KPAI : Imlek dan Hari Gizi, Momentum Kebahagiaan, Toleransi, dan Makanan Seimbang Kotak Masuk

Biasanya yang paling menikmati kemeriahan di perayaan Tahun Baru Imlek adalah anak-anak.

Tribun Jabar/Hilda Rubiah
Atraksi Barongsai Tonggak yang disaksikan ribuan pengunjung di Trans Studio Mall Bandung, Selasa (5/2/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Biasanya yang paling menikmati kemeriahan di perayaan Tahun Baru Imlek adalah anak-anak.

Mereka bisa menikmati pertunjukan barongsai sambil menikmati kue keranjang, berburu angpao, menonton atraksi budaya, atau minimal bisa berlibur bersama keluarga menikmati kemeriahan di berbagai tempat.

Hal tersebut diungkapkan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra.

Pilihan Lain Ucapan Tahun Baru Imlek, Bukan Gong Xi Fat Cai tapi Sin Chun Kiong Hie, Ini Maknanya

PERSIAPAN KIRAB CAP GO MEH - Sejumlah anak memainkan kolenang dan tambur alat musik pengiring kesenian barongsai dan liong di sela-sela persiapan Kirab Budaya Cap Go Meh 2568/2017, di Jalan Cibadak, Kota Bandung, Jumat (17/2/2017). Acara tahunan yang akan dimeriahkan atraksi 50 barongsai, 15 liong, dan 30 tandu joli itu akan menyusuri ruas jalan di Kota Bandung pada Sabtu (18/2/2017).
PERSIAPAN KIRAB CAP GO MEH - Sejumlah anak memainkan kolenang dan tambur alat musik pengiring kesenian barongsai dan liong di sela-sela persiapan Kirab Budaya Cap Go Meh 2568/2017, di Jalan Cibadak, Kota Bandung, Jumat (17/2/2017). Acara tahunan yang akan dimeriahkan atraksi 50 barongsai, 15 liong, dan 30 tandu joli itu akan menyusuri ruas jalan di Kota Bandung pada Sabtu (18/2/2017). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Menurutnya, melihat lilin merah dalam fisik yang besar yang dinyalakan setiap Imlek, pertunjukan barongsai, dan lampion warna warni di malam hari, akan menyita perhatian anak anak.

"Begitu juga budaya berbagi kue keranjang, dan angpao. Anak anak di Indonesia sudah biasa menyebutnya," kata Jasra melalui ponsel, Sabtu (25/1/2020).

Begitu juga, kata Jasra, para tetangga dan keluarga yang yang bertamu ke rumah akan disajikan kue keranjang dan ikan bandeng imlek. Tentunya akan menjadikan suasana hangat di setiap keluarga yang merayakannya.

"Budaya berbagi kebahagiaan dan kesejahteraan sangat menyehatkan spritual anak anak, dengan batin yang diliputi kebahagiaan. Baginya banyak nilai yang terkandung besar bagi anak anak Indonesia. Terutama dalam mengenal silang budaya dan saling menghormati sesama," ujarnya.

Di sisi lain, tuturnya, momentum Tahun Baru Imlek juga bertepatan dengan Hari Gizi Nasional. Untuk itu kebahagiaan akan lengkap jika semua makanan yang disajikan di Hari Imlek tersebut dikonsumsi dengan gizi yang seimbang.

Warga memberi angpao kepada salah satu barongsai saat aksi pertunjukan menyambut Tahun Baru Imlek 2569 yang jatuh pada 16 Februari 2018, di Vihara Dharma Ramsi, Gang Ibu Aisyah, Jalan Cibadak, Kota Bandung, Kamis (15/2/2018) malam. Perayaan Tahun Baru Imlek di sejumlah vihara di Kota Bandung berjalan aman dan lancar. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Warga memberi angpao kepada salah satu barongsai saat aksi pertunjukan menyambut Tahun Baru Imlek 2569 yang jatuh pada 16 Februari 2018, di Vihara Dharma Ramsi, Gang Ibu Aisyah, Jalan Cibadak, Kota Bandung, Kamis (15/2/2018) malam. Perayaan Tahun Baru Imlek di sejumlah vihara di Kota Bandung berjalan aman dan lancar. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (Tribun Jabar/ Gani Kurniawan)

Selain itu, Jasra juga mengingatkan para orang tua yang terbiasa memberikan akses anak anaknya tranksaksi online memesan makanan. Memang pesanan makanan melalui media daring memicu industri olahan makanan lebih kreatif dan beragam. Namun bila tidak diperhatikan baik-baik bisa membahayakan anak, bila mengkonsumsi gizinya tidak seimbang.

"Kita bisa belajar di beberapa negara, yang mencatat konsumsi makanan setiap warganya. Sehingga ada reminder. Ada baiknya orang tua mengenalkan kandungan setiap makanan yang di konsumsi anak-anak," tuturnya.

Seringkali, katanya, anak-anak tertarik dengan bentuk makanan, atau senang dengan rasanya, tetapi tanpa dilengkapi informasi kandungan makanan dan gizinya. Karenanya, inilah saatnya orang tua memikirkan supaya anak-anak memiliki pola makan seimbang. (Sam)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved