Akses Informasi PMI Asal Indramayu Tertutup, SBMI Sebut Belum Ada yang Terpapar Virus Corona
SBMI Cabang Indramayu belum menerima adanya Pekerja Migran Indonesia (PMI) di negara China yang terpapar virus corona atau Covid-19.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Serikat Buruh Migran Indonesia Cabang Indramayu ( SBMI Indramayu) belum menerima adanya Pekerja Migran Indonesia (PMI) di negara China yang terpapar virus corona atau Covid-19.
Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, setidaknya ada sebanyak 2.000 lebih PMI asal Kabupaten Indramayu di negara tirai bambu tersebut.
Mereka tersebar di berbagai wilayah di China, seperti Beijing, Shanghai, maupun Wuhan.
• SBMI Indramayu Sebut Masih Banyak Perekrutan PMI Ilegal, Jumlahnya Capai Ribuan
"Belum ada laporan yang terjangkit," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Sekretariat SBMI setempat, Selasa (10/3/2020).
Kendati demikian, dirinya juga menyampaikan tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa saja terjadi.
Pasalnya, akses informasi dari para PMI di China kerap kali ditutup-tutupi.
Hal ini dikarenakan PMI yang berada di China merupakan PMI unprosedural atau ilegal.
"Jadi mereka tertutup, contoh kecil dulu pernah ada warga Indramayu yang meninggal di sana akibat program bayi tabung, meski meninggal tapi di sana ditutup semua aksesnya saya tidak bisa cari informasi," ujarnya.
• Bagaimana Kondisi PMI Asal Indramayu di China? Bagini Kata Ketua SBMI
Diceritakan Juwarih, sebelum para PMI itu diberangkatkan ke China secara ilegal. Mereka diminta menandatangi pernyataan terlebih dahulu.
Mereka diminta untuk menyatakan diri bersedia dikirim ke China atas dasar kemauannya sendiri.
Isi dari pernyataan itu juga meminta para PMI untuk tutup mulut, termasuk bagi keluarga dari PMI yang bersangkutan.
"Permainan perekrut, ini juga masuknya ke dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO)," ujar Juwarih.