Alami Stroke Suami di Bandung Ditolak Hubungan Intim oleh Istri, Bolehkah Penderita Stroke Bercinta?

Biasanya dampak psikologis timbul paska stroke munculnya anggapan apakah penderita stroke masih bisa berhubungan seks dengan baik? begini penjelasanny

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Yongky Yulius
Kolase Ilustrasi Stroke Shutterstock / istock
ilustrasi stres berhubungan seks 

TRIBUNJABAR.ID - Baru-baru ini di Bandung seorang suami tega membunuh istri karena masalah seks.

Berdasarkan laporan Tribun Jabar, Selasa (10/3/2020), Agus Subardiono membunuh istrinya Yoyoh Rokayah.

Agus melakukan KDRT kepada sang istri lantaran kesal ditolak berhubungan intim.

Saking kesal hingga kalap dan tega membunuh sang istri.

Suami di Cicendo Bandung Tega Bunuh Istrinya Hanya Gara-gara Ditolak Berhubungan Intim

Dari hasil pemeriksaan, Kapolrestabes Bandung, Kombes Ulung Sampurna Jaya, mengatakan Agus sudah berkali-kali ditolak berhubungan intim oleh sang istri.

Diketahui ajakan berhubungan badannya ditolak sang istri karena Agus warga Bandung itu baru saja mengalami stroke ringan.

Namun Agus menuding istrinya tak mau berhubungan intim lantaran selingkuh.

Hal itulah yang akhirnya membuat Agus naik pitam dan membunuh sang istri.

Berkaca dari kejadian ini, timbul pertanyaan bolehkah penderita stroke melakukan hubungan seks?

Dikutip dari doktersehat.com, pada dasarnya penderita stroke masih bisa melakukan seks.

Meski stroke membuat kelumpuhan yang mengganggu aktivitas, namun hasrat bercinta masih muncul.

Philippine Neurogical Association (PNA) menjelaskan penderita stroke masih memiliki gairah untuk melakukan seks.

Bahkan menurutnya aktivitas seks bisa dilakukan sebulan setelah serangan stroke.

Ilustrasi pasangan di kamar
Ilustrasi pasangan di kamar (youtube.com)

Asalkan, penderita masih teratur mengkonsumsi obat.

Selama stroke yang dialami itu ringan dan teratur minum obat, maka hubungan intim masih akan aman.

Meski begitu ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan.

Kesal Selalu Ditolak Berhubungan Badan, Seorang Suami di Bandung Tega Membunuh Istrinya

Perilaku mengalami perubahan

Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), perilaku penderita stroke memang mengalami perubahan.

Tetapi perubahan itu pun tergantung pada kerusakan otak.

Adanya kerusakan pada otak kanan misalnya, menyebabkan penderita impulsif atau kaku.

Hal ini memembuat aktivitas termasuk mengganggu fungsi seksual.

Bila terjadi kerusakan pada otak kiri, maka disarankan berhati-hati dalam melakukan seks.

Adanya perubahan emosi yang cepat

Ilustrasi stress di-bully.
Ilustrasi stress di-bully. (Shutterstock)

Masih menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), penderita stroke memiliki perubahan emosi yang cepat.

Oleh karena itu pasangan sebaiknya bisa menanggapinya sebagai sesuat yang bersifat pribadi.

Hal ini pun bisa dikonsultasikan pada para ahli bila muncul depresi gairah seks.

Suami Istri di Malang Bunuh Diri Bersama, Diduga Karena Masalah Hubungan dan Perceraian

Kehilangan rasa dapat mengganggu kegiatan seks

Bagi penderita stroke, bagian tubuh mungkin tak lagi sensitif.

Disarankan tidak ragu untuk mencari bagian tubuh lain yang masih bisa terangsang.

Bagi pasangan dapat merangsang bagian tubuh yang kehilangan sensitivitasnya.

Adapun pasangan dan penderita stroke dapat mengeksplore posisi bercinta yang cocok dan nyaman.

Kejang otot sewaktu berhubungan seks

Menurut Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), kejang otot saat bercinta mungkin terjadi.

Hal ini memang terkadang bisa menakutkan tetapi tidak berbahaya.

Gunakan alat bantu

Bila memungkinkan, pasangan bisa menggunakan alat bantu seks asal dengan petunjuk dokter.

Selain bacaan atau tontonan yang merangsang bisa dicoba sebelum memulai hubungan seks.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved