Sejarah Cimahi
VIDEO-Pelurusan Sejarah, Hotel Tjimahi Dibangun oleh Nyi Raden Fatimah Bukan GA Fronier
HOTEL Tjimahi yang diketahui sudah ada sejak tahun 1927 ini banyak memiliki nilai sejarah yang harus digali kisahnya.
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
KOMUNITAS. Penggiat pecinta sejarah dan bangunan tua di Kota Cimahi yang tergabung dalam Komunitas Tjimahi Heritage akan menggelar jelajah Hotel Tjimahi pada
Minggu (1/12/2019).
Jelajah bangunan bersejarah ke lokasi Hotel Tjimahi akan dilaksanakan pukul 09.00 WIB sampai 12.00 WIB.
Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok mengatakan Hotel Tjimahi yang diketahui sudah ada sejak tahun 1927 ini banyak memiliki nilai sejarah yang harus
digali kisahnya.
"Mencari sumber langsung dari sejarahnya, ada kisahnya dan ceritanya, seperti awal mulanya dibangun Hotel Tjimahi tersebut, siapa yang membangun, dan para tokoh yang
sempat atau pernah tinggal," ujar Mac, sapaan akrab Machmud saat dihubungi Tribun Jabar, Sabtu (30/11/2019).

Selain mencari tahu dari kisahnya, pihaknya akan mencari data berupa foto-foto jaman dulu yang sempat mengabadikan pada zamannya.
"Banyak foto-foto lama, selain itu mencari barang-barang peninggalan zaman dulu yang memiliki sejarahnya," ungkapnya.
Data yang dimilik Komuntas Tjimahi Heritage, bahwa Hotel Tjimahi ini sempat dihuni seorang tokoh bernama Sarwo Edhie Wibowo.
Tokoh tersebut merupakan ayah dari almarhumah Ani Yudhoyono, istri mantan presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan menjadi salah seorang tokoh yang
turut menumpas G30S/PKI.
Hotel Tjimahi ini beroperasi pada tahun 1927.

Pendiri atau yang membangun Hotel Tjimahi ini asli pribumi oleh Nyi Raden Mardiah Singawinata yang berganti nama menjadi Nyi Raden Fatimah Singawinata.
Nyi Raden Fatimah ini merupakan kakak dari Dokter Kornel Singawinata yang menjadi kepala Rumah Sakit Dustira pertama.
Nyi Raden Fatimah ini menikah empat kali dengan orang asing.
Suami pertama orang Belanda, suami kedua orang Belanda bernama Ben Strasters, suami ketiga orang Belanda bernama Veen, dan suami keempat bernama GA Fournier
yang berasal dari Prancis.
Kini Hotel Tjimahi dikelola oleh cucunya bernama Theresia Gerungan Soetamanggala.
Saat Tribun Jabar menyambangi dan menjelajah bersama Komunitas Tjimahi Heritage, penggiat pecinta sejarah dan bangunan tua Kota Cimahi, bisa bertemu langsung dan
mendapat cerita dari Theresia.

Satu per satu ruangan atau kamar hotel diterangkan oleh Theresia.
Theresia menceritakan dulu sebelum Hotel Tjimahi beroperasi lahan di situ adalah sebuah kebun bunga mawar.
"Taman Bunga Mawar, Si Ni ( Nyi Raden Fatimah ) suka berkebun, jadi taman semua," ujar Theresia.
Hotel Tjimahi ini sudah tiga kali berganti namanya.
Awal dibangun ini dulu namanya Wisma Pension, setelah kemerdekaan menjadi bernama Penginapan Tjimahi.
Pada tahun 1960-an baru menjadi Hotel Tjimahi.
Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok mengatakan setelah menjelajah Hotel Tjimahi ini, yang diceritakan langsung oleh keturunan pendirinya diketahui Hotel
Tjimahi ini didirikan atau dibangun oleh asli pribumi yaitu Nyi Raden Fatimah, bukan oleh GA Fronier yang orang Prancis.
"Yang harus diluruskan yang ditulis di blog-blog itu, pendiri dari pemilik Hotel Tjimahi ini banyak menyebutkan orang Prancis, tidak benar, ternyata yang mendirikan orang
pribumi yaitu Nyi Raden Fatimah, itu bisa meluruskan sejarah," ujar Mac.
Di masa kecilnya, istri mantan Presiden RI ke-6 SBY, Ani Yudhoyono sempat menempati Hotel Tjimahi yang dulu dipakai sebagai asrama bagi anggota militer yang bertugas di
Kota Cimahi.
Kini bangunan yang dulu ditempati Sarwo Edhie Wibowo beserta anaknya Ani Yudhoyono menjadi kamar Nomor 21-22.
Theresia Gerungan Soetamanggala kini yang menjadi pengelola Hotel Tjimahi menceritakan dua kamar tersebut dulu sebuah bangunan yang ditempati Sarwo Edhie sekitar
tahun 1959.
"Itu ada empat kamar, yang jadi dua rumah, disebut paviliun dua dan tiga. Paviliun 2 adalah tempat masa kecilnya Ani Yudhoyono. Sarwo Edhie dulu jadi kepala RPKAD,"
ujarnya.
Selain itu, Hotel Tjimahi sempat menjadi masa kecilnya Doni Monardo, yang kini menjabat Kepala Basarnas.
Doni Monardo masa kecilnya dulu menempati bangunan sebelahnya yang kini menjadi kamar Nomor 23-24.
"Jadi beliau juga masa kecilnya disini, tahun 2017 bulan November, sempat mampir ke sini," ucapnya.
Kamar yang dulu ditempati Ani Yudhoyono dan Doni Monardo bangunannya masih dipertahankan seperti dulu.
Menurut Theresia, di depan bangunan yang ditempati Sarwo Edhie dulu ditanami tanaman, tetapi seiringnya waktu, pada tahun 1990 dibangun kolam renang.
Namun Theresia menyayangkan perihal ranjang yang terbuat dari besi yang memiliki nilai sejarah oleh neneknya Nyi Raden Fatimah Singawinata dipangkas dan dijadikan
pagar kamar hotel.
Lahan Hotel Tjimahi memiliki luas sebesar 3.300 meter persegi.
Selain para tokoh Indonesia, ibunya artis Marshall Sastra sempat tinggal di Hotel Tjimahi.
Selain itu, Tribun Jabar pun berkesempatan menyambangi tempat tinggal nenek Theresia yaitu Nyi Raden Fatimah Singawinata.
Kursi yang berada di ruang tamunya itu masih ada dari zaman dulu dan masih terlihat kokoh.
Kini rumah tersebut ditinggali Theresia beserta keluarganya.
Machmud Mubarok mengatakan Hotel Tjimahi dulu yang menjadi asrama bagi tentara yang bertugas di Kota Cimahi.
Ini karena ada kekurangan perumahan bagi para prajurit.
"Kita bisa mengetahui bahwa benar, dulu hotel pernah jadi asrama tentara, ketika jumlah tentara makin banyak tapi dari sisi perumahannya belum ada, jadi hotel yang ada
dijadikan asrama," ujar Machmud.
Disebutkannya, sekitar tahun 1980-an di Kota Cimahi, mencari hotel sangat susah dan pantas jika Hotel Tjimahi yang salah satu hotel tertua di Kota Cimahi menjadi rujukan
untuk ditinggali serta letaknya yang sangat strategis.
Karena letak Hotel Tjimahi yang sangat strategis, artis seperti Rhoma Irama, Rano Karno sempat tinggal di hotel tersebut.
Ramon Paul Pierre Wasterling yang dikenal sebagai pimpinan Baret Hijau dan terlibat dalam peristiwa kudeta Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) sempat singgah di Hotel
Tjimahi.
Setelah kejadian APRA sekitar tahun 1950-an, Westerling datang ke Kota Cimahi untuk mendapat tempat persembunyian.
Westerling menempati yang kini menjadih kamar Nomor 12.

Ibu dari Theresia Gerungan Soetamanggala, Henny Tedjosuwarno, saat itu memberitahunya bahwa kamar yang dulu ditempati Theresia, sempat dijadikan tempat tinggal
Westerling.
"Kamu tahu itu tempat tidur kamu itu tempat tidurnya Westerling. Saya syok, kan," ujar Theresia.
Menurut Theresia, yang diceritakan oleh ibunya, dulu di sekitaran hotelnya, terdapat sebuah sumur.
Jadi Westerling saat akan ditangkap pihak tentara Indonesia di Hotel Tjimahi ini pergi ke Ujung Kulon meloloskan diri dari kepungan para tentara.
"Semuanya barang barang Westerling dibuang ke sumur itu, kini masih ada di dapur, tapi sudah ditutup," ujarnya.
Theresia menambahkan tak tahu berapa lama Westerling tinggal di Hotel Tjimahi.
Kini ranjang hingga rak baju peninggalan Westerling masih tersimpan rapih hingga puluhan tahun lamanya.
Menurut Theresia, kayu ranjang tempat tidur dan rak baju peninggalan Westerling ini dibuat dari bahan pohon jati. (*)