Lina Mantan Istri Sule Terbukti Tak Dibunuh, Arti Lebam di Laporan Rizky Febian Akhirnya Terjawab
Kejanggalan yang dimaksud adalah perubahan warna kulit seperti lebam. Kata kunci lebam ini jadi indikasi adanya dugaan tindak pidana pembunuhan pada
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID - Hasil autopsi Lina dan penyelidikan penyebab kematian membuktikan mantan istri Sule itu meninggal karena penyakit yang dideritanya.
Hal itu juga mematahkan bahwa Lina meninggal karena dibunuh.
Penyelidikan kematian Lina yang meninggal pada 4 Januari itu berawal dari laporan yang dilakukan Rizky Febian.
Dalam laporannya, Rizky Febian menyebut ada kejanggalan pada tubuh Lina.
Kejanggalan yang dimaksud adalah perubahan warna kulit seperti lebam.
Kata kunci lebam ini jadi indikasi adanya dugaan tindak pidana pembunuhan pada kematian Lina.
Di laporan itu mencantumkan Pasal 340 KUH Pidana tentang pembunuhan berencana dan Pasal 338 tentang pembunuhan.
Meski begitu tidak ada pihak yang dilaporkan.
Namun, secara tidak langsung Teddy, suami Lina tersudutkan dan menjadi bulan-bulan netizen.
Pada Jumat (31/1/2020), Polrestabes Bandung mengungkap penyebab kematian Lina.
Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga mengatakan, hasil penyelidikan dengan memeriksa 25 saksi dan hasil autopsi melibatkan dokter forensik, dari hasil visum, didapat keterangan bahwa kondisi jenazah sudah membusuk.
"Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Saya ulangi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Pada pemeriksaan organ dalam, ditemukan adanya gambaran penyakit darah tinggi kronis atau hipertensi. Batu pada saluran empedu serta tukap atau luka di lambung yang luas," ucap dia.

Kemudian, pada pemeriksaan histopatologi, ditemukan tukak atau sodetan atau luka pada lambung.
Pada ginjal juga ditemukan hipertensi kronis. Kemudian perbendungan pembuluh darah paru, tidak ditemukan hati kronis dan pembesaran sebagian otot jantung tidak ditemukan serangan jantung.
Lalu, tidak ditemukan penyumbatan pembuluh darah jantung dan gambaran serangan jantung akut karena jaringan otot jantung terjadi pembusukan.
Tidak juga ditemukan racun pada tubuh Lina berdasarkan hasil pemeriksaan toksikologi pada laboratorium forensik.
"Sebagai kesimpulan, setelah autopsi dan laboratorium, kematian saudari Lina Jubaedah bukan karena kekerasan maupun racun. Tapi akibat penyakit, yakni gambaran penyakit hipertensi kronis, luka pada selaput lendir lambung, adanya batu empedu pada saluran empedu lalu adanya pembesaran hipertropi pada organ jantung," ucap dia.
Lalu, apa arti lebam yang dimaksud dalam laporan Rizky Febian?
• Hasil Autopsi Lina Buat Teddy Tenang, Kecurigaan Runtuh, Sempat Bilang Tak Tuntut Balik Rizky Febian
• Akhirnya Terungkap, Penyebab Sebenarnya Lina Jubaedah Meninggal, Bukan Kekerasan atau Racun tapi Ini
Dokter spesialis forensik RS Sartika Asih, dr Fahmi Arif mengatakan, ada pemahaman yang salah terhadap lebam.
Lebam akibat kekerasan berbeda dengan lembam mayat.
"Lebam diartikan secara salah. Mungkin dipikir lebam akibat kekerasan sehingga kita mengartikan lebam itu memar," ujar Fahmi di Mapolrestabes Bandung, Jumat.
Lebam, kata dr Fahmi, memang terjadi pada mayat.
"Padahal sangat beda. Lebam itu normal pada orang mati. Timbul 20-30 menit pascakematian. Kenapa lebam, karena ada daerah yang dialiri pembuluh darah kaviler namun berhenti darahnya karena sudah mati," ujarnya.
"Kondisi itu memberi pewarnaan pada kulit, normalnya red purple atau merah keunguan dan akan jadi gelap kalau ada mekanisme hipoksia. Artinya, sebelum mati, kadar oksigen sedikit dan karbondioksida meningkat," ucapnya.
Fahmi kemudian menjelaskan pengertian memar secara medis.

"Memar (yang) itu karena pecahnya pembuluh darah di bawah jaringan kulit yang biasanya disebabkan kekerasan. Dan pengaturannya berbeda antara lebam dan memar. Pada memar, memang ada darah keluar di bawah kulit sedangkan lebam darahnya berhenti di pembuluh darah," ujar Fahmi.
Biasanya, lebam tersebut memang akan muncul di sejumlah bagian tubuh seperti pada sekitar wajah hingga dada.
"Kalau ada hipoksia bisa tampak di bibir bahkan di kuku. Jadi pada jenazah ini tidak ada memar karena kekerasan. Fakta itu diketahui setelah pemeriksaan di sistem patologis, yakni melihat apakah ada resapan darah atau darah yang keluar dari pembuluh darah di daerah jaringan kylit, ternyata itu tidak ada. Jadi lebam ini bukan memar, normal terjadi pada orang meninggal," ucap dia.