Penampakan Rumah Hengky Kurniawan di Jakarta, Ikhlas Digunakan Buat Tenaga Medis yang Tangani Corona
Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat atau KBB Hengky Kurniawan menunjukkan kemurahan hatinya.
TRIBUNJABAR.ID - Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat atau KBB Hengky Kurniawan menunjukkan kemurahan hatinya.
Ia ikhlas meminjamkan rumah mewahnya yang berada di Jakarta untuk para tenaga medis.
Seperti diketahui, kini Indonesia tengah dilanda wabah virus corona atau Covid-19.
DKI Jakarta pun menjadi zona merah atas penyebaran virus corona tersebut.
Hingga kini, banyak pasien Covid-29 hingga pasien dalam pengawasan atau PDP yang ditangani tenaga medis di sejumlah rumah sakit di Jakarta.
Terkait hal ini, Hengky Kurniawan pun menyampaikan pesan untuk Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan pesan ini untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan direktur rumah sakit yang berada di Jakarta Selatan.
Ia menyebut, rumahnya yang berada di kawasan Pejaten Barat bisa digunakan sebagai tempat istirahat untuk para tenaga medis atau relawan yang menagani Covid-19.
Kemudian, Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat atau KBB itu menuliskan kontak jika rumahnya akan dipakai.
Hal ini disampaikan Hengky Kurniawan melalui akun Instagram.
• PDIP akan Beri Kejutan Politik terkait Jabatan Hengky Kurniawan di Partai
Ia juga mengunggah foto rumah mewahnya.
Berikut ini isi postingannya.
"Assalamualaikum wr. wb....
Kepada Bapak Presiden @jokowi,
Bapak Gubernur @aniesbaswedan ,
Bapak/ Ibu Direktur Rumah Sakit di Jakarta Selatan
bila diperlukan, rumah Saya di Jakarta ( Pejaten Barat ) bisa dipergunakan
untuk tempat peristirahatan dokter dan tenaga medis atau relawan sebagai garda terdepan melawan covid-19.
Lokasi rumah yang berdekatan dengan beberapa RS di Jakarta Selatan
semoga bisa memberikan manfaat untuk situasi saat ini. Haturnuhun
#kitapastimenang #solidaritasmelawancorona ( CP. Obby 08111800750 )."
Masa Lalu Hengky Kurniawan
Perjalanan hidup Hengky Kurniawan berawal dari anak yang lahir dari keluarga sederhana hingga menjadi seorang politisi.
Pria kelahiran 21 Oktober 1982 itu mengakui bukan lahir dari keluarga mampu.
Saat kecil, ayah Hengky, Leo Medhi Purwanto bekerja sebagai sopir angkot.
Ia bersama orangtua dan empat kakaknya tinggal di rumah sederhana warisan sang nenek.
Rumah itu hanya memiliki dua kamar. Jadi saat malam tiba, sebagian tidur di kamar, sebagian lagi di ruang tengah.
Karena keterbatasan ekonomi pula, keluarga ini jarang membeli barang, termasuk baju.
Makanya baju-baju yang dipakai Hengky saat kecil merupakan baju turunan dari kakak-kakaknya.
• Tinjau Proyek Pramestha Resort, Wabup KBB Hengky Kurniawan: Seram Bangunan di Lokasi Seperti Ini
“Apalagi mainan. Sampai nangis-nangis pun tidak akan dibelikan karena nggak ada uang,” ucapnya di Bandung, dikutip dari Kompas.com.
Untuk membantu sang ayah, kakak Hengky yang pertama dan kedua pun bergantian menjadi kernet.
Ia sendiri belum bisa membantu, karena saat itu masih kecil.
Beberapa tahun kemudian, ayah Hengky Kurniawan tak lagi menjadi sopir angkot.
Ia memilih menjadi pemasok makanan ringan dengan mengambil barang dari pasar kemudian dijual ke warung-warung.
“Saat itu sudah kelas 1 SD. Kalau di rumah ada stok barang, saya suka bawa chiki dan permen ke sekolah. Lalu saya jualan di sana dan margin keuntungannya buat saya,” tuturnya.
Selain makanan ringan dan permen, Hengky juga berjualan es sirup.
Es itu ia buat bersama kakak-kakaknya dan dijual di sekolah hingga kelas 6 SD.
Memasuki SMP, pria kelahiran Blitar, 21 Oktober 1982 ini mengganti barang dagangan.
Saat itu ia lebih suka membuat stiker kemudian dijual ke teman-teman kelasnya.
Untuk menambah pemasukan, Hengky menjadi pemulung.
Namun, bukan pemulung keliling, Hengky memungut sampah di gedung serbaguna depan rumahnya.
“Rumah saya dekat Gedung Pemuda, gedung serbaguna yang besar. Dalam seminggu suka ada tiga kali acara. Apalagi pas weekend banyak orang berada menikah di sana,” ucapnya.
Sampah yang dikumpulkan Hengky seperti kardus dan gelas air mineral.
Kemudian, sampah itu dijual Hengky Kurniawan.
Memasuki SMA, pekerjaan Hengky bertambah seiring bisnis barunya sang ayah menjadi agen oli motor.
Setiap hari, ia mengendarai pikap untuk memasukkan oli ke warung-warung.
Dus oli itu tidak diturunkan di warung, tapi dikumpulkan Hengky dan dijual. Hasilnya sekitar Rp 150.000 per bulan, uang yang cukup besar di tahun 1998.
Hasil dari penjualan dus-dus itu, ia jadikan modal untuk menyuplai alat tulis kantor (ATK) ke koperasi sekolahnya.
“Sejak kecil ayah mengajarkan disiplin, bagaimana bertahan hidup,” ungkap suami Sonya Fatmala ini menjelaskan.
Lulus SMA, Hengky Kurniawan merantau ke Jakarta dari Blitar.
Ia bercita-cita untuk kuliah dan menjadi duta besar.
Tabungan hasil penjualan kardus digunakan untuk dana ke Jakarta.
Di Jakarta, Hengky mengambil kuliah jurusan politik. Ia pun bertahan hidup dengan menjadi cady golf, sopir, numpang makan sana-sini.
Sebab di Jakarta ia tidak memiliki saudara. Hingga suatu hari pada tahun 2002, ia mengantarkan pacarnya yang merupakan seorang model untuk casting.
Ternyata ia pun diminta untuk sekalian ikutan casting. Hingga akhirnya di salah satu production house (PH) ia diterima jadi bintang iklan kemudian merambah ke sinetron di Multivision Plus.
Lewat perannya sebagai Ardi dalam film “Buruan Cium Gue” tahun 2004, nama Hengky pun melejit.
Setelah 10 tahun di dunia entertainment, ia pun mulai membuat PH patungan dengan sejumlah artis seperti Angel Karamoy, Raffi Ahmad, Lucky Hakim, dan Irwansyah. Mereka memproduksi FTV untuk sejumlah TV.
Kini, Hengky Kurniawan terjun ke dunia politik menjadi Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat.