Luncurkan Mantra, Band asal Kutai Ini Disidang di Pengadilan Musik, Pecinta Metal Pun Penasaran
Lagi, DCDC Pengadilan Musik suguhkan sesuatu yang beda. Band yang dihadirkan kali ini bukan berasal dari kota-kota ternama di Jawa, tapi dari Kutai
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Dedy Herdiana
"Album Mantra menjadi pembuktian bahwa mereka layak didengarkan karena mewakili suara hati masyarakat tentang kondisi alam Kalimantan, karena itulah dalam album ini terdapat lagu yang mengolaborasikan berbagai alat musik khas Kalimantan di dalamnya," ujar Ruly.
Setelah Hakim Man (Jasad) mendengar album Mantra dan berbagai keterangan terdakwa, maka Hakim Man menyatakan bahwa album Mantra layak edar dan menjadi triger bagi kebangkitan musik metal di Kalimantan.
Tak hanya itu, Hakim DCDC Pengadilan Musik itu bertambah yakin dengan keputusannya setelah melihat langsung kepiawaian personel Kapital memainkan alat musik dan mampu menjawab semua pertanyaan pada sesi uji kompetensi dengan alasan-alasan yang logis.
DCDC Pengadilan Musik yang terselenggara dengan kerja sama ATAP Promotions malam tadi telah memasuki edisi ke-38.
Menurut perwakilan DCDC, Agus Danny Hartono, band asal Kalimantan Timur, Kapital, sengaja dihadirkan karena dianggap layak menjadi terdakwa di DCDC Pengadilan Musik edisi 38.
"Mereka memiliki kualitas di industri musik metal Tanah Air, ini dibuktikan kemampuan mereka menjadi finalis di ajang WOA Metal Battle Indonesia 2019," kata Danny.
Danny menyebutkan bahwa tampilnya Kapital di DCDC malam tadi juga sebagai apresiasi DCDC terhadap industri musik Tanah Air, khususnya bagi band-band yang berasal dari luar Jawa.
Menurut dia, musik metal di Kalimantan belum mendapat apresiasi sebesar di Bandung, atau Pulau Jawa.
"Di sini mereka membuktikan bahwa band asal luar Jawa pun memiliki kemampuan dan kualitas bagus, khususnya di musik metal, sekaligus ini sebagai ajang pembuktian Kapital bahwa mereka mampu," ujarnya.

Ditemui di tempat yang sama, perwakilan ATAP Promotions, Uwie Fitriyani, menyebutkan bahwa hadirnya Kapital dalam DCDC Pengadilan Musik merupakan buah aspirasi Coklatkita yang mengharpkan hadirnya band asal luar Jawa.
"Karena selama ini memang kebanyakan band asal personel yang dihadirkan berasal dari Bandung atau pulau Jawa," ujar Uwie.
Selain itu, kata Uwie, secara kebetulan Kapital juga kini sedang berkreasi melalui album baru serta menggelar tur ke sejumlah daerah di Jawa.
Sebagai informasi, Band Kapital berasal dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Awalnya band mereka bernama The Pistol.
Seiring dengan perubahan tren di dunia musik, para personel mulai melakukan eksplorasi di genre musik yang berbeda.
Album perdana mereka adalah Metalmorphosis (Distorsi Records/2009).
Pada 2010, Kapital merilis album kedua Reinkarnasi (Distorsi Records/2011) disusul kemudian Symphoni Kegelapan (Distorsi Records/2012), Teror Dari Belantara (Demajors/2014), album mini Anonymous (Distorsi Records/2015) dan Semesta Rawa (Armstretch Records/2017).
Menginjak usia 15 tahun di 2019 Kapital merilis album ketujuh bertajuk Mantra (Armstrech Records/2019).
Seusai persidangan digelar, hampir semua pencinta rock metal yang hadir mendapat kesempatan untuk berfoto bersama. Suasana pun tampak semakin semarak dan cair serta terasa lebih akrab. (*)