HUT Kabupaten Garut

Bupati Rudy Blak-blakan Soal Pembangunan di Garut, Kikis Warisan Kemiskinan (Wawancara Khusus)

Bupati Garut Rudy Gunawan ingin agar program Amazing Garut berupa pembangunan infrastruktur bisa segera terselesaikan.

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Kisdiantoro
Tribunjabar/Firman Wijaksana
Bupati Garut, Rudy Gunawan saat diwawancara di Kantor Bupati Garut, Senin (23/9/2019). 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Kabupaten Garut berusia 207 tahun. Di umurnya yang sudah dua abad lebih, banyak capaian yang telah diraih.

Namun ada juga beberapa hal yang masih perlu dibenahi. Khusus kepada Tribun Jabar, Bupati Garut, Rudy Gunawan, menceritakan sekelumit kendala dan harapan mengenai Garut.

Mulai dari permasalahan yang sedang dihadapi hingga progres pembangunan yang tengah dilakukan.

Di masa kepemimpinannya yang kedua ini, Rudy memiliki banyak rencana untuk membangun Garut. Pria yang berlatar belakang pengacara ini optimistis untuk menanggulangi masalah kemiskinan.

Sinergitas Pentahelix Kunci Pembangunan di Garut

Ia juga ingin agar program Amazing Garut berupa pembangunan infrastruktur bisa segera terselesaikan. Mulai dari pembangunan jalan baru, sport hall, hingga peningkatan ekonomi masyarakat.

Rudy juga terus menggenjot indeks pembangunan manusia (IPM). Hasilnya, peningkatan IPM Garut menjadi yang terbesar di Jawa Barat.

Namun, semua pencapaian itu, kata Rudy, belum selesai. Ia tetap ingin agar masyarakat Garut bisa lebih sejahtera di masa kepemimpinannya. Berikut kutipan wawancara jurnalis Tribun Jabar Firman Wijaksana dengan Rudy Gunawan.

Pada periode kedua ini, apa tantangan menjadi seorang bupati?

Saya blak-blakan saja. Saya mendapat warisan IPM kecil dan kemiskinan besar. Penurunan angka kemiskinan di Jabar kita (Garut) yang kedua dan peningkatan IPM tertinggi di Jabar, tapi tetap masih kecil. Diperlukan gerakan besar untuk itu.

Kemiskinan harus jadi bagian yang diselesaikan. Sekarang angka kemiskinan turun jadi 8,9 persen, tapi rutilahu (rumah tidak layak huni) masih ada 70 ribu.

Garut Selangkah Lebih Maju Soal Pemindahan Ibu Kota, Hari Ini Ulang Tahun ke-207

Prinsipnya, bagaimana punya rumah yang pageuh (kuat) dan nyaman harus ada WC di dalam. Serta beuteung seubeuh (perut kenyang) dan sehat. Itu yang harus dirasa masyarakat.

Bagaimana cara Anda untuk mengatasi kemiskinan ini?

Sekarang ini yang kami lakukan adalah menciptakan infrastruktur dalam rangka meningkatkan PDRB (produk domestik regional bruto) yang akan menghasilkan pendapatan per kapita. Saya ajak dunia usaha seperti Kadin (Kamar Dagang dan Industri) untuk menciptakan iklim PDRB Garut agar meningkat.

Apa Anda sudah merasa berhasil membangun Garut?

Garut sekarang jangan dilihat sisi berhasil atau tidak. Garut belum berhasil karena belum sejajar dengan yang lain. Pembangunan sekarang sudah bagus, di utara buat terobosan-terobosan jalan untuk tingkatkan aksebilitas yang mungkin stagnan.

Soalnya Garut terbagi dua daerah dengan adanya Sungai Cimanuk. Maka perlu membangun banyak jembatan.

Program pembangunan apa yang harus diselesaikan di periode kedua ini?

Di selatan kami bangun 100 kilometer jalan baru. Saya yakin pada 2020 ini bisa selesai. Seperti jalan ke Gunung Jampang, Kecamatan Bungbulang dan Purwajaya, Kecamatan Peundeuy. Dulu tak mungkin bisa membangun jalan di sana karena wilayahnya yang sulit dijangkau. Tapi sekarang sudah bisa dilalui. Nanti saya ajak kalau sudah selesai. Kalau mobil sedan sudah bisa lewat, artinya mereka sudah merdeka. Pokoknya infrastruktur di selatan akan selesai.

Anda terkesan kerap marah kepada para pegawai. Kenapa?

