Carmi TKI Asal Cirebon akan Pulang dari Arab Saudi Jika Gajinya Sudah Dibayar Lunas
Staf Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh Arab Saudi, Sa'dullah Affandy
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Staf Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh Arab Saudi, Sa'dullah Affandy menyebutkan, Carmi, TKI asal Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon masih menunggu pembayaran gaji untuk kembali ke Indonesia.
Sa'dullah mengatakan, terkait pembayaran gaji beberapa waktu lalu pihak majikan telah mendatangi KBRI Riyadh untuk menandatangani soal pelunasan gaji dan meminta tempo waktu selama dua bulan, terhitung dari September 2019.
"Belum dibayarkan, jangan sampai pulang tetapi masih ada utang," kata Sa'dullah saat dihubungi, Jumat (8/11/2019).
Dalam surat perjanjian yang telah dibuat, kata Sa'dullah, bila dalam waktu dua bulan majikan tidak membayar seluruh gaji, maka pihak KBRI akan memproses secara hukum negara Arab Saudi.
Ia menambahkan, sebelum semua hak Carmi terpenuhi, pihak KBRI tidak akan memulangkan Carmi ke kampung halamannya, "Kalau sampai pulang sebelum dibayarkan nantinya pas pulang nagih-nagih, harus tuntas dahulu," katanya.
• Deretan Ucapan Selamat Hari Pahlawan, Kirim Lewat WhatsApp hingga Update Instagram dan Twitter
Sa'dullah, mengatakan, selain Carmi, ada ratusan TKW asal Indonesia yang saat ini berada di Rumah Harapan Masyarakat (Ruhama) KBRI Riyadh, namun dengan bermacam-macam kasus.
"Kalau semua beres, pasti dipulangkan ke Indonesia," katanya.
Carmi berangkat ke Arab Saudi dibantu oleh seorang di Desa Rawaurip, juga melalui jasa pemberangkatan tenaga kerja untuk keluar negeri, yakni PT Umah Sejati Alwidah Jaya Sentosa.
Sayangnya, perusahaan tersebut sudah sejak lama tutup.
Lahir pada 4 Mei 1971 di Kabupaten Cirebon, Carmi berangkat setahun setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 1987 dan pada 1988.
Carmi meminta izin kepada ayahnya untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga dengan cara menjadi TKW.
Pada 1991 atau tiga tahun setelah pemberangkatannya, keluarga mendapatkan kabar dari Carmi melalui surat, namun ditahun-tahun selanjutnya kabar dari Carmi sama sekali tidak diketahui oleh pihak keluarga.
• Terungkap Motif Sebenarnya Pembunuhan Surono yang Jasadnya Dicor di Musala, Ternyata Juragan Kopi
Pada tahun 1995, keluarga mendatangi kantor PT Umah Sejati Alwidah di Jakarta, untuk mengetahui keberadaan anaknya tersebut, dalam waktu singkat itu Ilyas pun berhasil berkomunikasi dengan Carmi.
Pada Kamis, 28 Agustus 2019, keluarga kembali berkomunikasi dengan Carmi melalui panggilan video yang dihubungkan oleh Atase Ketenagakerjaan KBRI di Riyadh.
Keberadaan Carmi terlacak berada di desa Al Amar, Propinsi Gaseem yang berjarak sekitar 400 km dari Riyadh.
Carmi merupakan anak pertama dari 10 bersaudara itu, bekerja rumah pasangan suami istri Suud bin Hudaiban dan Habibah, di Riyadh, Arab Saudi, sebagai ART.