Bisa Ular Weling Lebih Mematikan dari Bisa Ular Kobra, Tingkat Kematiannya Capai 70 Persen
Ular weling merupakan spesies Bungarus Candidus yang sering disebut sebagai ular belang yang sangat berbisa.
Lalu, apa perbedaan lainnya dengan ular welang dan ular weling? Panji Petualang juga menjelaskan, dari karakter fisiknya.
Menurutnya, ular weling memiliki ekor lancip atau runcing dan biasa ditemukan di bawah atau bukan di atas pohon.
"Jika melihatnya warnanya kekuningan, kemudian, hitam, kekuningan, hitam dan ada di bawah itu bisa dipastikan adalah ular welang. Kalau misalkan hitam putih hitam putih dengan ekor lancip seperti cincin emas ini itu bisa dipastikan ular weling," katanya.

Pada vlog pribadinya yang diunggah pada 4 April 2018 berjudul 'Ini Dia Ular Berbisa yang Lebih Mematikan dari Cobra', Panji Petualang juga menjelaskan terkait perbedaan ular welang dan weling.
Menurutnya, ular welang itu memiliki ekor tumpul. Kemudian warna belang hitamnya menyambung sampai perut ular.
Sementara itu, ular weling warna belang hitamnya tak sampai perut. Perutnya justru bewarna polos.
"Bedanya ular welang dan weling dari ekornya. Ekor welang tumpul, ekor weling lancip, warna hitam putihnya, bagian perutnya polos, kalau welang hitamnya melingkar sampai bawah," katanya.
Penjelasan Panji Petualang terkait ciri fisik ini juga sesuai dengan yang disampaikan peneliti reptil dan amfibi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, seperti yang dimuat Kompas.com
Pertama, ia menyebut pola belangnya memang berbeda. Ular welang, warna hitam putih atau hitam kuning sampai ke bagian perut, sedangkan ular weling warna hitam putihnya hanya sampai punggung, dan perutnya putih.
Kedua, sesuai juga dengan kata Panji, bahwa bentuk ujung ekor ular welang tumpul, sedangkan ular weling justru lancip.
Ketiga, ciri lain yang disebutkan Amir adalah welang memiliki tanda V terbalik pada kepalanya, sedang ular weling tak memiliki tanda tersebut.
Peneliti LIPI itu juga menyebut, ular welang jarang ditemukan manusia karena kebanyakan hidup di area hutan. Berbeda dengan ular weling yang justru lebih banyak ditemukan di permukiman dan persawahan.

Ia juga menyebut, kedua ular itu sangat berbahaya karena memiliki bisa yang tinggi.
"Kalau didekati orang pun, mereka (weling dan welang) tidak lari karena punya bisa yang tinggi sehingga tidak takut dengan manusia," katanya.
Oleh karena itu, jangan sampai mendekati dan mengganggu ular tersebut agar tak terkena gigitan mematikannya.
Hal ini juga sempat disampaikan Panji Petualang dalam vlog yang dilansir sebelumnya. Ia menyebut, kedua ular itu sangat berbahaya.
"Racunnya sama aja karena satu kerabat, satu family," katanya.
Pada video itu, Panji juga menjelaskan soal ular weling yang ditemukannya. Ia menyebut, bisa ular yang ditemukannya itu enam kali lebih mematikan dari ular kobra.
"Bisanya enam kali lebih mematikan daripada kobra," ujarnya.
Menurutnya, karakternya tak seagresif ular kobra, tapi gigitannya bisa menyebabkan kematian.
"Walaupun tergolong ular yang tidak agresif seperti kobra, lebih santai lebih kalem, tapi satu gigitannya bisa membunuh manusia dalam hitungan hari," kata Panji Petualang.
Ia juga menjelaskan, jika terkena gigitannya tak akan merasakan sakit dan perih, tapi bisa mengantuk hingga meninggal dunia.
"Efek gigitannya seperti obat bius, enggak merasa sakit enggak perih enggak pegel, tiba-tiba korban mersa ngantuk dan bobo selamanya," katanya.
Lebih Jauh tentang Ular Weling
Pada vlog-nya yang diunggah pada 22 Agustus 2019 berjudul 'Ular Weling Tewaskan Satpam di Tangerang/Yuk Kenali Ular!', Panji Petualang menjelaskan lebih jauh tentang ular weling.
Perlu diketahui, ular weling atau bungarus candidus termasuk dalam suku atau golongan Elapidae.
Menurut Panji Petualang, ular berbisa itu masuk ke dalam keluarga besar ular kobra.
"Ular weling jenis Bungarus spesies, Bungarus adalah keluarga ular golongan Elapidae yang masuk dalam keluarga besarnya kobra, hanya mereka berbeda spesies," ujarnya.
Di antara ular Elapidae, ular weling termasuk pasif dan cenderung jinak. Berbeda dengan ular king kobra yang sangat agresif.
"Di antara jenis elapidae, mmang jenis bungarus termasuk ular yang pasif, tidak seperti king kobra yang sangat agresif, bugnarus cenderung jinak," kata Panji Petualang.
Namun, tetap saja ancaman gigitan ular berbisa itu tak bisa dielakkan.
Apalagi jika ular weling merasa terusik atau terancam.
Saat sang ular berada dalam kondisi terancam, maka akan lansgung melakukan gigitan.
"Namun ketika mereka merasa terusik dan terancam, mereka tak akan segan menggigit," katanya.
Panji Petualang menyebut, ular weling memang sulit ditebak. Ular tersebut disebut nyaris mirip dengan ular paling mematikan di dunia, yakni ular laut.
"Ular weling, berbisa namun pasif, aktif di malam hari, hampir mirip ular paling mematikan di dunia yaitu ular laut, namun merek asulit ditebak," katanya.
Selain itu, Panji Petualang pun mengungkapkan, terkait serum antibisa untuk gigitan ular berbisa.
Menurutnya, di Indonesia baru ada antibisa jebolan Biofarma, yakni Biosave Polivalen.
Menurutnya, antibisa itu bisa mengobati gigitan ular weling, ular tanah, dan ular kobra.
"Bisa mengobati gigitan dari bungarus, yaitu welang atau weling, gigitan ular tanah, gigitan ular kobra," ujar Panji Petualang.
Namun, untuk ular berbisa lainnya seperti king kobra, Panji Petualang menyebut tak ada obatnya.
"Dan beberapa ular berbisa lainnya seperti king kobra dan lain-lain tidak bisa diobati dengna antibisa tersebut," katanya.