DUKHAN (Dukhon) Kabut Tebal Tanda Kiamat Terjadi Jumat Hari Ini? Simak Fakta yang Benar dari BMKG

Isu akan terjadi Dukhan atau Dukhon, yang akan membuat bumi menjadi gelap berhari-hari bakal terjadi pada Jumat 8 Mei 2020. Ini fakta dari BMKG.

Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
Tribunjabar.id/Kisdiantoro
Surat Ad Dukhan, surat ke-44 Al Quran terdiri dari 59 ayat, berisi kisah Nabi Musa, azab, hari kiamat, siksa neraka, dan kenikmatan penduduk surga. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Isu akan terjadi Dukhan atau Dukhon, kabut tebal yang akan membuat bumi menjadi gelap berhari-hari bakal terjadi pada Jumat 8 Mei 2020, masih jadi sorotan.

Isu Dukhan atau Dukhon yang viral di media sosial itu disebutkan peristiwa kabut tebal satu di antara tanda-tanda kiamat bakal terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan dan di hari Jumat.

Apakah Dukhan atau Dukhon itu benar terjadi hari ini?

Fakta dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berkata lain.

Dukhan atau Dukhon itu hanya isu yang hendak membuat masyarakat menjadi resah dan khawatir alias berita hoaks.

5 Amalan Sunah Hari Jumat, Dilakukan Rasulullah Muhammad SAW, Pahala Berlipat di Bulan Ramadhan

Sebab kejadian Dukhan atau Dukhon, seperti disebutkan oleh sejumlah ulama ternama, termasuk Ustadz Abdul Somad, tidak ada satu orang pun yang mengetahui waktunya.

Informasi dari BMK yang dibagikan di akun Twitternya, menyebutkan prakiraan di Jawa Barat pada Jumat 8 Mei 2020, secara umum cerah hingga berawan di oagi hari.

Pada siang hari dan sore, secara umum cerah hingga berawan.

BMKG meramalkan akan terjadi hujan ringan hingga sedang di wilayah Bogor, Sukabumi, Bandung, Indramayu, Cianjur, Sukabumi, Depok, bekasi, Karawang, Purwakarta, Suban, Bandung Barat, Sumedang, Majalengka, Garut, Ciamis, Banjar, Tasik, dan Pangandaran.

Lalu pada malam hari diprakirakan cuaca akan cerah hingga berawan.

Angin secara umum bertiup dari arah timur laut hingga tenggara dengan kecepatan 5-30 km/jam.

Penjelasan MUI Soal Dukhon Tanda Kiamat

Viral tentang isu Dukhan atau Dukhon yang diyakini sebagai tanda-tanda kiamat akan terjadi besok 15 Ramadhan 1441 H atau Jumat 8 Mei 2020 masih menjadi perbincangan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan tak seorangpun tahu kapan kiamat terjadi.

MUI hanya membenarkan Dukhan atau Dukhon memang tanda-tanda kiamat sudah dekat, namun belum tentu terjadi pada 15 Ramadhan 1441 H atau Jumat 8 Mei 2020.

 Surat Ad Dukhan (Dukhon) Ayat 1-59 Al Quran, Berisi Kisah Kiamat, Siksa Neraka, dan Nikmatnya Surga

Seperti diberitakan, pembicaraan soal Dukhan ramai di media sosial dan aplikasi pesan instan WhatsApp (WA) beberapa waktu terakhir.

Dalam narasi yang beredar disebutkan bahwa akan ada kabut atau Dukhan pada pertengahan bulan Ramadhan tahun ini.

Ramainya pembicaraan Dukhan ini dikaitkan dengan isu adanya asteroid yang akan menabrak Bumi pada 8 Mei 2020 dan bertepatan dengan 15 Ramadhan.

Meski Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN telah membantah kabar mengenai tabrakan antara asteroid dan Bumi itu, tapi topik soal Dukhan terus mencuat dan dikaitkan dengan tanda-tanda kiamat.

Pengertian Dukhan

Lantas, apa sebenarnya Dukhan dan benarkah itu muncul sebagai bagian dari tanda-tanda hari kiamat?

