Blak-blakan Erick Thohir, Ungkap Alasan Sebenarnya Mengapa Ahok Masuk Pertamina, Perintah Jokowi?
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan alasan mengapa Basuki Tjahaja Purnama ( BTP ) atau Ahok ditunjuk menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan alasan mengapa Basuki Tjahaja Purnama ( BTP ) atau Ahok ditunjuk menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina.
Erick mengatakan, bukan tanpa alasan pada akhirnya Ahok jadi komisaris.
Padahal sebelumnya, digadang-gadang BTP bakal masuk jajaran direksi.
Erick Thohir berujar, pihaknya membutuhkan figur seperti Ahok hingga Chandra Hamzah sebagai pendobrak.
"Direksi yang ada sekarang performance-nya cukup baik, kalau kita lihat import migas cukup bisa ditekan, (itu peran) siapa? Tentu direksi," ujar Erick, dikutip TribunJabar.id dari tayangan di kanal YouTube Mata Najwa, Kamis (5/12/2019).
Lebih lanjut Erick Thohir menjelaskan, 142 BUMN membutuhkan fitgur-figur yang baik, berakhlak, memiliki team work yang bagus, dan loyalitas.
Karena itu, mau tak mau pihaknya harus membuka diri.
Erick mengatakan, membuka diri merupakan hal yang tak salah jika ada figur-figur bagus yang mau membantu.
• Elegannya Puput Nastiti Devi Tampil saat Dampingi Ahok Bos Pertamina, Istrinya Pakai Gelang Mewah
Namun, saat mulai menghubungi figur-figur bagus tersebut, termasuk Ahok, Erick mengatakan, sulit untuk membujuk atau mengajaknya.
"Karena itu saya telpon Pak Basuki, apakah ada kesempatan kerja sama, dan tidak beliau saja, ada Pak Chandra Hamzah, ataupun menggeser Pak Pahala (Pahala Mansury) dari direktur keuangan ke BTN atau Bu Emma (Emma Sri Martini) dari Telkomsel ke Pertamina."
"Ini semua ada strateginya, bukan hanya suka dan tidak suka," ujar Erick Thohir.

Erick lalu menepis soal isu penunjukkan Ahok merupakan instruksi Jokowi atau keinginannya pribadi.
Ia mengklaim, penunjukkan Ahok telah melalui proses yang objektif.
"Karena fundamental yang dibangun harus good governance dulu, baru bisnisnya."
"Tapi kalau timnya sendiri sudah tidak bisa dipercaya, tidak bisa kerja, bagaimana bisa kita menerapkan bisnis baik atau model bisnis baru," ujar Erick Thohir.