Bukan Cuma di Jakarta, Ini 5 Banjir Bandang Paling Mematikan dalam Sejarah, Renggut Nyawa & Berwabah

5 Banjir Bandang Paling Mematikan dalam Sejarah yang Renggut Nyawa Jutaan Orang dan Sebarkan Penyakit Menular, hingga Berlangsung 6 Bulan.

Editor: Hilda Rubiah
o.Ang. via intisari.grid.id
1931 Banjir China, Tiongkok 

5 Banjir Bandang Paling Mematikan dalam Sejarah yang Renggut Nyawa Jutaan Orang dan Sebarkan Penyakit Menular, hingga Berlangsung 6 Bulan

TRIBUNJABAR.ID - Tahun 2020 dibuka dengan terjadinya banjir di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Banjir ini pun berimbas pada kegiatan dan sarana prasarana di Jakarta dan sekitarnya.

Air menggenang dan mengganggu beroperasinya fasilitas-fasilitas umum seperti moda transportasi seperti KRL, KA Bandara hingga prasarana umum seperti jalan tol.

Banjir adalah salah satu kekuatan alam yang terkuat.

Sementara peradaban Mesir kuno menganggapnya sebagai berkah, banjir telah menimbulkan malapetaka sepanjang sejarah manusia.

Daerah yang rawan banjir telah menyaksikan hilangnya nyawa yang tak terhitung jumlahnya dan kerusakan infrastruktur dan properti berulang kali.

Terkait Banjir, Komisi X DPR RI Minta Dinas Pendidikan Segera Bergerak, Senin Sudah Mulai Sekolah

Dilansir dari Value Walk, berikut 5 banjir paling mematikan dalam sejarah dunia.

5. Banjir Laut Utara, Belanda (1212)

Belanda adalah salah satu korban banjir terbesar.

Negara ini dibentuk oleh muara sungai Rhine, Scheldt, dan sungai Meuse.

Banjir Laut Utara dimulai pada Juni 1212 dan berakhir lebih dari enam bulan kemudian.

Diperkirakan telah menewaskan sekitar 60.000 jiwa.

Ratusan ribu orang harus meninggalkan rumah mereka.

Ini juga menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada properti dan infrastruktur.

Belanda membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk pulih dari banjir di Laut Utara.

4. Jiangsu-Anhui banjir / banjir sungai Yangtze, China (1911)

Yangtze adalah sungai terpanjang ketiga di Bumi dan yang terpanjang mengalir sepenuhnya di suatu negara.

Sungai sepanjang 6.300 meter ini adalah sumber utama transportasi dan irigasi di Tiongkok.

Banjir Jiangsu-Anhui pada tahun 1911 terjadi ketika sungai Yangtze dan Huai mulai banjir pada saat yang sama.

Bencana ini merenggut hingga 100.000 jiwa, menyebabkan sekitar 375.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan menyebabkan kerugian harta benda yang parah.

3. Banjir Delta Sungai Merah, Vietnam Utara (1971)

(Globalenergy-news.com)
Banjir Delta Sungai Merah, Vietnam Utara (1971)
(Globalenergy-news.com) Banjir Delta Sungai Merah, Vietnam Utara (1971) ()

Ketika itu terjadi pada tahun 1971, banjir Delta Sungai Merah tidak mendapatkan perhatian internasional seperti Perang Vietnam.

Banjir ini menewaskan lebih dari 100.000 jiwa, sebagian besar di kota Hanoi.

Butuh beberapa tahun bagi Vietnam untuk pulih dari bencana.

Terutama karena pemerintah dan orang-orang di negara yang dilanda perang sudah menghadapi kesulitan besar.

Banjir Besar Mengerikan Dikisahkan di Al Quran, Semua Manusia Mati, Tersisa Nabi Nuh dan Pengikutnya

2. Banjir Sungai Kuning, China (1887)

(Globalenergy-news.com)
Banjir Sungai Kuning, Tiongkok (1887)
(Globalenergy-news.com) Banjir Sungai Kuning, Tiongkok (1887) ()

Sungai kuning mengalami banjir besar pada 28 September 1887.

Banjir ini diperkirakan telah menewaskan antara 900.000 dan 2 juta orang.

Sekitar 2 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Lahan pertanian dan beberapa kota kecil hancur total. Tidak heran Sungai Kuning dijuluki "Kesedihan Tiongkok."

1. Banjir China, China (1931)

中外对话 - 1931 Banjir China, Tiongkok
中外对话 - 1931 Banjir China, Tiongkok ()

Sejauh ini banjir paling mematikan dalam sejarah kemanusiaan yang diketahui.

Kekeringan selama 2 tahun diikuti oleh badai salju lebat, bahkan hujan lebat dan aktivitas topan yang tinggi.

Pada Juli 1931, tiga sungai terbesar di Cina (Yangtze, Sungai Kuning, dan Huai) mengalir di atas batas maksimumnya.

Diperkirakan telah membunuh 1 juta hingga 4 juta orang, sebagian besar karena kelaparan dan penyakit.

Banjir menghancurkan tanaman dan air yang tercemar membawa penyakit menular seperti disentri dan tipus ke masyarakat luas.

Setelah banjir 1931, pemerintah China menyadari pentingnya sistem manajemen bencana yang efektif.

Negara ini kemudian menetapkan Sistem Manajemen Bencana yang Efisien untuk menangani setiap bencana alam semacam itu.

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved