93 Mahasiswa Indonesia di Wuhan Terancam Kelaparan, Dampak Menyebarnya Virus Corona
Naiknya harga bahan pangan mengakibatkan mahasiswa Indonesia yang mengandalkan beasiswa kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari di Wuhan, China
Selain itu, diimbau juga untuk mengikuti perkembangan virus ini, menghindari tempat dan kota asal virus, tidak melakukan kontak fisik dengan orang yang sedang dalam kondisi batuk, demam, atau sesak napas.
Hingga Senin pagi, Pemerintah China menyatakan, korban meninggal akibat wabah virus corona mencapai 80 orang dengan lebih dari 2.300 orang terinfeksi.
Pasok makanan
Kedutaan Besar RI di Beijing, China, memastikan akan terus memberikan perlindungan keselamatan jiwa bagi 93 warga negara Indonesia yang terisolasi di Kota Wuhan setelah wabah virus corona.
"Kami tidak akan meninggalkan mereka. Kami terus menghubungi mereka. Bahkan, kalau ada hal mendesak yang perlu disampaikan, kami sediakan empat nomor hotline," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dikutip Antara pada Senin (27/1/2020).
Empat nomor hotline terkait wabah virus corona itu, yakni +861065325489, +8613811284505, +8613146453974, dan +8613552235327.
• Keluarga 2 Pasien Suspect Virus Corona Diberi Edukasi oleh RSHS Bandung, Agar Paham Mencegahnya
• Dampak Virus Corona pada Pariwisata Indonesia, Ada Pembatalan Besar-besaran
KBRI sekaligus memastikan akan memenuhi kebutuhan pangan bagi WNI di Wuhan.
Djauhari mengakui, seiring dengan waktu, logistik di Kota Wuhan semakin menipis. Bahkan, berdasarkan informasi, bahan makanan akan habis dalam waktu lima hingga enam hari ke depan.
"Sebelum mereka (WNI) kehabisan, kami akan suplai terus," ujar Djauhari.
KBRI akan memesan logistik melalui daring, kemudian dikirim lewat kurir kepada masing-masing koordinator WNI yang ada di setiap universitas maupun apartemen.
Untuk memudahkan distribusi logistik itu, KBRI telah mendirikan posko khusus di Chansa, Provinsi Hunan.
Djauhari menambahkan, tak semua dari 93 WNI di Wuhan berstatus pelajar. Ada seorang di antaranya merupakan pekerja profesional dan tinggal di apartemen.
"Tanpa terkecuali, mereka (WNI pekerja) juga kami suplai pangan di mana pun warga kita berada di Wuhan," kata Dubes Djauhari.
Diketahui, jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona di China dilaporkan telah mencapai 56 orang, di mana hampir 2.000 orang terinfeksi.
Berdasarkan catatan Komisi Kesehatan Nasional, terdapat korban baru di mana 15 orang meninggal, dengan muncul 688 kasus yang telah positif.
Di antara 15 korban tewas yang baru itu, 13 di antaranya berasal dari Hubei, provinsi di mana virus corona pertama kali menyebar pada akhir tahun 2019.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wuhan seperti Kota Mati, Mahasiswa RI Kesulitan Penuhi Kebutuhan Sehari-hari"