Sekjen Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Anwar Abbas mengatakan, di antara tanda kiamat akan tiba adalah munculnya Ad Dukhan yang berarti asap atau kabut tebal.

Soal Dukhan yang viral di media sosial, Anwar menegaskan bahwa tak ada satu orang pun yang bisa memastikan apakah itu menandakan kiamat akan tiba.

"Apakah kabut yang viral di media sosial itu adalah Dukhan yang dimaksud sebagai salah satu tanda bahwa kiamat akan tiba? Saya rasa tidak ada satu orang pun menurut saya yang bisa memastikannya," kata Anwar saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/5/2020).

"Karena yang tahu tentang kapan kiamat itu akan tiba hanya Tuhan saja yang tahu yang lain tidak tahu," katanya menambahkan.

 Prediksi Fenomena Dukhon Benarkah Terjadi Jumat 8 Mei 2020? Ustaz Abdul Somad Imbau Umat: Bersiaplah

Penjelasan Hari Kiamat

Bahkan, Anwar Abbas menyebut Nabi Muhammad SAW pun tidak tahu dan tidak diberitahu oleh Allah soal hari kiamat.

Menurutnya, hari kiamat adalah sesuatu yang gaib dan hanya diketahui oleh Allah SWT.

"Jadi dalam hal ini sikap kita yang bagus adalah mari kita urusi apa yang menjadi tugas dan urusan kita dan jangan kita urusi apa yang menjadi urusan Allah. Kiamat itu adalah urusan Allah," jelas dia.

Sejalan dengan Anwar Abbas, Ketua MUI Sumatera Barat Gusrizal Gazahar membenarkan bahwa salah satu tanda hari kiamat adalah munculnya Dukhan.

Menurutnya, dalam menafsirkan Dukhan ini juga beragam.

Di antara ulama ada yang mengatakan asap, ada juga yang mengatakan debu.

Namun, hal yang perlu digarisbawahi adalah tak ada satu pun riwayat shahih yang menentukan kapan waktu kemunculan Dukhan itu.

Mengenai narasi yang beredar di media sosial, Gusrizal mengatakan, hal itu merujuk pada hadist yang menyebutkan adanya shaihah, yaitu dentuman atau gemuruh yang terjadi di pertengahan Ramadhan.

"Hadis itu sudah dibicarakan lama oleh ulama dan sudah dikaji dari sisi ilmu hadis serta telah dibahas oleh seperti Imam Ibn Jauzi, ibn Hibban dan lain-lain," kata Gusrizal saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/5/2020).

Akan tetapi, hadis itu menurut Gusrizal tidak ada asalnya dari Nabi SAW, tapi justru dijadikan sebagai rujukan.

Konsep keimanan

Gusrizal mengatakan, dasar dari prediksi itu sudah tidak benar karena kategori hadisnya adalah dhoif jiddan (sangat lemah).

Bahkan banyak ulama yang menyebutkan hadis itu maudlu' (palsu).

"Jelas dalam perkara keimanan hal seperti itu tidak bisa dijadikan sebagai landasan," jelas dia.

Oleh karena itu, Gusrizal menyebut bahwa narasi yang beredar adalah dua hal yang berbeda.

Pertama yaitu Dukhan yang muncul sebelum Hari Kiamat dan itu adalah benar, tapi tak ada riwayat yang menyebutkan tanggalnya.

Sementara yang kedua adalah riwayat yang menunjukkan pertengahan Ramadhan akan terjadi shoihah, yaitu dentuman atau goncangan.

Ia menegaskan bahwa konsep keimanan pada gaib harus berdasarkan pada Al Quran dan hadis yang sahih.

 Pasien Positif Covid-19 Asal Salawu Tasikmalaya Negatif Hasil Rapid Test, Sempat Obati Orang

Meski narasi itu dimunculkan dengan tujuan untuk mengingatkan umat Islam, Gusrizal mengingatkan agar tidak berlebihan.

"Kalau emang mau mengingatkan, ada batasannya. Ambil riwayat yang sahih, cukup banyak, tak perlu menyerempet dalil-dalil yang palsu, dalil-dalil yang sangat lemah," katanya menutup. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved