Menjelang Ramadan Seharusnya Panen, Peternak Ayam di Ciamis Menjerit karena Harga Justru Menukik
Tidak hanya di Ciamis, tetapi juga di Jabar bahkan secara nasional kondisinya sama.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Sempat naik sampai Rp 15 ribu per kilogram pada pekan lalu, harga ayam ras pedaging jenis broiler (Br) di tingkat peternak di Ciamis kembali meredup sejak Senin (20/4/2020). Harganya jatuh di kisaran Rp 11 ribu hingga Rp 12 per kilogram.
Semakin jauh dari biaya pokok produksi (BPP) yakni masih di kisaran Rp 18.500 hingga Rp 19 ribu per kilogram.
“Kondisi akan semakin parah, karena Bandung Raya juga segera PSBB. Pasar-pasar lumpuh. Sejak kemarin harga ayam Br di peternak di Ciamis sudah turun jadi Rp 11. ribu per kilogram. Bila besok Bandung Raya PSBB, harga (ayam Br) akan semakin anjlok,” ujar Sekjen Perkumpulan Peternak Ayam Priangan (P2AP), Kuswara Suwarman, kepada Tribun, Selasa (21/4/2020).
Selama ini kawasan Jabodetabek dan Bandung merupakan pasar utama ayam pedaging dari Ciamis. Sekitar 2,5 juta ekor ayam pedaging (baik Br maupun layer jantan) yang panen di Ciamis tiap minggu, 75 persen untuk memasok kebutuhan pasar di Jabodetabek dan Bandung.
Namun sejak Jabodetabek terhempas karena pandemi Covid-19, ayam-ayam dari Ciamis tidak terserap. Pasar Jabodetabek lumpuh. Terlebih sejak Jakarta dan sekitarnya menerapkan PSBB, jutaan ekor ayam pedaging tertahan di kandang di Ciamis.
Kondisi tersebut semakin sulit ketika Bandung Raya sebagai daerah zona merah juga menerapkan PSBB, mulai Rabu (22/4/2020) ini.
“Ketika Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Bandung Barat, bahkan Sumedang menerapkan PSBB, hampir dipastikan harga ayam akan semakin anjlok. Pasar semakin melemah. Pedagang memilih mudik tak berjualan. Mereka enggan berjualan. Lantas ayam yang ada di kandang peternak mau dikemanakan?” katanya.
Padahal dalam kondisi normal, seminggu menjelang masuknya bulan puasa merupakan saatnya para peternak panen. Harga ayam naik, permintaan ayam naik tajam terutama untuk munggahan.
Namun sekarang semuanya berobah total, sengatan pandemi Covid-19 menyambar harapan para peternak. Energi negatif imbas Covid-19 membuat harga ayam jatuh anjlok terus-menerus, tersungkur ke titik terendah.
Dalam bulan ini peternak di Ciamis mengalami kerugian sekitar Rp 52 miliar.
Menurut Kuswara yang juga pengelola Peternakan Tanjung Mulya Grup Panumbangan Ciamis tersebut, harga ayam di tingkat peternak menjelang masuknya bulan puasa ini semakin memburuk.
“Tidak hanya di Ciamis, tetapi juga di Jabar bahkan secara nasional kondisinya sama,” ujar Kuswara.
Kondisi di kawasan Cirebon, indramayu, Majalengka, dan Kuningan juga sama. Harga ayam Br di tingkat peternak di kisaran Rp 11 ribu hingga 12 ribu per kilogram.
Di Sukabumi dan Cianjur berada di kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram, kondisi yang sama terjadi juga di Karawang, Bekasi, Subang, dan Purwakarta.
Di Garut, Sumedang, dan Bandung sedikit lebih baik yakni di kisaran Rp 11 ribu sampai Rp 13 ribu per kilogram ayam Br hidup di kandang peternak.
Sementara di Jateng-DIY Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram. Di Jawa Timur rata-rata di kisaran Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram. (*)