Jembatan Besi Rusak Tak Juga Diperbaiki, Warga Pun Bikin Jembatan Gantung tapi Kini Sudah Reyot
-Ratusan warga di Kecamatan Plumbon dan Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, selama lebih dari lima t
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Ratusan warga di Kecamatan Plumbon dan Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, selama lebih dari lima tahun memanfaatkan jembatan gantung yang seringkali membahayakan mereka yang melintas.
Melintang di atas Sungai Cempaka, jembatan bambu tersebut menjadi jalur alternatif bagi para pelintas dua wilayah, yakni Desa Kejuden, Kecamatan Depok dan Desa Cempaka, Kecamatan Plumbon.
Memiliki panjang 50 meter dan lebar 1,5 meter, jembatan tersebut bawahnya hanya dilapisi papan kayu bekas yang dikaitkan dengan tali baja, serta besi penyangga.
Jembatan reyot tersebut hanya bisa dilintasi oleh pejalan kaki serta pengendara roda dua, namun untuk roda dua hanya bisa dilintasi secara bergantian agar tidak terperosok ke aliran sungai.
Pantauan Tribun Jabar, Kamis (17/10/2019), hampir semua material jembatan mengalami kerusakan, sehingga saat ada kendaraan atau pejalan kaki yang melintas, jembatan tersebut pun terguncang.
Irfan (38), warga Desa Cempaka, Kecamatan Plumbon, mengatakan jembatan tersebut dibangun lantaran jembatan permanen yang dibangun di sekitar jembatan gantung itu ambruk akibat tersapu aliran Sungai Cempaka.
• Genjot Pertumbuhan Industri Otomotif, MTF Autofiesta Bandung Hadirkan Program Menarik
Ia menambahkan, akibatnya ambruknya jembatan permanen tersebut, kira-kira tahun 2010, jembatan gantung dibangun secara swadaya oleh masyarakat, agar memudahkan warga untuk beraktivitas.
"Jembatan ini sangat membantu warga, karena kalau tidak lewat sini mesti mutar, kira-kira satu kilometer jauhnya," kata Irfan di Desa Cempaka, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Kamis (17/10/2019).
Jembatan gantung tersebut, kata Irfan, belum pernah mengalami perbaikan secara total, bahkan beberapa bagian yang telah rusak pun hanya diperbaiki menggunakan material seadanya.
Irfan menambahkan, di ujung jembatan warga sekitar pun menyimpan wadah penampung uang, diketahui uang tersebut nantinya digunakan untuk memperbaiki kerusakan.
"Dibiarkan begitu saja, warga disini saja yang benar-benar peduli," katanya.
• Selama Oktober-November 2019, Menginap di Hotel Santika Cirebon Cuma Rp 500 Ribu Per Malam
Seorang pelintas dari Desa Kejuden, Rahmanto (42), mengatakan, kalau ia kerap waswas, lantaran khawatir terperosok ke aliran sungai.
Namun begitu, kata Rahmanto, adanya jembatan gantung tersebut dianggap dapat memangkas waktu serta jarak.
"Dari jembatan ke bawah sungai lumayan tinggi, makannya harus pelan-pelan," katanya.