Buat Kamu di Tasikmalaya yang Suka Ngopi, Kedai Kopi 77 Sajikan Kopi Seduh Asli Harga Terjangkau

Bagi mahasiswa, pelajar, anak muda, juga kalangan keluarga yang memiliki kocek terbatas tapi ingin rehat sambil ngopi, datang saja ke Kedai Kopi 77

Penulis: Firman Suryaman | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Firman Suryaman
Sebuah komunitas penyuka kopi seduh asli sedang nongkrong di Kedai Kopi 77, Kamis (12/12/2019) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Bagi mahasiswa, pelajar, dan anak muda pada umumnya, juga kalangan keluarga yang memiliki kocek terbatas tapi ingin rehat sejenak sambil ngopi, datang saja ke Kedai Kopi 77 saat menikmati weekend nanti.

Kedai kopi yang terletak di tepi jalan provinsi Tasikmalaya-Manonjaya, tepatnya di Kamulyan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya ini, memang berani menyuguhkan kopi seduh asli dengan harga bersahabat.

"Dengan mengeluarkan uang Rp 13.000 saja, kalangan mahasiswa, pelajar dan santri sudah bisa menikmati kopi seduh asli," kata Barie Firmansyah, barista Kedai Kopi 77, saat ditemui Kamis (12/12/2019) malam.

Namun begitu, lanjut Barie, bukan berarti kalangan lain tak bisa dilayani.

Minuman kopi
Ilustrasi: Minuman kopi (Pixabay.com)

Bahkan pihaknya menuangkan konsep kedai yang cocok untuk keluarga dan komunitas.

Seperti satu meja besar dengan banyak kursi di lahan taman yang cukup luas.

Menu yang disediakan tidak hanya beragam sajian kopi asli siap seduh, tapi juga kuliner khas anak muda.

Seperti roti bakar, kentang goreng, nasi goreng, beef burger dan lainnya. Tentu dengan harga terjangkau pula.

Lebih mengasyikkan, disediakan dua jip lawas di halaman depan untuk ajang selfie.

"Desain interior juga kami bangun kekinian sebagai ajang selfie, dengan konsep hijau dengan beragam tanaman hias," kata Barie.

Sentuhan Islami juga menjadi dasar penentuan konsep kedai yang jaraknya hanya sekitar 5 km dari pusat Kota Tasikmalaya ini.

Selain tidak adanya ruang tertutup juga tersedia musola yang representatif.

"Daerah kami ini merupakan daerah pesantren. Santri menjadi salah satu pangsa pasar yang kami bidik," ujar Barie.

Santri yang mondok di pesantren banyak yang datang dari kota besar, seperti Bandung dan wilayah Jabodetabek.

"Mereka dipastikan butuh tempat yang sesuai dengan latar belakang kultur mereka sebagai orang kota," kata Barie. (firman suryaman)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved