Kakek Ini Matanya Katarak, Tinggal Seorang Diri di Gubuk Reyot dan Tak Pernah Dapat Bantuan
Asik (80), kakek asal Kampung Kebon Kopi, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ichsan
Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi, M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Asik (80), kakek asal Kampung Kebon Kopi, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini tinggal seorang diri di sebuah gubuk reyot berukuran sekitar 2 meter persegi.
Gubuk yang dihuninya berdindingkan bilik bambu dan langit-langitnya sudah bolong.
Ia tinggal seorang diri dengan kondisi penglihatan sudah tidak berfungsi, karena mengalami katarak.
Kepada Tribunjabar.id, Asik mengaku, penyakit katarak yang dialaminya sudah hampir 7 tahun lamanya.
Namun, Asik tidak menjelaskan kenapa bisa mengalami katarak.
"Lupa lagi, gak inget, penyakit katarak sudah 7 tahun," ujar Asik, bercucuran air mata.
• ABK Dilarung ke Laut, Menteri Kelautan Angkat Bicara, Kemenhub Pun Jelaskan Soal Hak-hak Keluarga
Asik mengaku, ia tinggal di gubuk kecil di atas tanah anaknya. Ia tidak tinggal bersama anaknya karena kondisi rumah anaknya pun sempit.
"Ada di situ (menunjuk arah depan) rumah anak saya Aep, rumahnya sempit jadi saya tinggal di sini," tuturnya.
Saat air matanya menetes, Asik mengaku pernah berobat untuk kesembuhan penyakit katarak yang dideritanya.
Namun, karena faktor ekonomi, kini ia hanya mampu membeli obat dari warung apabila terasa sakit.
"Dulu pernah berobat sekali, sekarang mah paling obat warung," katanya.
Kakek berusia 80 tahun ini mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Ia juga berharap bisa melakukan operasi untuk kesembuhan matanya yang mengalami katarak.
"Belum pernah dapat bantuan dari pemerintah, kalau yang foto-foto mah pernah ada," ujarnya.
• Utang Puluhan Juta Rupiah di Masa Pandemi, Nelayan Garut Tak Ambil Pusing
Sebelum mengalami katarak, Asik biasa bekerja di sawah milik orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Dulu suka bekerja di sawah milik orang," ujarnya.
Meski ia tinggal di sebuah gubuk yang tidak layak, tetangga Asik tidak mengasingkannya.
Tetanggnya selalu membantu Asik ketika mau berjemur di luar rumah.