Terpopuler

Terkuak Fakta Baru Kasus Pembunuhan ABG di Tasik, Delis Sempat Kabur, tapi Ayahnya Tak Beri Ampun

Delis dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri, BR (45) di rumah kosong dekat dengan tempat kerja BR di Jalan Laswi.

Editor: Yongky Yulius
Tribun Jabar/Firman Suryaman
Lokasi BR memasukkan jasad Delis di depan SMP Negeri 6, Kota Tasikmalaya, Jalan Cilembang, adalah tempat terbuka dan merupakan jalan yang ramai. 

TRIBUNJABAR.ID - Fakta baru terungkap setelah Polres Tasikmalaya kota melakukan rekonstruksi tahap pertama kasus pembunuhan siswi SMPN 6 Tasikmalaya Delis Sulistiana (13).

Delis dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri, BR (45) di rumah kosong dekat dengan tempat kerja BR di Jalan Laswi.

Dalam rekonstruksi, Kamis (12/3/2020), BR membunuh Delis dengan cara dicekik.

Saat pembunuhan terjadi, Delis sempat kabur dari jeratan sang ayah.

Ia lari ke bagian belakang rumah kosong tersebut.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto, mengatakan BR sebenarnya bisa menghentikan pembunuhan.

Namun, BR justru tidak memberi ampun dan mengejar Delis.

"Saat BR mencekik, Delis sempat berupaya melepaskan diri dan berhasil. Lalu korban lari ke kamar belakang. Di situ sebenarnya ada jeda dimana BR bisa saja menghentikan aksinya," kata Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto, di lokasi rekonstruksi.

Anom mengatakan BR menyeret Delis ke lokasi semula yakni di ruangan kecil.

BR kemudian mengeksekusi Delis dengan cara mencekik sambil membaringkan paksa tubuh Deli.

Bahkan lutut BR menekan perut Delis agar tidak bisa meronta.

Adegan BR mengejar Delis Sulistina yang lari setelah berhasil lepas dari cekikan pertama di rumah kosong Jalan Laswi, dalam rekonstruksi, Kamis (12/3).
Adegan BR mengejar Delis Sulistina yang lari setelah berhasil lepas dari cekikan pertama di rumah kosong Jalan Laswi, dalam rekonstruksi, Kamis (12/3). (tribunjabar/firman suryaman)

Anom mengatakan BR terancam pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Semula BR hanya dikenakan UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun.

Atas tambahan pasal, BR terancam hukuman mati.

"Adegan ini menujukkan ada niatan tersangka untuk menghabisi nyawa putri kandungnya sendiri. Makanya kami menambah pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati," kata Anom.

Gelagat Mencurigakan

Sebelum polisi menetapkannya sebagai tersangka, Budi Rahmat alias BR sudah menunjukkan gelagat mencurigakan.

Budi Rahmat sudah bercerai dengan istrinya, Wati Candrawati (46).

Mereka sudah bercerai lebih dari lima tahun yang lalu dan kini tinggal di tempat terpisah.

Saat Delis dinyatakan hilang pada Kamis (23/1/2020), Budi Rahmat sempat mengatakan sang anak menemuinya.

Informasi tersebut didapat dari guru SMPN 6 Tasikmalaya yang ikut mencari Delis.

Wakil Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya, Saefulloh mengatakan sempat menemui ayah Delis.

Ia bertemu ayah kandung Delis di tempat kerjanya di sebuah rumah makan di Jalan Laswi, Tasikmalaya, Jumat (24/1/2020).

Ayah Delis mengaku anaknya ada bersamanya.

Mendengar hal itu, Wati sempat menemui Budi Rahmat untuk menanyakan kejelasan keberadaan anaknya.

Namun, saat bertemu dengan suaminya, Wati tidak menemukan Delis.

PELAKU PEMBUNUHAN-Pelaku pembunuhan Delis ternyata ayah kandungnya, BR dengan cara mencekiknya.
PELAKU PEMBUNUHAN-Pelaku pembunuhan Delis ternyata ayah kandungnya, BR dengan cara mencekiknya. (TRIBUN JABAR / FIRMAN SURYAMAN)

"Saya sengaja datang karena dia bilang ke guru yang mendatanginya bahwa Delis ada sama dia. Tapi ternyata tidak ada," kata Wati.

