Profil AM Hendropriyono, Mertua KSAD Andika Perkasa yang Melegenda, Profesor Intelijen Pertama
Dilihat dari latar belakang KSAD Jenderal Andika Perkasa, ternyata ia memiliki mertua yang juga seorang jenderal terkenal di tanah air. Ia adalah AM H
TRIBUNJABAR.ID - Dilihat dari latar belakang KSAD Jenderal Andika Perkasa, ternyata ia memiliki mertua yang juga seorang Jenderal TNI terkenal di tanah air. Ia adalah AM Hendropriyono.
Di militer Indonesia, jejak AM Hendropriyono melegenda. Khususnya di dunia intelijen. Diketahui, ia merupakan mantan Kepala BIN.
Berdasarkan profilnya, AM Hendropriyono atau bernama lengkap Abdullah Makhmud Hendropriyono adalah pria kelahiran Yogyakarta, 7 Mei 1945.
Kariernya yang paling melegenda ketika AM Hendropriyono menjadi ujung tombak pertempuran pasukan elite Kopassandha yang kini bernama Kopassus.
Selain itu, Hendropriyono pun masuk ke ranah intelijen sebagai Kepala Badan Intelijen ( BIN ) pertama.
Selama berkarir di dunia militer, AM Hendropriyono terlibat dalam sejumlah operasi yang membesarkan namanya.
• Profil KSAD Andika Perkasa, Jenderal TNI Bergelar Banyak, Mertuanya Bukan Orang Sembarangan
• Ucapan Prabowo di Rumah Hendropriyono Bikin Tertawa, Bicara Soal Jamuan Makan Malam dan Diet
AM Hendropriyono dikenal sebagai penuntas insiden bersejarah, Peristiwa Talangsari 1989.
Kala itu, AM Hendropriyono berhasil menindak potensi radikalisme dari Kelompok Warsidi di Talangsari, Lampung.

Pertempuran antara tim Kopassus yang dipimpin AM Hendropriyono pun menumbangkan Kelompok Warsidi itu.
Sebelum Peristiwa Talangsari 1989, Mantan mertua KSAD Andika Perkasa pernah melakukan aksi heroik bertempur dengan Pasukan Gerilya Rakya Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).
Awalnya, pemerintah Soekarno sengaja membentuk pasukan gerilya saat konfrontasi Indonesia-Malaysia, pada 1963-1966.
Kedua pasukan itu dilatih secara khusus oleh TNI di Surabaya, Bandung, dan Bogor.
Namun, ketika kekuasaan Indonesia berpindah tangan pada Soeharto, anak asuh TNI itu justru berbalik menjadi musuh.
Soeharto memutuskan berdamai dengan Malaysia.
Kemudian, pasukan gerilya itu diminta untuk menurunkan senjata.