Mayat ABG di Gorong Gorong
Beredar Kabar ABG yang Tewas di Gorong-gorong Jantung dan Ginjalnya Hilang, Ini Kata Wali Kota Tasik
Beredar kabar ABG yang ditemukan tewas di gorong-gorong jantung dan ginjalnya hilang. Ini kata wali kota Tasikmalaya.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, mengunjungi keluarga almarhumah Desi Sulistina (13) alias Delias di Kampung Sindangjaya, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Selasa (28/1/2020).
Pada kesempatan itu Budi menyatakan turut berbela sungkawa.
"Saya juga berharap keluarga ikhlas menerima keadaan ini. Karena bagaimana pun ini adalah takdir Allah," katanya.
Wati Candrawati (46), ibu kandung Delis, tampak tak kuasa menahan tangisnya.
Ia didampingi sejumlah kerabatnya.
Dia hanya bisa mengangguk-angguk mendengar nasehat Budi Budiman.
Wati juga hidup sendiri bersama anak-anaknya karena sudah bercerai.

"Saya mengharapkan warga kota tetap tenang menghadapi peristiwa memilukan ini. Percayakan sepenuhnya proses pengungkapannya kepada pihak kepolisian," ujar Budi.
Budi juga meminta warga tidak menyebarkan informasi bersifat hoaks terkait meninggalnya Desi.
Menurut pemantauannya di medsos, ada yang menyebut organ jantung diambil.
Ada juga yang menyebut organ ginjal dicuri.

"Itu semua tidak benar. Sesuai informasi dari polisi dan wartawan yang melihat langsung jasad almarhumah, tidak ada yang hilang. Kondisi tubuh korban masih utuh," ujar Budi Budiman.
Budi berharap penyebab meninggalnya Desi karena faktor musibah, bukan karena hal lain, apalagi sampai kasus pembunuhan.
"Kami berharap almarhumah meninggal secara wajar karena musibah," katanya.
• Lokasi Ditemukannya Jasad Desi Kembali Diselidiki Jajaran Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota
• Detik-detik Desi Hilang, Terakhir Terlihat Saat Pulang Sekolah, ABG Itu Ditemukan di Gorong-gorong
Detik-detik Desi Hilang
Desi Sulistina alias Delis (13) sempat menghilang sebelum ditemukan sudah tak bernyawa di gorong-gorong dekat sekolahnya.
Siswa SMP Negeri 6 Kota Tasikamalaya itu terakhir terlihat pada Kamis (23/1/2020).
Ia berangkat sekolah seperti biasa. Lalu saat pulang sekolah, siswa kelas VII itu keluar bersama dua temannya.
Kerabat korban, Ade Munir mengatakan kedua teman Desi itu langsung pulang.
Namun, Desi menuju tempat fotokopi di seberang sekolah.
Keluarga korban mencari-cari Desi ke rumah sanak saudara. Namun, hasilnya nihil.
Keesokan harinya, keluarga melaporkan Desi yang hilang ke polisi.
"Sejak saat itulah tidak diketahui keberadaan Desi. Kami sempat melakukan pencarian ke rumah sanak-saudara tapi tidak ada. Besoknya, Jumat (24/1/2020) barulah kami lapor polisi," kata Ade Munir, kerabat korban.
Pencarian pun dilakukan. Polisi sempat mendatangi sekolah Desi di Jalan Cilembang.
Ade mengatakan polisi dan warga sempat berbincang-bincang dengan warga persis di lokasi ditemukannya jasad Desi.
"Saat itu kami berkerumun persis di sekitar atas jasad Desi berada. Tapi memang saat itu belum tercium apa-apa. Sehingga tidak curiga sama sekali jasad Desi berada di dalam gorong-gorong," ujar Ade.
Jasad Desi ditemukan di gorong-gorong yang berdiameter 50 cm.
Gorong-gorong itu berada di depan pilar SMP Negeri 6.
Desi ditemukan setelah warga curiga mencium bau tak sedap.

Warga pun semakin curiga sebab gorong-gorong tersebut mampet padahal biasanya tidak.
Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, dalam laporannya ke Kapolres, AKBP Anom Karibianto mengatakan ada tiga orang yang menemukan Desi, yakni Teten, Engkos, dan Nandang.
Awalnya Teten curiga ada bau busuk dari dalam gorong-gorong.
Dia sempat mencoba mengeluarkan benda di dalam got tapi tidak sampai.
Dibantu oleh Nandang dan Engkos, mereka kemudian membongkar bagian atas gorong persis di posisi jenazah Desi berada.
"Saat dibongkar ada kaki kelihatan. Pembongkaran dihentikan dan lapor polisi," ujar Dadang.
• Cerita Penemu Mayat ABG di Gorong-gorong di Tasik, Langsung Berhenti Menggali Setelah Lihat Kaki
• Kejanggalan Ditemukan di Jasad ABG yang Ditemukan di Gorong-gorong, Ada Bekas Ikatan & Luka Lebam
Suasana Haru Saat Proses Evakuasi
Proses evakuasi jasad Desi Sulistina (13) dari dalam gorong-gorong di depan sekolahnya, SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore, mengundang haru warga.
Saat polisi berhasil membongkar bagian atas gorong-gorong, tersembul tangan dan kaki korban berwarna putih.
Sejumlah ibu-ibu tampak tak kuasa menahan emosi dan menangis.
Ibu kandung korban, Wati Candrawati (46), juga berada di lokasi.
Ia tampak masih tenang.
Saat itu memang belum diketahui siapa jasad perempuan tersebut.
Karena lubang dirasa masih kurang besar, polisi dengan hati-hati kembali menggali dengan menggunakan linggis.

Setelah lubang cukup besar, barulah jasad Desi bisa dievakuasi seluruhnya.
Isak tangis Wati langsung pecah, ketika ia mengetahui persis kantong dan sepatu yang dikenakan mayat itu milik Desi.
Kondisi jasad sendiri sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap.
Bahkan wajah Desi pun sulit dikenali.
Kasatreksrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, mengatakan, jasad Desi ditemukan berawal dari bau tak sedap yang muncul dari dalam gorong-gorong, serta aliran air tak biasanya mampet.
"Warga kemudian melongok ke dalam gorong-gorong dari bagian yang terbuka dan terlihat ada tubuh manusia. Mereka sempat menggali di bagian atas mayat. Tapi tak dilanjutkan dan segera lapor ke kami," ujar Kasatreskrim.
Hasil visum dokter terhadap jasad Desi Sulistina alias Delis, di RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore, ditemukan sejumlah luka.
Karena itu jasad korban akan diautopsi, Selasa (28/1/2020).
Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, dalam laporannya ke Kapolres, AKBP Anom Karibianto, menyebutkan visum dilakukan oleh dokter RSU, dr Dippos Theofilus Hutapea, di Kamar Mayat.
"Dari hasil pemeriksaan luar pada tubuh korban oleh dr Dippos, telinga kiri korban mengeluarkan darah, lengan kanan korban terdapat bekas ikatan, kepala kiri korban lebam, lidah posisi tergigit, dan tangan kiri ada lebam," kata AKP Dadang Soediantoro.
Barang bukti yang ditemukan di sekitar tubuh korban, yakni tas sekolah warna putih ungu berisikan buku, alat tulis, dan sepatu.

Petugas juga menemukan tali kabel warna hitam.
Ditemui seusai visum, Dadang mengatakan, hasil visum belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban.
Apakah korban dibunuh atau terkena musibah belum bisa dipastikan.
Pihaknya akan mendatangkan dokter forensik untuk melakukan autopsi terhadap tubuh korban, Selasa (28/1/2020).
"Kami masih terus melakukan penyelidikan," kata Dadang.