Viral di Media Sosial
Viral, Tim Medis di Tasikmalaya Pakai Jas Hujan Tangani ODP Virus Corona, Begini Fakta Sebenarnya
Viral foto yang memperlihatkan petugas medis menggunakan jas hujan saat menangani pasien orang dengan pemantauan (ODP) virus corona Covid-19.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
TRIBUNJABAR.ID - Di media sosial, viral foto yang memperlihatkan petugas medis mengenakan jas hujan saat menangani orang dengan pemantauan ( ODP ) virus corona Covid-19.
Belakangan diketahui, petugas yang mengenakan jas hujan itu adalah tim medis dari RSUD Soekardjo, Kota Tasikmalaya.
Adapun peristiwa dalam foto viral itu adalah ketika petugas RSUD Soekardjo memindahkan tiga ODP corona ke dalam ambulans.
Saat itu, Sabtu (7/3/2020), pasien tersebut akan dirujuk ke RSU Gunung Jati.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, petugas medis di rumah sakit yang dikelola pemkot itu harus mengenakan jas hujan sederhana lantaran minimnya ketersediaan alat pelindung diri berstandar.
"Karena keterbatasan itu, kemarin tim terpaksa harus membeli jas hujan yang sederhana dan sepatu bot," kata Budi kepada wartawan, Minggu (8/3/2020), dikutip TribunJabar.id, Kamis (12/3/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan, RSUD Soekardjo memang telah kehabisan APD berstandar internasional.
• Tom Hanks dan Istrinya Positif Virus Corona Saat Persiapan Syuting di Australia
Karena itu, pihaknya sudah meminta bantuan kepada kementerian kesehatan untuk pengadaan APD.
Tak hanya APD, ternyata RSUD Soekardjo juga kesulitan membeli alat pengukur suhu tubuh.
Budi menyebut, stok di pasaran saat ini telah habis.
Ia juga berharap Kementerian Kesehatan bisa membantu pengadaan alat pengukur suhu tubuh.
Sementara itu, alat deteksi corona pun ternyata sulit diadakan lantaran harus mendapatkan izin dari WHO.

Pihaknya tadinya sudah berniat membeli alat pemeriksaan virus corona Covid-19 untuk di laboratorium RSUD.
Jika ada alat itu, ujarnya, kalau ada pasien di Kota Tasikmalaya tak harus dirujuk ke rumah sakit lain.
"Kalau sekitar Rp 1 sampai 2 miliar kita sanggup beli dari dana tanggap darurat cairkan. Tapi ternyata bukan alatnya yang sulit tapi izinnya harus di WHO," kata Budi kepada wartawan.