Temui Petinggi PKS, NasDem Tegaskan Tak Akan Jadi Duri dalam Daging bagi Pemerintahan Jokowi
Surya Paloh yakin NasDem dan PKS bisa jalan bergandengan dalam menjalankan politik di Indonesia.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menegaskan pihaknya tidak akan menjadi duri dalam daging atau tidak akan menjadi pihak yang mencoba merusak tatanan pemerintahan Jokowi.
Hal itu disampaikan Surya Paloh usai bertemu dengan sejumlah petinggi PKS di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
"Enggak (jadi diri dalam daging,red) Tadi Presiden PKS sudah menjelaskan semua kita saling memahami. Posisi PKS di luar, posisi NasDem di dalam (mengeritik pemerintah,red)," kata Surya Paloh.
Surya Paloh yakin NasDem dan PKS bisa jalan bergandengan dalam menjalankan politik di Indonesia.
Dengan begitu, ia yakin kedua partai bisa saling bekerja mengumpulkan ide-ide untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
"Kami percaya itu memberikan sumbangsih bagi satu proses pendidikan politik yang ada di negeri ini," ujarnya.
Surya Paloh mengatakan lewat pertemuan tersebut segala kemungkinan bisa terjadi, khusunya sikap politik PKS ke depan.
"Seluruh kemungkinan kan ada saja. PKS di luar kan bisa jadi ada di dalam. Saya kira ada, kita tak tahu itu kapan. Tapi probability, teori kemungkinan itu, semuanya harus dilakoni dengan pikiran yang sehat dan baik," jelasnya.
3 kesepakatan NasDem dan PKS
Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat berjuang bersama-sama dalam memperkuat fungsi pengawasan di DPR RI.
Kesepakatan itu tertuang dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh beserta jajaran DPP partainya dan Ketua Umum PKS, Sohibul Iman beserta jajaran DPP partainya, di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam itu, menghasilkan tiga kesepakatan antara NasDem dengan PKS.
Sekretaris Jenderal PKS, Mustafa Kamal membacakan hasil kesepakaran dimana kedua partai menghargai pilihan politik masing-masing tapi tetap berjuang bersama memperkuat demokrasi.
"Pertama, saling menghormati sikap konstitusional dan pilihan politik masing-masing partai. Partai NasDem menghormati sikap dan pilihan politik PKS untuk berjuang membangun bangsa dan negara di luar pemerintahan. Di saat yang sama, PKS juga menghormati sikap dan pilihan politik NasDem yang berjuang di dalam pemerintahan," kata Mustafa Kamal.
Mustafa Kamal mengatakan perbedaan sikap politik kedua partai tersebut tidak menjadi penghalang bagi NasDem dan PKS untuk bersama menjaga demokrasi agar tetap sehat dengan memperkuat fungsi checks and balances di DPR.
"Demokrasi yang sehat itu penting untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, budaya dan lainnya," kata Mustafa Kamal.
Kesepahaman kedua antara PKS dan NasDem, kata Mustafa, adalah soal kedaulatan NKRI.
PKS-NasDem tidak akan memberi tempat untuk gerakan separatisme, terorisme hingga radikalisme.
"Serta tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Mustafa Kamal.
Ketiga, lanjut Mustafa, PKS dengan NasDem menyadari bangsa ini diperjuangkan oleh para pendiri bangsa dari kelompok nasionalis dan kelompok Islam.
"Generasi penerus dari 2 komponen bangsa tersebut harus mampu menjaga warisan sejarah pendiri bangsa ini dengan saling menghormati saling memahami dan saling bekerja sama dalam rangka menjaga kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai atau golongan," jelasnya.
Boyong 12 pengurus DPP
Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh bersilahturahmi dengan Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS, Rabu (30/10/2019).
Pantauan Tribunnews, sekitar pukul 15.50 WIB, Surya Paloh yang tampak mengenakan pakaian jas berwarna biru tiba di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.