Koleksi, Diecast Mobil Bisa Jadi Investasi Hingga untuk Biayai Anak Sekolah

Hobi Koleksi Diecast Mobil, Berawal dari Iseng, Lama-lama Semakin Teracuni

Dicky juga mengaku belum pernah menghitung secara pasti berapa diecast yang telah dikumpulkannya.

Mungkin, katanya, jumlahnya ratusan, belum sampai ribuan.

Andi Mukhlis (38), kolektor diecast yang juga pendiri komunitas Diecaster Urang Bandung (DUB), tidak pernah melihat harga diecast yang akan dibelinya.

Menurutnya, harga itu relatif dan diecast yang harganya mahal biasanya diecast yang langka dan limited edition.

Andi membeli diecast lebih banyak lewat daring, seperti di forum jual beli diecast, facebook, marketplace, atau dari teman-teman komunitas.

Andi pernah membeli diecast Rp 1 juta pada 2000. Mereknya Minichamps jenisnya mobil Mercy Wagon skala 1:43.

"Jumlah koleksian saya kalau tidak saya jual mungkin di atas 10.000 buah. Saya selain mengoleksi saya menjual juga.

Itu merupakan sebagian dari penghasilan tambahan saya," katanya.

Kolektor diecast, Sandhy Agustra Kurniawan (27) berpendapat mahal dan murah itu relatif dengan seberapa langka dan terbatasnya produk-produk yang dirilis suatu merek.

Menurutnya diecast yang bisa dibilang termurah Hot Wheels yang retailnya cuma Rp 30.000 untuk produk reguler.

Beberapa merek high end detailed models seperti Ignition Model, katanya, bisa mencapai Rp 450.000.

"Sejuta untuk skala kecil 1/64, apabila skala lebih besar dari 1/64 seperti 1/43 - 1/24 atau yg lebih besar lagi 1/18 lebih mahal lagi, bisa mencapai Rp 2 juta - 8 jutaan, mungkin lebih," katanya melalui WhatsApp, Senin (4/5/2020).

Sandhy mengaku tak pernah menghitung berapa jumlah diecast yang telah dikumpulkannya.

"Berapa ya, enggak banyak dan enggak sedikit juga sih.

Tidak pernah hitung koleksi, karena ada beberapa juga yg dijual karna bosan," kata warga Pinus Regency, Jalan Soekarno Hatta ini.

Kolektor Diecast Teracuni

Diecast adalah mainan model skala, termasuk mobil. Mainan ini banyak penggemarnya.

Bahkan, ada yang sengaja mengoleksi dan banyak mengeluarkan uang untuk mendapatkannya.

Dicky Wahyu (51), kolektor diecast asal Bandung, mengoleksi mainan ini sejak 2004. Awalnya,ia suka mobil-mobilan yang bentuknya lucu, seperti bemo, VW Kodok, dan pikap mobil toko (moko).

"Lucu ada pikap moko, ada yang jualan mi, buah-buahan dan sayur, pikap bawa kaca (toko besi) juga ada," kata Dicky menceritakan awal dia menyukai diecast kepada Tribun lewat WhatsApp, Senin (4/5/2020).

Dicky semakin teracuni untuk menyukai diecast setelah bertemu teman-temannya sesama kolektor, yakni komunitas Bandung Diecast Collectors.

Dia bergabung dengan komunitas itu pada 2006 dan menjadi ketua pada 2007-2014.

Dicky mengoleksi diecast skala 1:64. Bentuknya lebih imut ketimbang yang berskala 1:43.

Menurutnya, diecast yang skalanya lebih besar membutuhkan tempat yang lebih besar. Kelebihan diecast yang ukurannya lebih besar, ucap dia, detailnya semakin terlihat.

"Kalau merek mayoritasnya antara tiga, yakni Hot Wheels, Tomica, dan Matchbox. Ada juga merek Welly, Kinsmart, AutoArt, Siku, Norev, tapi tidak banyak," kata pria berputra satu ini.

Seiring waktu, Dicky makin selektif memilih koleksi. Saat ini, dia lebih fokus mengoleksi Hot Wheels Kool Kombi dan mobil-mobil imut.

"Jadi tidak semuanya dibeli, plus sebagian ada yang dijual kembali," katanya.

Komunitas Diecaster Urang Bandung Gelar Kopdar, Hobi yang Menjadi Investasi

Lima Tips Cara Mudah Merawat Mobil Diecast, Taruh Tisu Kering di Bawah Mobil

Andi Mukhlis (38), kolektor diecast yang juga pendiri komunitas Diecaster Urang Bandung (DUB), mengaku menyukai diecast sejak kecil dan mulai mengoleksinya pada 2000.

Awalnya, kata warga Jalan Kebon Gedang ini, ia iseng membeli beberapa diecast yang dianggap bagus. Menurutnya, waktu dia masih kecil diecast itu sesuatu yang sangat mahal.

"Orang tua saya jarang membelikan saya diecast. Nah, setelah saya dewasa dan mempunyai penghasilan sendiri, saya mulai membeli beberapa diecast yang saya suka," kata Andi kepada Tribun lewat WhatsApp, Senin (4/5/2020).

Andi mengaku tidak pilih-pilih merek. Yang penting, kalau menurutnya bagus, mainan itu akan dia beli. Merek diecast yang sering Andi beli di antaranya Tomica, Matchbox, Majorette, dan Siku.

Kolektor diecast lainnya, Sandhy Agustra Kurniawan (27), mengaku menyukai mainan ini sejak 2013. Awalnya, kata Sandhy, iseng membeli diecast buat pajangan.

Lima Tips Cara Mudah Merawat Mobil Diecast, Taruh Tisu Kering di Bawah Mobil

Lama-kelamaan, dia malah teracuni dan mulai mengoleksinya.

"Saya mengoleksi merek Hot Wheels, Tarmac Works, Inno-Models, GT Spirit, AUTOart sampai Ignition Model," kata founder komunitas dan media Indonesian Diecaster ini kepada Tribun lewat WhatsApp, Senin (4/5/2020). (januar ph)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved