Banyak Sampel yang Harus Diuji, Sampel Swab Mengantre di Labkesda Jabar
Saat ini, Labkesda Jabar memiliki tiga alat PCR dengan proses ekstraksi sampel yang dilakukan secara manual.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Keterbatasan alat polymerase chain reaction (PCR) sebagai pendeteksi virus corona Covid-19 paling akurat di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat menyebabkan antrean panjang sampel swab pasien yang akan diuji.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani, mengatakan Labkesda Jabar sendiri memiliki kapasitas pemeriksaan hingga 94 sampel swab pasien dalam sehari. Sementara itu, terdapat puluhan hingga ratusan sampel masuk ke Labkesda Jabar dalam sehari.
Saat ini, katanya, Labkesda Jabar memiliki tiga alat PCR dengan proses ekstraksi sampel yang dilakukan secara manual.
Namun dalam waktu dekat, Labkesda Jabar akan mendapat tambahan alat PCR sebanyak dua unit dan dua mesin ekstraksi yang dapat membantu tenaga kesehatan.
• Adad Hampir Menangis Mengenang Rumahnya yang Ambruk, Kini Berganti Beton Kokoh
"Bukan karena sumber daya manusianya, tapi karena mesin yang baru kita beli masih belum tiba di Labkesda Jabar. Mudah-mudahan mulai besok sudah ada mesin PCR yang baru," kata Berli melalui ponsel, Selasa (31/3).
Berli mengatakan dengan adanya jumlah sampel yang sampai ratusan, para pekerja laboratorium sudah menggunakan sistem shift dan ditambah tenaga medis dan non-medis lainnya.
Dengan demikian, mesin ini dapat memproses sampai 98 sampel. Dalam waktu 24 jam, maksimal dilakukan sebanyak tiga kali pengujian.
• Cegah Corona Meluas, AMSI Jabar Dorong Seluruh Pemda Lakukan Rapid Test Bagi Awak Media
Penanggung Jawab Labkesda Jabar Ryan B Ristandi mengatakan sudah ada empat klaster yang diperiksa karena diduga menjadi pusat penyebaran Covid-19 di Jawa Barat. Pemeriksaan kepada empat klaster ini dilakukan dengan swab test maupun rapid test.
“Idealnya hasil sudah keluar dalam waktu lima jam. Tapi sekarang sudah ada 300-an sampel yang mengantre. Jadi kami harus memprioritaskan sampel mana yang harus duluan keluar hasilnya,” katanya.
Pada pengujian swab test klaster GBI saja, katanya, ada enam petugas Labkesda Jabar yang diturunkan, terdiri dari dokter spesialis, analis senior, dan petugas administrasi. Saat ini Labkesda memiliki sekitar 40 tenaga medis dan 40 analis yang bekerja di laboratorium.
• Masih Banyak Masyarakat Indramayu yang Berkerumun, Plt Bupati Indramayu Minta Maaf
“Selama ini fenomena bottleneck-nya saat ekstraksi, karena masih manual. Tapi dengan ada bantuan dua mesin ekstraksi, proses akan lebih cepat,” kata Ryan.
Selama wabah Covid-19, para petugas Labkesda Jabar bekerja penuh dengan standar operasional prosedur seperti di rumah sakit. Termasuk untuk menjamin keselamatan para pengujinya.
• Heboh Pria Tergeletak di Jalan Jakarta Bandung, Akhirnya Dilarikan ke RSHS