Bukan marah, tapi agar mereka bisa bekerja lebih baik. Banyak birokrat yang tak paham. Hanya 15 persen birokrat yang paham dan terus digenjot. Hasilnya bisa juara dengan mendapat Sakip Award beberapa waktu lalu. Kami bisa mendapat hadiah Rp 15 miliar dari Kemenpan RB. Dari berbagai prestasi itu, total sudah ada Rp 47 miliar hadiah yang akan diberikan dalam bentuk dana infrastruktur daerah.

Mengenai pembangunan infrastruktur yang belum selesai, kapan bisa segera digunakan?

Kami punya kesungguhan soal pembangunan infrastruktur ini. Nanti yang hebat itu jalan. Ada Jalan Lingkar Cipanas, Leles, Kadungora. Jalan itu saya jamin bisa dipakai pada 2022. Sekarang kan baru Jalan Lingkar Leles yang bisa dipakai, itu juga belum dihotmiks. Nanti di 2023 jalan dari Limbangan-Selaawi-Malangbong itu juga beres. Di selatan 2023 juga beres.

Jalan di wilayah perkotaan, kapan akan diperbaiki?

Jalan di kota ini di 2024 semua jalan sudah hotmiks. Banyak jalan yang sudah aus di kota itu. Terakhir 2004 atau 2005 dibenahi. Hampir 60 persen jalan kabupaten yang ada di kota sudah habis usianya. Semua jalan di kota seperti itu kondisinya.

Soal jalan tol Gedebage-Cilacap, apakah akan berperan untuk ekonomi Garut?

Tentu ada pengaruh besar dengan adanya jalan tol ini. Akses ke sentra produksi dan wisata bisa lebih terbuka. Kami harap bisa semakin menggenjot wisata di Garut. Semoga bisa segera terwujud. Apalagi akses masuk ke Garut saat ini sering dikeluhkan macet.

Garut kini sudah memiliki jalur kereta api. Bagaimana cerita awal adanya reaktivasi?

Saya sempat ditanya berani enggak ambil risiko (jika ada reaktivasi). Saya bilang enggak apa-apa, saya berani. Semula 2014 awalnya ada wacana reaktivasi itu.

Lalu di 2015 kami ajukan reaktivasi dan PT KAI berikan peluang. Kami kirim surat dan dari sana (KAI) merespons. Tapi awalnya KAI bilang tak efisien.

Tiba-tiba ada lagi keberanian dari KAI untuk reaktivasi dan saya dipanggil Kemenhub. Dirut KAI juga pernah tanya ke saya, 'dekat sama Presiden, ya, Pak?' Saya bilang saja ini kan doa rakyat Garut. Makanya dikasih stasiun yang terbagus sama Presiden.

Harapan dengan adanya reaktivasi kereta Cibatu-Garut?

Daya saing bagus dengan adanya kereta ini. Nanti bisa langsung dari Jakarta ke Garut. Enggak susah lagi akses masuk Garutnya. Peresmian lagi meminta ke presiden.

Kami juga sudah kirim surat. Sekarang kan sudah 95 persen selesai. Yang lima persen tinggal teknisnya. Yang paling penting sudah bisa dilalui.

Garut kerap diterpa isu negatif, terutama pada tahun lalu. Upaya untuk mengubah citra itu seperti apa?

Bupati Garut Pertama Akan Diabadikan Sebagai Nama Jalan

Masalahnya ada di akhlakul karimah. Yang negatif bukan dari sisi pemerintahannya.

Berbagai kasus yang muncul karena soal akhlak. Makanya saya sampaikan ke MUI untuk terus mendorong perbaikan akhlak masyarakat. Saya beri motor ke tiap MUI kecamatan untuk memudahkan berdakwah.

Tapi persoalan itu bukan sepenuhnya beban para ulama. Ada peran keluarga yang harus muncul. Ketahanan keluarga ini juga harus diperhatikan.

Saya kira, banyak munculnya kasus yang ramai itu karena faktor kemiskinan juga. Hayu kita bekerja sama membangun Garut. Saling kolaborasi untuk atasi masalah itu.

Ada pesan untuk membangunkan optimisme warga Garut?

Saya ingin memberikan pembuktian ke masyarakat. Kami akan bekerja sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Terutama dari sisi birokrat. Bertanggung jawab maknanya luas.

Kami ingin gerek IPM dan kemiskinan. Semuanya harus bergerak dan bergerak untuk empat tahun ke depan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved