Ibuprofen vs Paracetamol, Komposisi Mana yang Lebih Bagus untuk Menangani Gejala Covid-19?
Manfaat dan kegunaan paracetamol dan rekomendasi WHO untuk mengatasi gejala awal Covid-19.
Penulis: IJS | Editor: Anggara Wikan Prasetya
Selain itu, ibuprofen juga memiliki beberapa efek samping, seperti sakit perut, diare, sembelit, kembung, gatal atau ruam kulit, sakit kepala, hingga telinga berdenging.
Manfaat dan kegunaan paracetamol
Paracetamol merupakan obat yang masuk dalam golongan penurun panas (analgesik) dan pereda nyeri (antipiretik). Obat ini juga biasa dikombinasikan dengan jenis obat obat OAINS.
Sama seperti ibuprofen, paracetamol memiliki manfaat dengan menghambat produksi zat alami yang mengakibatkan peradangan dalam tubuh, yaitu prostaglandin, seperti dikutip dari Medibank.com.
Ketika tubuh sakit dan memproduksi prostaglandin, paracetamol akan menghambat cyclooxsygenase, COX-1, COX-2, dan COX-3 yang yang terlibat dalam pembentukan prostaglandin, sehingga peradangan berkurang.
Bedanya, paracetamol bekerja dengan menekan rasa nyeri di otak (mediator nyeri di otak), bukan langsung pada sumber nyeri seperti ibuprofen.
Selain itu, berhubung prostaglandin juga menjadi regulator suhu panas pada tubuh, mengonsumsi paracetamol berarti dapat pula menurunkan demam.
Selain demam dan nyeri, paracetamol berfungsi untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal, dan sakit ringan. Biasanya, obat ini juga digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu.
Namun, tidak seperti obat antiinflamasi, paracetamol hanya bertindak sebagai pereda nyeri dan tidak mempercepat penyembuhan peradangan.
Untuk penggunaan, paracetamol bisa ditujukan bagi orang dewasa dan anak-anak. Walau begitu, dosis dan aturan pakainya tentu disesuaikan dengan usia dan kondisi penderita.
Paracetamol juga memiliki efek samping yang hampir sama dengan ibuprofen, seperti ruam pada kulit, nyeri punggung, diare, mual atau muntah, sakit tenggorokan, hingga urin berwarna keruh.
Rekomendasi WHO
Melansir Kompas.com, Rabu (18/3/2020), organisasi kesehatan dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi untuk tidak menggunakan ibuprofen dalam penanganan pertama terhadap gejala Covid-19.
Imbauan itu dikeluarkan setelah pemerintah Perancis melalui Menteri Kesehatannya menyebut obat-obatan antiinflamasi dapat memperburuk efek virus pada tubuh.
Imbauan itu mengutip penelitian terbaru dari jurnal kedokteran The Lancet yang menyebut bahwa peningkatan enzim menggunakan obat-obatan antiinflamasi, seperti ibuprofen dapat memperparah infeksi Covid-19.