Virus Corona
Satu Pasien Suspect Corona di RS Sulianti Saroso Meninggal, Usianya 65 Tahun, Ada Riwayat Hipertensi
Sebelumnya, pasien ini dirawat selama sepekan di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Seorang pasien perempuan suspect penyakit virus corona 2019 di RSPI Sulianti Saroso meninggal.
Dirut RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, pasien perempuan berusia 65 tahun itu masuk ke RSPI Sulianti Saroso, Rabu (4/3).
Sebelumnya, pasien ini dirawat selama sepekan di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.
Saat dibawa ke RSPI kondisi pasien tersebut memang tidak baik.
Ia sudah menggunakan ventilator sebagai alat bantu pernapasan.
"Kemarin saya sudah bilang kondisinya jelek pakai ventilator, dan rujukan dari rumah sakit swasta dan di sana sudah satu minggu. Sudah dimakamkan oleh keluarga," kata Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Jumat (6/3).
"Sudah tua, ada hipertensi juga," jelasnya.
Syahril mengatakan, cause of death atau penyebab kematian pasien itu karena pneumonia atau infeksi saluran pernapasan berat.
Namun, belum diketahui apakah pneumonia pasien itu diakibakan oleh corona atau bukan.
"Sampai saat ini masih dievaluasi dan belum di sini positif karena memang dia perjalanan penyakitnya memang sangat jelek kemarin," kata Syahril.
Berbeda dengan penanganan pasien suspect meninggal di RSUP Kariadi Semarang, jenazah pasien yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso diperlakukan dengan standar biasa.
Jenazah tidak ditangani sebagaimana penanganan terhadap seseorang yang meninggal karena new emerging disease.
Jenazah maupun petinya tidak diplastiki seperti pasien di RSUP Kariadi. Petugas medis juga tidak memakai alat pelindung diri (APD) khusus.
Namun, Syahril tidak merinci lebih lanjut terkait hal ini.
"Tidak (diperlakukan seperti new emerging disease). Sudah habis, berarti sudah selesai. Enggak menular, sudah didisinfektan semua," kata Syahril.
584 ODP
Dalam kesempatan itu Syahril juga mengatakan bahwa saat ini ada 548 orang dalam pemantauan (ODP) terkait Corona.
Orang dalam pemantauan ini sebelumnya melakukan konsultasi mengenai COVID-19.
"548 orang. Jadi kalau ODP yang rawat jalan, semua pasien yang ODP maupun PDP (pasien dalam pengawasan) sudah diumumkan gratis, karena ini di-cover negara," kata Syahril.
Syahril menjelaskan pasien ODP yang berkonsultasi bisa dilakukan pemeriksaan apabila mengalami sakit. Dia menegaskan 548 ODP ini dalam kondisi baik.
"Kecuali dua (positif), dua yang masuk ini ODP, tapi dia ada kontak," papar Syahril.
ia mengatakan orang dalam pemantauan ini harus mengingat memiliki riwayat perjalanan ke negara terdampak Corona atau tidak.
"Jangan batuk pilek periksa ke sana, kan biasa, biasa artinya, sembuh sendiri dengan daya tubuh yang baik," katanya.(tribun network/fah/fik/dod)