Wawancara Eksklusif Juara Sayembara Desain Ibu Kota Negara Sibarani Sofian: Begadang Tiap Malam
Sibarani Sofian, urban designer asal Bogor, besama tim Urban+ menjadi pemenang dalam sayembara desain ibu kota negara (IKN)
Sebetulnya ada 10, dengan latar belakangnya ada saya arsitek kota, ada masterplaner, ada arsitek bangunan, ahli lanskap, ahli lingkungan, ahli transportasi ada dua, ahli infrastruktur ada dua, ahli smart city. Jadi kita menggabungkan berbagai jenis keahlian dan perspektif yang ramai itu akhirnya berkumpul di satu ruangan.
Apa aktivitas mereka ?
Beberapa teman-teman kami itu eks dari perusahaan di Singapura, AECOM. Ada yang masih di situ juga. Saya pernah bekerja disana kurang lebih 10 tahunan. Karena ini kompetisi sifatnya individual bukan company, jadi kami tarik dan rekrut dari waktu pribadi mereka saja, jadi mereka itu ahli-ahli di bidangnya.
Mereka juga sekarang lagi membuka firmanya sendiri. Ada yang masih tetap di perusahaan yang lama. Kita berkolaborasi supaya pemikirannya kaya, karena waktunya singkat, kita hanya punya waktu 6 minggu, dan itu luar biasa.
Berapa lama Anda mengerjakan desain atau rancangan sebuah kota?
Tiga sampai empat bulan ya biasanya, tidak ampai dua bulan ini, tetapi saya akui tidak mudah makanya agak tricky buat teman-teman yang lain juga untuk mengerjakan ini, tapi karena kebetulan saya waktu itu di kantor Hong Kong dan Singapura itu saya mengepalai divisi perencaan, di mana pada saat kompetisi ya memang tidak ada kompetisi yang tiga bulan.
Kompetisi ya sekitar tiga minggu, jadi kompetisi itu istilahnya difast track, otaknya diperas lebih cepat. Waktunya dibuat lebih challenging, dan kita dipaksa bekerja lebih keras saja.
Kebetulan, kami cukup terlatih untuk mengerjakan kompetisi, dan format perusahaan yang dulu saya bekerja itu memang formatnya multidisiplinary.
Siapa yang berperan paling krusial dalam desain IKN Nagara Rimba Nusa ini?
Memang kapasitas untuk melihat dari kejauhan untuk melihat ahli transpor bicara apa, infra ngomong apa, overspace bicara apa, karena biasanya setiap speasialis itu melihatnya kacamata kuda, karena di sekolahnya seperti itu.
Mungkin urban designer jadi salah satu yang quality yang memang harus membaca semua bidang yang jadi istilahnya dirigennya begitu, mengomandokan dan mengokestrasi itu adalah urban designer, karena kita yang akan bisa melihat kalau ini dicampur dengan ini jadinya ini.
Jadi ya mungkin dalam hal ini saya dan satu orang lagi rekan saya namanya Arjuna juga sama-sama urban designer.
Sebelumnya apakah Anda sempat ke sana untuk observasi begitu?
Saya sudah sempat lihat daerah Balikpapan dan Samarinda. Rekan saya kemudian yang mengikuti survei. Diundang ya, ada sekitar 80 peserta yang mendaftar.Jadi mereka dikasih kesempatan untuk melihat ke lokasi. Jalan ke sana menggunakan boat, kemudian naik mobil, lalu kita lihat-lihat ke bukit dan sebagainya. Dari hasil pemantauan teman-teman saya ini bilang, yang ini bagus yang itu bagus juga.
Apakah perjalanan ke sana juga lewat udara?