Bulan Ramadhan

Supaya Tak Lupa Rakaat Pakai Metode ini, Baca Surat-surat Pendek Al Quran Dibaca saat Shalat Tarawih

Pelaksanaan shalat tarawih jumlah rakaat lebih banyak, terkadang membuat lupa rakaat. Mulai sekarang boleh gunakan motode ini

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Tribunnews
Ilustrasi Seorang sedang shalat 

TRIBUNJABAR.ID - Sebagian umat muslim melaksanakan shalat tarawih di bulan Ramadhan di rumah.

Berbeda dari shalat sunnah biasanya, shalat tarawih lebih banyak rakaatnya.

Ada banyak surat-surat Al Quran yang dibaca saat shalat tarawih.

Oleh karenanya dengan jumlah rakaat yang lebih banyak terkadang membuat Anda lupa rakaat.

Saatnya Dhuha, Ini Bacaan Niat dan Doa Sholat Dhuha, Lengkap dengan Tata Cara dan Keutamaannya

Sebenarnya ada motode supaya tak lupa rakaat saat shalat tarawih.

Yakni membaca surat-surat pendek dengan metode terpola.

Semisal dimulai dari membaca surat Al Ikhlas atau surat An Nas dan Al Falaq.

Kemudian untuk rakaat kedua membaca surat At Takatsur hingga surat Al Lahab.

Seterusnya pola mengikuti urutan surat-surat pendek atau juz amma dalam Al Quran.

Bacaan surat-surat Al Quran yang dibaca saat salat tarawih

Ilustrasi Seorang sedang shalat
Ilustrasi Seorang sedang shalat (Tribunnews)

Pada dasarnya dalam pelaksanaan shalat tarawih dapat bacaan surat apapun dalam Al Quran.

Semua surat dalam Al Quran mengandung pahala pokok.

Dikutip dari tribunkaltim, ada pula sebagian yang membaca satu halaman Al Quran di setiap rakaatnya.

Urutan mulai dari awal surat Al Baqarah hingga surat ke 30 puluh (bagi yang mampu).

Teknis atau metode ini disebut sebagai tajziah (membaca satu juz) di setiap hari pelaksanaan shalat tarawih.

Dilakukannya metode ini supaya di akhir Ramadhan bisa khatam hingga surat An Nas.

Syekh Ibrahim al-Bajuri mengatakan:

وَفِعْلُهَا بِالْقُرْآنِ فِيْ جَمِيْعِ الشَّهْرِ بِأَنْ يَقْرَأَ كُلَّ لَيْلَةٍ جُزْأً أَفْضَلُ مِنْ تَكْرِيْرِ سُوْرَةِ الرَّحْمَنِ أَوْ هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ أَوْ سُوْرَةِ الْإِخْلَاصِ بَعْدَ كُلِّ سُوْرَةٍ مِنَ التَّكَاثُرِ إِلَى الْمَسَدِّ كَمَا اعْتَادَهُ أَهْلُ مِصْرَ

“Dan melaksanakan tarawih di keseluruhan bulan (Ramadhan), dengan membaca satu juz di setiap malam, lebih utama daripada mengulang-ulang Surat ar-Rahman atau Hal Atâ ‘alal Insan atau Surat al-Ikhlas setelah masing-masing surat mulai dari at-Takatsur sampai al-Masad seperti yang ditradisikan penduduk Mesir,” (Syekh Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri ‘Ala Ibni Qasim, juz 1, hal. 260).

