Ular Weling, Ular Mematikan Kedua di Dunia, Bisanya Ganas Serang Sistem Otot, Lumpuh dan Susah Napas
Ular weling salah satu ular berbisa yang mematikan. Memiliki nama latin Bungarus candidus, ular weling berbahaya karena bisa yang dimilikinya mampu
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Ular weling salah satu ular berbisa yang mematikan.
Memiliki nama latin Bungarus candidus, ular weling berbahaya karena bisa yang dimilikinya mampu membunuh manusia.
Beberapa kasus orang meninggal karena gigitan ular weling sudah dilaporkan.
Kasus yang terbaru terjadi di Ujungberung, Bandung. Bocah 11 tahun, Hadi Ramdani meninggal setelah digigit ular weling yang ditangkapnya.
Ia digigit setelah memamerkan ular tersebut kepada teman-temannya.
Bocah sempat kembali ke rumahnya namun tak ada orang yang bisa menolongnya.
Mulutnya berbusa dan tangannya menggaruk-garuk lantai.
Selain Hadi Ramdani, ada pula Iskandar, satpam di perumahan Cluster Michelia, Tangerang yang juga bernasib sama.
Ada pun satu korban yang berhasil hidup karena mendapat pertolongan.
Pada 2017, Anada Yue Riastanto digigit ular weling saat sedang tidur.
Ia dilarikan ke rumah sakit dan berhasil selamat.
Namun, kondisinya tidak bisa sama seperti semula.

Setelah 32 hari dirawat, tubuh bocah 8 tahun itu mengalami kelumpuhan.
Penglihatannya pun menjadi tidak normal.
Berdasarkan artikel yang dipublikasikan pada November 2019 di owlcation.com, ular weling menduduki urutan kedua sebagai ular paling mematikan di dunia.
Posisi pertama diisi Belcher's Sea Snake atau Hydrophis belcheri.
Ular yang dimaksud mematikan berbeda dengan ular paling beracun.
Urutan tersebut dibuat berdasarkan fatalnya racun ular mempengaruhi manusia saat tidak ada antivenom.
• Kisah-kisah Tragis Akibat Ular Weling, Ada yang Lumpuh, Penglihatan Rusak, Bocah di Bandung Tewas
• Bisa Ular Weling Lebih Mematikan dari Bisa Ular Kobra, Tingkat Kematiannya Capai 70 Persen
Rata-rata waktu kematian setelah tergigit dan dampak bis aular juga menjadi pertimbangan dalam mengurutkan ular tersebut.
Masih melansir sumber yang sama, ular weling memiliki rata-rata panjang 3,6 feet atau setara 1 meter.
Ular weling ditemukan di Thailand dan beberapa wilayah di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Ular weling atau blue krait termasuk yang memiliki bisa mematikan dalam kelompok ular keluarga elapid.

Hewan melata tersebut berpola belang-belang. Warnanya hitam kebiruan dan putih kekuningan.
Mangsa ular weling adalah tikus, reptil, dan ular lainnya, termasuk sesamanya.
Berdasarkan penelitian terkini, ular weling menyukai tempat seperti lapangan, lubang, bahkan rumah.
Tempat tersebut akan dijadikan habitatnya.
Selain itu, ular weling pun menyukai tempat yang dekat dengan sumber air, seperti sungai, sawah, danau, dan kolam.
Bisanya ular weling berburu atau aktif di malam hari.
Bisa ular weling termasuk potent dan menyerang sistem saraf.
Bila tergigit, korban akan mengalami gangguan sistem otot.
Bisanya yang termasuk neurotoxin itu mengandung presynaptic and postsynaptic toksin yang dikenal mempengaruhi kemampuan bicara dan berpikir.
Tak hanya itu, bisa ular weling juga berbahaya bagi sistem pernapasan.
Korban mengalami sesak napas dan tidak bisa bernapas hanya dalam kurun waktu 4 jam.
Gejala lain yang diakibatkan gigitan ular weling adalah lumpuh.
Sakit pada bagian perut, kram, otot muka tegang hingga kebutaan juga diakibatkan ular weling.
Bila dibandingkan dengan Chain Viper yang menghasilkan 40-70 miligram, ular weling hanya memproduksi 10 miligram bisa.

Meski jumlahnya sedikit, bisa ular weling ganas dan mematikan.
Gigitan ular weling dapat tak terasa sakit.
Namun, hanya dalam waktu 4 jam korban yang digigit dapat meregang nyawa bila tidak diberi pertolongan.
Angka kematian akibat gigitan ular weling mencapai 70-80 persen, bila korban tidak mendapat perawatan.