Terpopuler
Suara Dentuman Keras Juga Pernah Terdengar di Jawa Barat pada 2018, Sumber Suara sudah Diketahui
Warga di Jakarta, Bogor, Depok, dan sekitarnya heboh lantaran terdengar suara dentuman keras, Sabtu (11/4/2020) dini hari.
TRIBUNJABAR.ID - Warga di Jakarta, Bogor, Depok, dan sekitarnya heboh lantaran terdengar suara dentuman keras, Sabtu (11/4/2020) dini hari.
Mengenai suara dentuman keras juga ternyata pernah terjadi pada 2018 dan membuat geger warga Jawa Barat.
Saat itu, banyak warga melaporkan, suara dentuman misterius itu terdengar jelas di wilayah Bandung, Cianjur, Karawang, Purwakarta, hingga Sukabumi.
Bahkan, suara tersebut terdengar pula hingga Sumatera Selatan.
Warga Cianjur selatan misalnya, dikagetkan dengan suara dentuman misterius yang terjadi beberapa kali pada Selasa (25/12/2018) dini hari.
Suara dentuman misterius tersebut terdengar di beberapa kecamatan seperti Cidaun, Naringgul, dan Pagelaran.
Dikabarkan, suara dentuman misterius sampai menggetarkan kaca rumah warga.
Karena bingung dengan suara dentuman, alhasil warga banyak yang menumpahkan pertanyaannya di media sosial.
• Misteri Sumber Suara Dentuman Dini Hari Tadi, Hebohkan Warga Jakarta, BMKG Beri Penjelasan Begini
Seorang warga Cianjur selatan, Buron, mengatakan, bahwa suara dentuman memang menghebohkan warga Cianjur sejak pagi sampai siang.
Namun mereka masih kebingungan dengan sumber suara tersebut dari mana.
Banyak yang khawatir juga karena bencana tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung.
"Ada yang bilang itu suara latihan TNI, belum jelas juga dari mana suara itu berasal," kata Nuron.
Asep Suryaman (54) seorang warga Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, mengatakan, ia juga sama mendengar suara dentuman yang mirip suara meriam.

"Saya juga sama mendengar adanya suara dentuman itu tadi malam sekitar pujul 01.00 dinihari, banyak yang bilang itu suara dentuman dari lokasi latihan TNI, padahal kalau latihan TNI AD dari Kostrad sudah selesai dan penutupannya pada hari Sabtu dan Minggu," katanya.
Muncul dugaan, dentuman tersebut berasal dari uji coba roket di Pameungpeuk Garut.
LAPAN memang mengujicoba roket RX-1220 di Pameungpeuk, Garut, Minggu (23/12/2018).
Menanggapi dugaan tersebut, Kepala Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN Garut, Bambang Suhandi, menjelaskan bahwa kedua hal tersebut tidak berhubungan.
• Sutradara Joko Anwar Juga Dengar Suara Dentuman Misterius Dini Hari Tadi, Ini Katanya
"Terkait dentuman itu, sepertinya tidak ada hubungannya dengan uji coba roket," ujarnya ketika dihubungi Tribun Jabar, Selasa (25/12/2018).
Hal itu dikarenakan adanya perbedaan waktu antara dentuman misterius dengan uji coba roket.
"Karena kami uji coba tanggal 23 Desember dan tanggal 27. Intinya dengan uji oba roket di Pameungpeuk tidak mungkin," ujarnya.
Hingga akhirnya, terjawab sudah teka-teki asal suara dentuman misterius di langit.
Dikutip TribunJabar.id dari Tribun Lampung, berdasarkan pantauan pos pengamat Gunung Anak Krakatau di Lampung. suara dentuman misterius itu akibat erupsi Gunung Anak Krakatau yang terbawa angin.

Adapun suara dentuman menjadi keras lantaran terbawa angin dan diduga kuat bercampur dengan petir dan hujan.
"Kalau memang di Palembang tak ada gunung, dipastikan terbawa oleh angin yang bercampur dengan petir. Karena memang saat ini angin sedang mengarah ke timur," ujar Kepala Pos Pemantau Gunung Krakatau Suwarno.
Ia menerangkan, letusan yang dihasilkan oleh Gunung Anak Krakatau sudah berlangsung sejak bulan Mei lalu sampai saat ini masih sering mengeluarkan erupsi.
Suwarno menyebut intensitas suara dentuman itu dari 30 detik hingga 1 menit tapi jika sedang lama letusannya paling lama yang tercatat hingga dua menit.
• Suara Dentuman Misterius yang Didengar Warga Jabodetabek Dipastikan Bukan Gunung Anak Krakatau
"Sering meletusnya sejak Mei lalu, paling lama durasinya sampai dua menit. Masalah skala richter tidak bisa ditentukan karena ranahnya BMKG," kata.
Hal ini juga diamini oleh BMKG, suara dentuman tersebut disebut berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono turut menyatakan bahwa suara tersebut berasal dari erupsi gunung yang menyebabkan tsunami di Selat Sunda.
“Kepastian bahwa sumber dentuman yang akhir-akhir ini beberapa kali terdengar oleh warga Banten, Lampung dan Sumatra Selatan ternyata bersumber dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh petugas Pos Pemantau Gunung Krakatau,” ujar Daryono dalam keterangannya yang diterima Kompas.com pada Kamis (27/12/2018). (TribunJabar.id/Ferri Amiril M dan Firman Wijaksana; Tribun Lampung; Kompas.com)

Dentuman Dini Hari Tadi
Berdasarkan laporan berita Tribunnews.com, di kawasan Citayam, Kabupaten Bogor, suara dentuman tersebut terdengar berkali-kali dengan jeda sekitar 15 hingga 20 detik.
Eko, salah seorang warga di Citayam juga mengira suara itu bersumber dari proyek konstruksi.
"Saya dengar dentuman berkali-kali, saya kira ada proyek pasang paku bumi di sekitar daerah sini," kata Eko.
Tak hanya Eko, Ikhwan Arief yang tinggal di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan juga mendengar suara yang sama.
Dia malah mengira suara tersebut berasal dari tetangganya.
"Saya kira tetangga mukul-mukul dinding," katanya.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM belum bisa memastikan suara dentuman yang bikin geger itu.
• Ada Suara Dentuman Misterius Berkali-kali Dini Hari Tadi, Ramai di Medsos Pagi Ini
Kepala Bidang Gunung Api PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, suara dentuman tersebut kemungkinan bukan berasa dari letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
"Saya kira bukan (karena Gunung Anak Krakatau). Itu terlalu jauh," kata Hendra dalam wawancaranya di Radio Elshinta, dikutip oleh Tribunnews.com, Sabtu (11/4/2020).
Gunung Anak Krakatau memang sempat mengalami erupsi sejak Jumat (10/4/2020) malam.
Akun resmi PVMBG di Instagram @pvmbg_kesdm menginformasikan, Gunung Anak Krakatau memang sempat erupsi pada Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 22.35 WIB.
"Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Jumat, 10 April 2020, pukul 22:35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 500 m di atas permukaan laut)."
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara."

"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 2284 detik."
"Rekomendasi:
Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah," tulisnya.
Sementara petugas di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di dekat Pantai Carita justru tak mendengar ada suara dentuman.
Ia malah heran kalau suara dentuman terdengar sampai Depok dan Bogor.
"Secara instrumental tekanannya tidak terlalu besar, sehingga wajar jika tidak terjadi dentuman di pos pengamatan di Pantai Carita. Jadi aneh juga kalau terdengar sampai Depok dan Bogor karena yang dekat saja enggak kedengaran," katanya.