Syekh Ibnu Hajar al-Haitami menjelaskan landasan keutamaan tajziah dalam al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra sebagai berikut:

وَقَدْ أَفْتَى ابْنُ عَبْدِ السَّلَامِ وَابْنُ الصَّلَاحِ وَغَيْرُهُمَا بِأَنَّ قِرَاءَةَ الْقَدْرِ الْمُعْتَادِ فِي التَّرَاوِيحِ هُوَ التَّجْزِئَةُ الْمَعْرُوفَةُ بِحَيْثُ يُخْتَمُ الْقُرْآنُ جَمِيعُهُ فِي الشَّهْرِ أَوْلَى مِنْ سُورَةٍ قَصِيرَةٍ وَعَلَّلُوهُ بِأَنَّ السُّنَّةَ الْقِيَامُ فِيهَا بِجَمِيعِ الْقُرْآنِ، وَاقْتَضَاهُ كَلَامُ الْمَجْمُوعِ وَاعْتَمَدَ ذَلِكَ الْإِسْنَوِيُّ وَغَيْرُهُ

“Syekh Ibnu Abdissalam, Syekh Ibnus Shalah, dan lainnya berfatwa bahwa membaca kadar bacaan yang ditradisikan di dalam tarawih yang dikenal dengan tajziah, dengan mengkhatamkan keseluruhan Al-Qur’an di dalam satu bulan, lebih utama daripada membaca surat pendek. Para ulama memberikan alasan bahwa kesunnahan di dalam tarawih adalah membaca keseluruhan Al-Qur’an. Hal ini seperti yang ditunjukan oleh statemennya kitab al-Majmu’, dipegangi pula oleh Imam al-Asnawi dan lainnya,” (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra, juz 1, hal. 184).

Adapun tradisi-tradisi yang berbeda dengan metode tajziah ini, tidak bisa dihukumi makruh, apalagi haram.

Sebab tidak ada larangan khusus dari syariat yang mencegahnya.

Inilah 10 Pahala Berlimpah Mengerjakan Sholat Dhuha di bulan Ramadhan, Wasiat Rasulullah untuk Umat

Doa-doa Dibacakan Setelah Sholat Dhuha Mustajab Dimudahkan Jalan dan Rezki, Berikut Doa Dzikirnya

Hal ini sebagaimana penegasan Syekh Ibnu Hajar tentang tradisi pengulangan Surat al-Ikhlas di setiap rakaat tarawih.

Kata beliau, tradisi tersebut tidak disunnahkan, namun tidak pula dikatakan makruh.

Ulama yang dikenal sangat tajam daya analisisnya tersebut menegaskan dalam himpunan fatwanya sebagai berikut:

تَكْرِيرُ قِرَاءَةِ سُورَةِ الْإِخْلَاصِ أَوْ غَيْرِهَا فِي رَكْعَةٍ أَوْ كُلِّ رَكْعَةٍ مِنْ التَّرَاوِيحِ لَيْسَ بِسُنَّةٍ، وَلَا يُقَالُ: مَكْرُوهٌ عَلَى قَوَاعِدِنَا. لِأَنَّهُ لَمْ يَرِدْ فِيهِ نَهْيٌ مَخْصُوصٌ

“Mengulang-ulang bacaan surat al-Ikhlas atau lainnya di dalam satu rakaat atau setiap rakaat tarawih tidak sunnah, tidak pula dikatakan makruh sesuai kaidah-kaidah kami, sebab di dalamnya tidak ada larangan khusus” (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra, juz 1, hal. 184).

Demikian penjelasan mengenai bacaan Al Quran yang dianjurkan di dalam shalat tarawih.

Banyak ragam “ijtihad” para masyayikh dan kiai dalam memilih bacaan surat shalat tarawih.

Demikian metode diatas hanya saran dan dapat digunakan semampunya dalam melaksanakan shalat tarawih.

Terlebih bagi kalangan masyarakat belum purna hafal surat-surat Al Quran maka dapat membaca surat-surat pendek.

Bacaan niat shalat tarawih

1. Niat salat Tarawih Berjemaah – 2 rakaat

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."

2. Niat Salat Tarawih Sendiri (Munfarid) – 2 rakaat

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatattarowihi rok’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

3. Niat Salat Tarawih sebagai Imam – 2 rakaat

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa

Artinya: “Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”

4. Niat Salat Witir – 1 rakaat

اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى

Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman / imaman) lillaahi ta’alaa

Artinya: “Saya niat salat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum karena Allah ta’alaa.”

5. Niat Salat Witir – 3 rakaat

اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa

Artinya: “Saya berniat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa."

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved