Berburu Gurihnya Mi Aci Jelang Berbuka, Bentuknya Sederhana Namun Rasanya Luar Biasa

Berburu gurihnya mi aci menjelang buka puasa. Bentuknya sederhana tapi rasanya luar biasa.

Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin
Mi aci, kuliner khas Cianjur saat berbuka puasa. 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Bentuk penyajian dan proses pembuatannya sangat sederhana.

Tak perlu memakai banyak rempah, cukup bawang putih, kemiri, dan bawang merah yang ditumis lalu masukan bahan utama mi aci dan beri penyedap secukupnya.

Mi aci, namanya sesederhana penampilannya.

Namun di balik penampilan yang sederhana mi aci ternyata memiliki banyak penggemar di Cianjur.

Keberadaannya banyak dicari warga menjelang berbuka puasa.

Pamornya tak kalah dengan kolak pisang atau gorengan bala-bala, gehu, dan tempe mendoan.

Di setiap penjaja kuliner berbuka puasa, mi aci selalu ada. Saat disajikan di atas piring atau mangkuk, biasanya mi aci ditaburi dengan daun seledri.

Rasanya yang gurih kenyal menempel di lidah menjadi daya tarik warga untuk mencari mi aci.

Seorang penjual mi aci di Jalan Halteu, Kecamatan Karangtengah, Ikah (72), mengatakan setiap hari ia membuat mi aci untuk dijual.

Hal tersebut dilakukan karena selalu ada warga yang bertanya apakah ada mi aci atau tidak.

"Tak banyak kalau saya, tapi memang harus ada karena warga selalu bertanya tentang mi aci," ujar Ikah, Kamis (30/4/2020).

Ikah mengatakan, entah siapa yang memulai dipasarkan menjelang berbuka, namun kini keberadaan mi aci banyak dijumpai di Cianjur.

Cara warga menyantap mi aci pun berbeda-beda. Ada yang langsung dimakan ada pula yang ditambah dengan nasi. Tapi meski cara makannya berbeda namun rasanya tetap luar biasa.

Mi aci sudah mendapatkan tempat di hati para pencinta kuliner berbuka puasa. Warga tak akan kesulitan mencari mi aci karena keberadaannya kini sudah ada baik di perkotaan maupun wilayah pedesaan.

Seorang penjual mi aci lainnya, Heni Nuraeni (45), mengatakan setiap hari ia memasak mi aci sebanyak 1,5 kilogram.

Mi aci sebanyak itu kadang sudah habis sebelum waktu berbuka karena dibeli warga.

"Setiap harinya saya memasak 1,5 kilogram mi aci, selalu habis," kata Heni.

Heni mengatakan, mi aci dijual tergantung dari pembeli, mulai dari Rp 3 ribu sampai dengan Rp 20 ribu.

"Kalau untuk sendiri paling Rp 3 ribu, warga yang beli untuk keluarga kadang sampai Rp 20 ribu," katanya.

Heni mengatakan, mi aci menjadi pelengkap kuliner berbuka puasa dagangannya selain dari goreng-gorengan dan lainnya.

Anda Harus Coba, Ini 5 Tips Supaya Kulit Tetap Sehat dan Segar Saat Puasa

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved