Persib Bandung
Jalan Berliku Dedi Kusnandar ke Persib Bandung Hingga Memori Terindah di Liga 1 2020
Jalan terjal dan berliku ditempuh Dedi Kusnandar untuk menjadi pesepak bola profesional, hingga ke Persib Bandung.
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Dalam laga itu, Dedi "memaksa" bek Arema, Syaiful Indra Cahya, membuat pelanggaran di dalam kotak penalti sendiri.
Alhasil, Persib Bandung mendapat hadiah penalti dan dikonversi menjadi gol oleh striker Wander Luiz.
Gol dari titik putih yang bermula dari aksi Dado tersebut sekaligus mengakhiri "kutukan" di Stadion Kanjuruhan.
Persib merayakan kemenangan di markas Singo Edan setelah usaha selama 11 tahun.
Jalan Kaki dari Jatinangor ke Bandung
Jalan terjal dan berliku ditempuh Dedi Kusnandar untuk menjadi pesepak bola profesional, hingga ke Persib Bandung.
Mantan pemain Pelita Jaya dan Arema FC itu meniti karir di Sekolah Sepakbola (SSB) UNI di Kota Bandung.
Di sana, perjuangan besarnya sudah dimulai. Selesai latihan, Dado harus berjalan kaki dari lokasi latihan ke Jatinangor, Sumedang, sekira 22 kilometer
"Saat usia 11 tahun momen yang tak terlupakan. Jalan kaki dari Bandung ke Jatinangor karena tidak ada ongkos harus jalan kaki, sampai rumah sore hari," kata Dedi Kusnandar.
• Wander Luiz Sudah Terima Hasil Tes Covid-19, Dokter Tim Persib Rafi Ungkap hingga Soal Statusnya
Kegigihan membawa pemain kelahiran 23 Juli 1991 itu ke tim Persib junior.
Ia lalu berkostum Pelita Jaya U-21 dan mengangkat juara ISL U-21 musim 2008-2009.
Selain menjuarai, Dedi Kusnandar pun dinobatkan menjadi pemain terbaik.
Sempat dipromosi ke tim senior, Dado lalu berkostum Arema dan Persebaya.
Dado baru kembali ke Persib pada awal 2015 lalu ke Sabah FA semusim berselang.
Selama tiga musim terakhir, ia menjadi bagian dari tim impian masa kecilnya.
"Awalnya berat tapi dinikmati saja. Mimpi dan harapan membuat saya tetap berusaha keras. Semoga mimpi bawa Persib juara dapat saya wujudkan," ujarnya. (syarif pulloh anwar)