Awas, Pria Bermasker Peneror Perempuan Berkeliaran di Tasik, Ajak Korban Berbuat Mesum, Ini Cirinya

Warga Tasikmalaya dibuat geger oleh kemunculan pria bermasker menggunakan sepeda motor matic yang berperilaku tak senonoh.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Hilda Rubiah
Istimewa
Warga Tasikmalaya dibuat geger oleh kemunculan pria bermasker menggunakan sepeda motor matic yang berperilaku tak senonoh. 

Eksibisionesme adalah perilaku menyimpang memamerkan hal yang biasanya tertutup di khalayak umum atau secara sederhana menunjukkan bagian vital dalam tubuh kepada orang lain untuk mendapatkan kepuasan.

"Eksibisionis biasanya terjadi dengan menunjukan alat vitalnya lalu pergi. Kalau yang ini memang lebih aneh lebih berani untuk berorgasme dan membuang hasilnya ke orang lain," kata Rikha saat dihubungi, Rabu (20/11/2019).

Rikha menjelaskan, biasanya libido atau gairah seksual para eksibisionis memang muncul lantaran jeritan atau respons ketidaknyamanan dari korbannya.

Lebih lanjut, Rikha menyebut di usia pelaku ini menurut kajian psikologi cukup kompleks.

Adanya kemungkinan keterbatasan pelaku untuk membangun hubungan sosial khususnya lawan jenis bisa sangat berpengaruh.

Ilustrasi - Aksi pelemparan sperma di Tasikmalaya bikin heboh.
Ilustrasi - Aksi pelemparan sperma di Tasikmalaya bikin heboh. (The Indian Sun dan Shutterstock via Kompas.com)

"Mungkin ada beberapa latar belakang yang mendorong perilaku pelaku. Konsumsi konten-konten pornografi berlebih juga bisa menjadi indikator pendorong perilaku," tuturnya.

"Usia pelaku yang hasrat seksual sudah mencapai usia menikah akibat mungkin tidak bisanya berinteraksi sosial yang wajar juga menjadikan perilaku menyimpang. Dorongannya sepertinya sudah memuncak dan tak bisa ditahan," katanya.

Menurutnya, kemungkinan pelaku semakin berani karena libidonya makin terpancing untuk melakukan itu dan korbannya tidak satu orang.

Dia juga menyebut perilaku SN memang masih bisa dikatakan eksibisionis tapi mengarah ke gangguan penyimpangan seksual yang berbahaya.

Di sisi lain, lanjut Rikha penyimpangan perilaku pelaku sebenarnya bisa dipulihkan.

Puluhan Murid di SD Cigorowong 3 Tasikmalaya, Belajar di Tenda

"Karena pelaku dari beberapa tayangan berita terlihat normal. Misalnya bisa diajak komunikasi," katanya.

Sebelum itu, pemeriksaan mental harus dilakukan untuk memastikan kondisi kejiwaan SN.

"Kemudian harus mengetahui orientasi seksualnya. Apakah normal untuk cari sensasi atau orientasi seksual menyimpang harus dipastikan," jelasnya.

Untuk bisa memulihkan perilaku eksibisionis, Rikha menyebut ada tiga unsur yang sangat berperan penting.

Unsur tersebut di antaranya motivasi dari pelakunya, dukungan keluarga atau orang-orang terdekat, dan dukungan lingkungan.

"Tentunya ada pedampingan terapi kognitif untuk mengubah mindset dia, berubah perilaku seks baik itu soal tempat maupun objek," katanya. (TribunJabar.id)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved