Detik-detik 238 WNI Dipulangkan dari Natuna Setelah 14 Hari Jalani Observasi, Suasananya Mengharukan
Sebanyak 238 Warga Negara Indonesia (WNI) akhirnya dipulangkan setelah 14 hari menjalani observasi di Hanggar Lanud Raden Sajad, Kecamatan Ranai Kota,
"150 orang dari Kota Tua Penagih dan 74 orang dari kampung Pering," ujarnya.
Tidak hanya warga, bahkan ratusan personel gabungan tampak memadati lokasi hanggar, sementara para WNI masih tampak di dalam hanggar.
Sebanyak 3 unit pesawat yang akan mengangkut ratusan WNI telah stanby di samping hanggar.
• Perhatikan Gejala Virus Corona yang Berbahaya, Awalnya Batuk Pilek Biasa, Begini Cara Mencegahnya
Butuh Pendampingan Psikologi
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto mengatakan 238 WNI peserta observasi akan segera dikembalikan ke keluarga masing-masing hari ini, Sabtu (15/2/2020).
Namun setelah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, Yuri menyebutkan masih akan dilakukan pendampingan.
"Akan dilakukan pendampingan oleh Pemerinta Daerah (Pemda) setempat hingga ke derah asalnya," ujarnya di Hanggar Lanud Raden Sajad, Sabtu (15/2/2020) pagi.
Pendampingan dilakukan bukan tentang permasalahan kesehatan lagi, kondisi mereka telah kita nyatakan negatif dari virus corona, namun tentang keberlangsungan studi mereka.
Tujuannya, kata Yuri, untuk memberikan penyemangatan bagi mereka, mungkin ada kondisi mereka masih shock, sementara mereka dalam keadaan sehat namun harus diisolasi 14 hari, nah tentu itu akan berpengaruh dengan psikologi mereka.

Selain itu, nantinya tugas Pemda mengurusi mereka yang merupakan putra dan putri daerahnya.
"Mungkin ada kendala nantinya yang dihadapkan kepada mereka, seperti bagaimana pembiayaan mereka kembali ke Wuhan untuk melanjutkan studi dan lainnya," kata Yuri.
Sebab, lanjut dia para mahasiswa ini bukan orang yang berada.
Yuri menerangkan bahwa dari 238 WNI tersebut merupakan mahasiswa yang sedang melanjutkan studi di Wuhan.
"Di antara mereka ada yang beasiswa dari perusahaan dan ada dari pemerintah pusat dan bahkan juga Pemda setempat," ucapnya.
"Kita minta Pemda harus bertanggungjawab nantinya atas keberlangsungan pendidikan mereka ini, walau bagaimana pun mereka ini aset bangsa yang harus diperjuangkan mimpinya," kata Yuri. (Tribunbatam.id/bereslumbantobing)