Berbeda dengan Data Kemenkes, IDI Sebut Angka Kematian di Indonesia Lebih dari 1000 kasus
Data tersebut didapat berdasarkan laporan langsung rumah sakit kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ia menegaskan, apabila test Covid-19 dilakukan dengan cepat, maka kematian PDP dapat diketahui penyebabnya.
Banyaknya kasus PDP yang meninggal dan belum diketahui hasil tesnya, Daeng menilai hal tersebut bisa menjadi masalah yang besar.
• Wabup Kuningan Tegaskan Minta Warga Untuk Ikut Anjuran Pemerintah Gunakan Masker dan Cuci Tangan
Hal itu yang menutnya perlu mendapatkan jawaban dan dicarikan akar permasalahannya.
"Agar tidak menjadi fenomena gunung es," kata Daeng.
Tak hanya soal angka kematian, Daeng juga menyebut bahwa kasus positif corona di Indonesia masih berpotensi akan meningkat lebih besar lagi.
Dia bahkan menyebut, bahwa data yang diupdate setiap harinya oleh pemerintah bisa jadi adalah data satu atau dua minggu yang lalu.
• 4 Kecamatan di Majalengka Dibekali Ribuan Masker oleh Pemda Majalengka, Untuk Pencegahan Covid-19
Sebab antara waktu pengetesan, proses dan pengumuman hasilnya bisa memakan waktu satu minggu.
Sehingga konteks pernyataanya terkait jumlah pasien meninggal terkait corona yang mencapai 1.000 itu juga berkaitan dengan jumlah tes yang sedikit dan waktunya yang lama.
Karena itu pihaknya mendorong agar tes virus corona di Indonesia dipercepat dan diperluas.
Daeng mengungkapkan, dengan tes yang dipercepat dan diperluas maka penemuan kasus akan semakin cepat dan tepat. Selain untuk menghindari fenomena gunung es yang ia sebut tadi.
• Seorang Remaja asal Palabuhanratu Sukabumi Dilaporkan Hilang di Sungai Cimandiri
"Yang ditemukan sekian, tetapi sebenarnya yang aslinya lebih besar dari itu," kata Daeng.
"Saya sebenarnya menekankan pesan dari Presiden Jokowi untuk mempercepat tes itu tadi karena angka positif atau kematian akan lebih besar bila itu dilakukan," ujarnya.
• Berhenti Bukan Jawaban: Social Sellers Bandung yang Gerakkan Roda Ekonomi di Tengah Pandemi COVID-19