Jumlah Sampah Masker Meningkat di Kota Sukabumi, Begini Cara Membuangnya yang Benar

Masker bekas pakai sebaiknya tidak disimpan di tempat pembuangan sementara (TPS). Jika disimpan harus memperhatikan aspek safety atau keamanan.

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Giri
WARTA KOTA/Nur Icshan
Ilustrasi 

Laporan Kontributor Kota Sukabumi, Fauzi Noviandi

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Jumlah sampah medis terutama masker di Kota Sukabumi terus meningkat. Hal itu sejalan mewabahnya Covid-19 yang disebabkan virus corona.

"Semenjak dalam penaganan wabah Covid-19 di wilayah Kota Sukabumi, berdasarkan hasil sampling di beberapa TPS. terdapat sampah masker yang terkonfirmasi sekitar 0,01 persen dari volume sampah yang ada," kata Kepala Bidang Pelayanan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Eneng Rahmi, saat dihubungi melaui sambungan telepon, Senin (6/4/2020).

Ia mengungkapkan masker bekas pakai sebaiknya tidak disimpan di tempat pembuangan sementara (TPS). Jika disimpan harus memperhatikan aspek safety atau keamanan.

"Ada beberapa cara aman untuk membuang sampah masker. Di antaranya lipat masker sehingga kuman atau droplet ada di bagian dalam dilipat. Selain itu juga desinfeksi masker dengan disinfektan dan merusak masker dengan cara menggunting tali dan tutupnya. Terakhir, buang pada tempat tahan air dan tertutup serta berikan tanda infeksius," katanya.

Pihaknya mengimbau masyrakat yang akan membuang sampah, terutama sampah medis, harus melakukan proses keamanan dari sampah medis tersebut agar tidak menyebar ke warga lainnya.

Pemprov Gerakkan Pencegahan Covid-19 di Gugus Desa, Libatkan Banyak Unsur hingga RT

Deal, Pemkot Bandung Siapkan Rp 298 Miliar untuk Percepatan Pengentasan dari Virus Corona

Bukan cuma sampah masker, lanjut Eneng, sampah rumah tangga pun meningkat sekitar 30 persen. Hal itu dipengaruhi akibat masa belajar di rumah dan penerapan flexible working arrangement (FWA) di lingkup Pemkot Sukabumi.

''Selama WFH (work from home), produksi sampah harian dapat mencapai 175 ribu ton per hari. Padahal sebelumnya hanya mencapai sekutar 122 ribu ton per hari," jelas dia. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved