Lima Orang yang Diamankan Terkait Penyerangan SMAN 10 Berusia Belasan Tahun, 3 Masih di Bawah Umur
Lima orang yang diamankan terkait penyerangan SMAN 10 berusia belasan tahun, tiga di antaranya masih di bawah umur.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraga Sukarna
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah pihak yang diamankan polisi terkait penyerangan dan perusakan pagar dan pos keamanan SMAN 10 Bandung di Jalan Jakarta, Minggu (27/10/2018) melibatkan peran alumni salah satu SMK negeri di Kota Bandung.
"Ada peran alumni juga. Untuk perannya dalam penyerangan itu masih kami dalami," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema di kantornya di Jalan Merdeka, Rabu (30/10/2019).
Peristiwa itu terungkap setelah rekaman CCTV penyerangan SMAN 10 Bandung beredar.
Tampak di video itu, puluhan remaja mengendarai sepeda motor berada di depan SMAN 10 Bandung.
Sebagian dari mereka turun dari motor dan melempari ke arah SMAN 10 Bandung.
Sejak Senin (28/10), penyelidik Polrestabes Bandung sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi, dan mempelajari rekaman CCTV.
"Dari olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi dan pengembangan, diamankan 13 orang diduga pelaku. Namun hasil pemeriksaan pada mereka, ada lima orang yang diamankan dan diperiksa intensif," katanya.
Kata dia, dari lima yang diamankan, semuanya masih berusia belasan tahun.
Alumni berinisial MC berusia 19 tahun lalu inisial Sh (19) sebagai pelajar.
Kemudian Mw, Ab dan Sc ketiganya masih pelajar berusia di bawah tahun.
"Ada yang usia 18 tahun dan 17 tahun. Sejauh ini kami masih mendalami peran-peran mereka dan mengedepankan prinsip perlindungan anak-anak," kata Irman Sugema.
Pihaknya sudah memanggil kedua kepala sekolah tersebut untuk duduk bersama mengurai masalah tersebut.
Kapolrestabes meminta pihak-pihak terkait untuk menjaga keamanan dan kondusifitas Kota Bandung.
"Dari pemeriksaan saksi, motif dibalik penyerangan itu berawal dari saling ejek di media sosial yang bermula dari pertandingan sepakbola Liga Pelajar Indonesia," ujar Irman Sugema.