Refleksi Hari Kartini, Yuningsih Minta Setop Perdebatan Membeda-bedakan Perempuan dan Laki-laki

Kesenjangan dan diskriminasi gender masih menjadi persoalan serius di tengah masyarakat.

Editor: Ichsan
istimewa
Refleksi Hari Kartini, Yuningsih Minta Setop Perdebatan Membeda-bedakan Perempuan dan Laki-laki 

TRIBUNJABAR.ID - Kesenjangan dan diskriminasi gender masih menjadi persoalan serius di tengah masyarakat. Hingga kini perbedaan kedudukan perempuan dan laki-laki masih ditemukan, tidak terkecuali dalam kepemimpinan pemerintahan, lembaga negara, maupun perusahaan.

Hal itu disampaikan Ketua Perempuan Bangsa Provinsi Jawa Barat, Hj Yuningsih MM. Menurutnya, dalam hal kepemimpinan, perempuan masih berada di bawah jumlah laki-laki. Penyebab utamanya, apriori masyarakat soal kualitas kepemimpinan perempuan.

Yang lebih parah, lanjut dia, sikap apriori itu ditunjukkan oleh para pemimpin laki-laki, pejabat, serta orang-orang dengan posisi dan kapasitas pendidikan yang lebih tinggi.

Ia kadang merasa aneh, di zaman kini masih saja mempersoalkan kepemimpinan perempuan, apalagi menggunakan dalil dan teori yang sudah tuntas diperdebatkan di tengah masyarakat.

PSBB di Kota Bandung Hari Pertama Belum Ada Sanksi, Kapan Sanksi Diterapkan? Ini Kata Kapolrestabes

Yuningsih menyodorkan Indeks Kesenjangan Gender (IKG) tahun 2017 menunjukan bahwa Indonesia berada pada peringkat 105 dari 188 negara di dunia.

Peringkat tersebut salah satunya dinilai dari kuantitas perempuan di kursi parlemen dan partisipasi angkatan kerja secara formal maupun informal masih sangat sedikit.

Data yang ia miliki, jumlah perempuan sebagai pemimpin dalam birokrasi masih sangat rendah. Mulai dari kepala desa, camat, kepala dinas, kepala bidang dinas, kepala seksi dinas, hingga pimpinan di alat kelengkapan legislatif.

“Budaya patriarkhi saya lihat masih kental di masyarakat kita. Masih saja ada anggapan perempuan hanya boleh berada ruang domestik seperti urusan dalam internal rumah tangga,” kata anggota DPRD Provinsi Jawa Barat itu dalam rilisnya, Kamis (22/4/2020).

Yuningsih mengatakan, pembedaan fungsi dan peran laki-laki dan perempuan bukan ditentukan perbedaan biologis atau kodrat, tetapi oleh kedudukan, fungsi, dan peranannya dalam berbagai dimensi kehidupan.

Kumpulan Gambar Ucapan Selamat Puasa Ramadan 2020, Bisa Dikirim ke Orang Terdekat via WhatsApp

Menurut Yuningsih, yang tidak disadari kaum laki-laki atau masyarakat pada umumnya, perempuan sebenarnya memiliki keunggulan potensi natural sepertu sensitif, intuitif, empati, merawat, bekerjasama, dan akomodatif.

Potensi-potensi natural itu sesunggunya menjadi penentu efektivitas perempuan dalam kerja-kerja institusional, organisasi, kedinasan, dan lainnya.

“Karena itu kembali kami tegaskan bahwa isu tentang perempuan hari-hari ini sudah tidak menarik untuk jadi bahan perdebatan. Kami menyayangkan bila masih ada pihak-pihak yang mempersoalkan serta mempertentangkan peran dan kepemimpinan perempuan,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved