Kisah Relawan Covid-19 yang Viral, Keluar dari Klinik Kecantikan, Pesan Orangtuanya Bikin Baper

Dayantri Azhari (27) warga kampung Cikadu, RT 04/01, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ichsan
istimewa
Dayantri Azhari 

Laporan Reporter Tribun Jabar M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Dayantri Azhari (27) warga kampung Cikadu, RT 04/01, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, membuat viral dunia maya.

Ia tiba-tiba mengunggah sebuah tulisan disertai foto dirinya saat bertugas menjadi perawat pasien Covid-19 di sebuah grup media sosial facebook.

"Bismillah sudah hari ke-13 saya berada di RS Darurat Covid 19 Wisma Atlit Jakarta.. Semoga kota tercintaku warga²nya sehat selalu dan semoga wabah ini segera berakhir~ Saya sudah rindu pantai, senja dan ombak disana. Saya sudah rindu makanan khas sana..
Dan saya sudah rindu dengan orang² terdekat saya . Tapi apa daya panggilan jiwa untuk menolong sesama lebih besar, mohon doanya untuk saya dan pejuang² covid lainnya agar diberikan kesehatan dan bisa pulang dengan wajah bahagia dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga. Salam Rindu dari salah satu pejuang Garda Depan," tulis Dayantri.

Pandemi Covid-19, Nick Kuipers Memilih Tetap Tinggal di Bandung, Enggan ke Belanda, Ini Alasannya

Sontak statusnya tersebut menyita banyak perhatian netizen, banyak netizen yang berkomentar mendoakan dan menyemangati Dayantri saat bertugas melawan Covid-19.

Saat dihubungi melalui pesan singkat, Dayantri mengaku ia menjadi seorang relawan yang merawat pasien terpapar virus corona di rumah sakit darurat wisma atlet Jakarta.

Sebelum menjadi relawan, Ia pernah bekerja di RSUD Palabuhanratu sebagai perawat pelaksana ruang anak sejak Mei 2016 hingga Agustus 2018.

Dayantri berpindah tugas di salah satu klinik kecantikan Erhaskin mulai dari Desember 2018 sampai Desember 2019 juga sebagai perawat, setelah itu ia pindah ke klinik Nirwana.

Mau Bikin Dalgona Coffee tapi Takut Gagal? Tenang, Ikuti Panduan Berikut Ini dari Ahlinya

Dayantri Azhari 2
Dayantri Azhari 2 (istimewa)

Dayantri menceritakan, awal mula menjadi seorang perawat gegara melihat seorang mantri di kampungnya, yang suka melihat mantri tersebut bekerja menggunakan baju serba putih.

"Awalnya aku milih jadi perawat pertamanya karena waktu itu, jujur ya seneng aja ngeliat orang pake baju putih-putih, dari asalnya iseng malah jatuh hati sama profesi aku ini dan aku terinspirasi juga dari mantri di kampung Cikadu yang sekarang kerja di rumah sakit, dulu aku kalau sakit belum dipegang dia ga mau sembuh," terangnya.

Dayantri mengatakan ia bisa menjadi relawan di wisma atlet sejak 30 Maret 2020. Ia mendaftar menjadi relawan setelah melihat postingan instagram tentang pendaftaran relawan Covid-19 dan memilih keluar dari pekerjaan sebelumnya.

"Saya masuk kesini menjadi relawan dari  30 Maret 2020, setelah melihat postingan di instagram tentang pendaftaran relawan, saya langsung daftar gak tau kenapa pengen aja bergabung jadi team Covid-19, dan memutuskan resign di tempat kerja di klinik kecantikan," ucapnya.

"Buat tugas di sini itu harus ada surat izin orang tua dulu, orangtua saya bilang kalau untuk nolong orang dan untuk amal ibadah berangkat aja gak apa-apa, tapi kalau untuk cari uang gak usah berangkat, gitu kata orangtua saya," kata Dayantri.

Hasil Survei, 50 Persen Anak Bosan Belajar di Rumah, Pemerintah Harus Lebih Kreatif

Dayantri mengaku sedih, ketika ia mendengar kabar jenazah perawat Covid-19 mendapatkan penolakan warga saat akan dikuburkan. Padahal perawat tersebut sudah mengorbankan waktu bahkan nyawanya untuk menolong orang lain.

"Saat di sini aku menangis, kemarin lihat rekan sejawat aku ditolak jenazahnya karena aku disini ngerasain berjuangnya itu gimana. Tapi kalau misalnya bukan kita siapa lagi, risiko besar tapi itu sudah menjadi tugas kita Insya allah, Allah melindungi itu prinsip aku begitu," ucap Dayantri menahan sedih.

Dayantri mengaku tidak memikirkan uang sepeserpun, karena ia hanya ingin menolong orang dengan menjadi relawan Covid-19.

"Aku gak mikirin digaji dan apa aja yang didapat, ini mah jujur ingin menolong dan panggilan jiwa. Disini senang bisa dapat teman-teman baru dari seluruh Indonesia, dengan berbagai karakter dan juga kebiasaan masing-masing bisa menolong orang lain yang membutuhkan karena pasien disini kan rata-rata mandiri, ya kadang mereka butuh penyemangat di sampingnya itu, kita kalau lihat pasien senyum itu wah bahagia sekali, apalagi kalo ada pasien sampai mendoakan dan bilang suster jangan lupa sama saya, nah itu sesuatu sekali bahagianya buat aku," tuturnya.

Dayantri berharap, warga Kabupaten Sukabumi bisa mengerti tentang karantina wilayah, saat akan beraktivitas keluar rumah jangan lupa gunakan masker.

Jaga jarak 1 meter, serta mencuci tangan memakai sabun sebelum dan sesudah beraktivitas baik didalam maupun diluar rumah.

UPDATE VIRUS CORONA PIKOBAR JABAR SELASA 14 APRIL, Meninggal 52 Orang, Total Positif Corona 540

"Kalau ada pendatang warga Sukabumi yang pulang kampung dari daerah zona merah, diharap bisa isolasi mandiri di rumah dan memberitahukan kepada pihak yang sudah ditunjuk jangan sampai berbohong, dan satu hal lagi terus berpikiran positif dan semangat. Kemarin ada pasien aku jaga, dia sembuh dan pulang terus dia bilang makasih itu bahagia banget lebih dari apapun bahagianya," ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved