Bayi 3 Tahun di Malang Tewas Setelah Dianiaya, Ayah Tiri Tega Injak Korban Karena Pipis Sembarang
Nahas nasib bayi berumur tiga tahun bernama Agnes asal Kota Malang Jawa Timur.
TRIBUNJABAR.ID, MALANG - Nahas nasib bayi berumur tiga tahun bernama Agnes asal Kota Malang Jawa Timur.
Ia ditemukan tewas di bak mandi rumahnya, di Perumahan Tlogowaru Indah D-14, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (30/10/2019).
Agnes diduga tewas karena disiksa ayah tirinya.
Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi, mengatakan Agnes ditemukan di dalam bak mandi oleh ayah tirinya, Ery Age Anwar.
Ketika dibawa ke RS Refa Husada, Agnes sudah dinyatakan meninggal.
“Saat kami mengambil keterangan saksi terlapor, yang bersangkutan bilang korban terjatuh di kamar mandi. Namun kami cek kesesuaiannya,” tutur Komang ketika olah TKP, Kamis (31/10/2019).
• Beprestasi dan Terpilih Secara Aklamasi, Idham Azis Dilantik Jadi Kapolri oleh Jokowi Pagi Ini
Ia mengatakan terdapat beberapa luka memar di tubuh Agnes.
Salah satu yang kasat mata adalah luka lebam di bagian punggung serta pelipis kepala.
“Yang kasat mata tadi di pelipis ya sama punggung. Lainnya nanti tunggu hasil autopsi,” terang dia.
Berdasarkan pengakuan Ery, kata Komang, Agnes berpamitan ingin mandi sekitar pukul 14.00 WIB.
Ery mengaku membiarkan Agnes mandi sendiri lantaran ada bayi berusia 1,5 bulan yang harus dijaga.
“Namun ini masih kita cocokkan keterangan ayah tiri korban dengan fakta-fakta yang ada,” kata dia.
Komang mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian Agnes.
• Bayi Peluk Mayat Ibu Selama Tiga Hari, Bak Mukjizat Kondisinya Sehat, Pihak RS Sampai Terheran-heran
Tiga orang sedang diperiksa di Mapolres Kota Malang yakni Ery, ibu kandung Agnes, Hermin Susanti dan tantenya.
“Saat ini sudah tiga orang. Dua orang tuanya sama budenya,” katanya.
Paman Agnes, Rendra Aziz Kurniawan mengatakan bayi malang itu hanya sesekali saja tinggal di Perum Tlogowaru.
Sehari-harinya, Agnes diasuh oleh keluarga ibu korban di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
“Ini di sini (Perum Tlogowaru) baru tiga hari kok mbak,” ucap Rendra.
Saat dijemput oleh ibu dan ayah tirinya, Agnes dalam keadaan sehat.
Karena itu kata Rendra, keluarga di Tajinan syok saat mendengar Agnes meninggal.
“Yang bikin kami janggal, ada luka memarnya mbak, karena itu kami melapor,” tutup dia.
Di tubuh Agnes ditemukan luka lebam di bagian punggung dan pelipis.
Selain itu, ada juga luka bakar di kakinya.
• Kepala Desa yang Aniaya Gadis yang Dituduh Mencuri Cincin, Kini Buron
Diduga dianiaya
Fakta mengejutkan muncul pasca-autopsi pada jasad Agnes.
Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander mengungkap Agnes meninggal karena pendarahan di lambung.
“Penyebab meninggalnya korban dari hasil autopsi jelas karena pendarahan di lambung yang disebabkan tekanan yang sangat keras. Nanti akan disinkronkan lagi dengan alat bukti lain,” ujar Dony, kemarin.
Selain pendarahan lambung, ditemukan pula luka bakar di kaki serta memar di bagian punggung.
Hasil autopsi ini kata Dony, menjelaskan bahwa meninggalnya Agnes tidak disebabkan karena tenggelam.
“Penyebab kematian ini sudah jelas dari hasil pemeriksaan dokter bukan karena tenggelam. Kami akan seriuskan,” tutur dia.
Dony mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan, ayah tiri Agnes, Ery Age Anwar mengaku menemukan bocah malang itu di dalam bak mandi dalam kondisi menggigil.
Ery bermaksud menghangatkan tubuh Agnes dengan membalurkan minyak dan menaruh kakinya di atas kompor.
“Itu kan hanya pengakuan terlapor namun dari hasil autopsi ini sudah jelas bahwa meninggalnya bayi umur tiga tahun ini karena pendarahan di lambung,” tutup Dony.
Sementara itu, dengan hasil autopsi tersebut dan berdasar pemeriksaan kepada Ery, polisi akhirnya menyimpulkan bahwa insiden tersebut adalah pembunuhan.
Pelakunya adalah ayah tiri korban, Ery Age Anwar.
"Modus pelaku yang awal tidak mengakui dan akhirnya mengakui melakukan kekerasan hingga korban meninggal dunia," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kabid Humas Polda Jatim, Kamis.
Barung mengatakan, pelaku tega melakukan kekerasan tersebut ternyata didasari atas keinginan pelaku menegur korban yang saat itu buang air sembarangan.
"Korban buang air sembarang itu yang membuat pelaku emosi," jelasnya.
Kepada penyidik, lanjut Barung, pelaku mengakui serangkaian kekerasan yang berujung hilangnya nyawa korban.
"Dengan cara menginjak sebanyak dua kali ya ke punggung dan perut korban," terangnya.
Tak cuma itu, lanjut Barung, pelaku sempat membakar kaki korban di atas kompor dengan alasan si korban saat itu sedang menggigil.
"Dia ngaku bakar kaki korban dengan alasan korban menggigil," tuturnya.
Barung mengatakan, penyidik dari Satreskrim Polresta Malang masih terus memeriksa pelaku.
"Kami masih periksa pelaku," pungkasnya.
(Surya.co.id/Luhur Pambudi)
• Siswa SMA Dianiaya dan Diperkosa Sesama Pelajar SMA, Pacarnya Kaget Gadis Itu Masih Hidup