Terkait hal itu, ayah Delis mengaku lupa ingatan sehingga sering berbicara yang tidak sesuai kenyataan.

Selain pura-pura lupa ingatan, Budi juga tidak hadir di pemakaman Delis.

Namun, ia hadir di rumah sakit saat jenazah Delis ditemukan dan dibawa ke RSU dr Soekardjo.

Di rumah sakit, Budi bertemu Wati.

"Terakhir melihat dia saat jenazah Delis dibawa ke kamar mayat rumah sakit, Senin (27/1) sore. Sejak itu tak pernah melihat lagi. Ketika kami menggelar tahlilan, dia juga tidak datang," ujarnya.

Budi pernah mengaku syok sehingga tidak muncul di pemakaman dan acara tahlilan Delis.

"Saya masih syok atas kematian Desi. Saya juga masih merasa gugup setelah diperiksa polisi sampai subuh saat Desi ditemukan dalam gorong-gorong," kata Budi saat ditemui di rumah kontrakannya di Kecamatan Tawang, Selasa (11/2/2020) sore.

Seorang pelajar melintas di lokasi ditemukannya jasad Delis (13) yang dipenuhi taburan bunga, di atas gorong-gorong depan sekolahnya, SMP Negeri 6, Jalan Cilembang, Kota Tasikmalaya, Rabu (29/1/2020).
Seorang pelajar melintas di lokasi ditemukannya jasad Delis (13) yang dipenuhi taburan bunga, di atas gorong-gorong depan sekolahnya, SMP Negeri 6, Jalan Cilembang, Kota Tasikmalaya, Rabu (29/1/2020). (Tribun Jabar/Firman Suryaman)

Budi kini tidak bisa mengelak lagi. Ia akhirnya mengaku telah membunuh Delis.

Dari yang dilaporkan wartawan, ayah Delis itu tampak berlinang air mata.

Momen itu terjadi ketika pelaku ditanya oleh polisi soal alasan melakukan pembunuhan.

Sambil penuh isak tangis, sang ayah mengaku emosi sehingga kelepasan sampai mencekik putrinya.

"Saya saat itu emosi pak, sampai tidak sadar mencekik Delis," ujarnya.

Setelah mencekik anaknya, ia mengaku panik hingga terkejut. Hal ini disebabkan putrinya lemas kemudian meninggal.

Kini, ayah yang membunuh anaknya itu mengaku menyesali semua perbuatannya.

"Saya sangat menyesal," katanya.

 Kronologi Delis Dibunuh oleh Ayah Kandungnya Sendiri, Berawal dari Minta Uang untuk Study Tour

 FAKTA-FAKTA Terkuaknya Kematian Delis Dibunuh Budi Ayah Kandung Sendiri, Kesal Merengek Minta Ini

 Ayah Delis Berlinang Air Mata, Menyesal Mencekik Anaknya hingga Tewas dan Ditemukan di Gorong-gorong

Kronologi Pembunuhan

Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto mengatakan Budi mencekik leher Delis di sebuah rumah kosong di Jalan Laswi, Kamis (23/1/2020) siang.

Awalnya, Delis memang merengek meminta uang Rp 400 ribu kepada ayahnya.

Uang itu adalah untuk keperluan biaya study tour ke Bandung.

BR yang punya uang Rp 200 ribu kemudian sempat meminjam uang ke tempat kerjanya Rp 100 ribu.

Jadi, uang Rp 300 ribu itu diberikan kepada Delis.

Namun, Delis masih merengek minta Rp 400 ribu.

Tersangka kemudian mengajak korban ke rumah kosong, dan di situlah korban dicekik hingga meninggal," kata Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto.

Jasad Delis ditemukan dalam gorong-gorong tepat di depan sekolahnya, Senin (27/1/2020).

Ia dinyatakan hilang dan terakhir terlihat saat pulang sekolah, Kamis (23/1/2020).

Awalnya seorang warga mencium bau tak sedap dari gorong-gorong. Saat dilihat ternyata ada tubuh manusia.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved