Duit Rp 1,4 triliun Cair untuk Sungai Citarum Mulai Tahun Depan
Dana Rp 1,4 triliun untuk normalisasi Sungai Citarum dari hulu sampai hilir dipastikan mulai cair pada 2020
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dana Rp 1,4 triliun untuk normalisasi Sungai Citarum dari hulu sampai hilir dipastikan mulai cair pada 2020 secara bertahap sampai dua atau tiga tahun ke depan.
Upaya pemerintah dan instansi lainnya yang tergabung dalam Satgas Citarum Harum untuk menjernihkan kembali airnya dari sampah dan limbah ini pun kembali terdorong.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengklaim program normalisasi Sungai Citarum selama dua tahun ini sudah mulai menunjukkan hasil yang signifikan walau masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengatakan perbaikan kawasan daerah aliran sungai (DAS) Citarum dari hulu sampai ke hilir diperkirakan bisa optimal setelah dana bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp 1,4 triliun cair tahun depan.
"Ya selama ini mengalami banyak kemajuan yah, walaupun dengan anggaran yang secukupnya. Kami harap bisa ada akselerasi pada 2020 dengan dana dari Bank Dunia," ujar Emil dalam Lokakarya Evaluasi Dua Tahun Percepatan Pengendalian DAS Citarum, Rabu (9/10/2019).
• Dinas PUPR KBB Sebut Pembangunan Kirmir yang Dinilai Buruk karena Disesuaikan dengan Kontur Tanah
Emil mengatakan dana yang dikucurkan nanti tidak bisa diambil seluruhnya. Pemerintah pusat, katanya, akan memberikan anggaran sesuai dengan program yang disiapkan oleh Pemprov Jabar dengan melihat sisi urgensinya.
"Ini bisa cair bertahap selama dua tahun bisa tiga tahun. Ini dananya Rp 1,4 triliun, saya enggak hapal teknisnya Februari ini cairnya berapa, tapi disepakati angkanya segitu," katanya.
Untuk tahap pertama, kata dia, Pemprov Jabar kemungkinan akan menitikberatkan penggunaan anggaran pada penanganan limbah domestik. Selama ini diketahui, selain limbah dari industri, Sungai Citarum juga tercemar berat oleh limbah dari rumah tangga.
"Tahun depan mulai penanganan sampah dengan berbagai teknologi. Diharapkan sampah domestik tidak masuk ke sungai dan berdampak pada pencemaran. Semua sampah ditangani sampai pinggir sungai, tidak masuk ke sungai," katanya.
Untuk menyukseskan program ini, kata dia, banyak pihak yang terlihat mulai dari TNI, kepolisian, LSM, hingga kepala daerah. Sedikitnya, saat ini terdapat 200 kelompok yang harus bekerjasama memperbaiki Citarum.
• Persib Bandung Putri Menyerah dari Persija Jakarta dengan Skor Tipis 1-2, Suporter Sempat Ricuh
Emil pun mengimbau agar seluruh pemangku kebijakan ini bisa bersama-sama menyukseskan program besar demi kepentingan masyarakat. Setiap kelompok harus saling memahami sehingga akhirnya kualitas Citarum jadi jauh lebih baik.
Emil mengapresiasi sejumlah langkah, capaian dan kontribusi berbagai pihak, termasuk TNI/Polri. Dia juga berharap dengan banyaknya kemajuan yang telah dicapai, akan mengubah status Citarum menjadi sungai yang bersih.
“Kita berharap status ilmiah tercemar berat bisa seceptanya naik kelas menjadi tercemar sedang, dan di akhir kita bisa secara realistis menjadi tercemar ringan. Mudah-mudahan dengan berkelanjutan maka kita bisa menghadirkan Citarum yang lebih baik lagi,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Emil mengatakan bahwa untuk menangani Citarum bisa melakukan dua pendekatan, yakni pendekatan teknokratis dan populis. Strategi tersebut perlu menjadi bagian dari manajemen program Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.
• Persib Bandung Dibayangi Kegagalan di Liga 1 2017, Mampukah Capai Target di Liga 1 2019 ?
“Kita selalu gunakan dua pendekatan. Pertama, pendekatan teknokratis, yang ilmiah yang terukur. Ada yang populis, cara jangka pendek yang masyarakat itu ingin lihat. Dua ini harus jadi strategi kita dalam berkomunikasi. Jadi, para Dansektor kalau kerja divideoin saja, di-foto kegiatannya, di-sharing. Supaya warga melihat bahwa kita sedang berproses,” katanya.
Asisten Deputi Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kemenko Kemaritiman Tb Haeru Rahayu menuturkan meski berbagai upaya positif dijalankan, tapi kinerjanya memang belum maksimal.
"Saya selalu katakan, masa bulan madu di tahun kedua ini telah selesai," katanya.
Tb Haeru mengatakan kinerja yang belum maksimal terletak pada koordinasi antarpemerintah daerah. Ia menilai, penyelesaian sejumlah persoalan Sungai Citarum harus dilakukan lintas daerah, tidak masing-masing.
Peran pemerintah daerah ke depan, kata dia, sangat penting karena TNI yang selama ini menjadi garda terdepan program Citarum Harum kembali ke barak dalam beberapa tahun ke depan.
Menurut TB Haeru, berdasarkan informasi, banyak yang menyampaikan masyarakat sudah memilah dan mendaur ulang tapi kebingungan menyalurkannya. Ternyata, tempat penampungan sampah cuma di Sarimukti sehingga masyarakat butuh teknologi sambil menunggu penggunaan incinerator.
"Hari ini kami akan mengemas dari 13 program jadi 6 yang dipercepat. Harapannya kalau Jokowi minta 7 tahun, gubernur 5 tahun kan inginnya. Kalau saya optimistis," katanya.
TB Haeru mengatakan, ia optimistis karena melihat dua tahun ini cukup ada hasilnya dan masih ada waktu. Fokus tahun ketiga, melanjutkan semua program. Termasuk, lahan kritis, menertibkan industri, dan membangun tempat pengelolaan sampah pada 2020.
• Napi Kasus Pembunuhan di Lapas Makassar Ditemukan Tewas Gantung Diri, Kondisi Kejiwaan Tak Stabil
"Sudah banyak perusahaan yang ditindak, yang P21 saja ada sekitar 39 sampai 49, dan yang sudah jatuh vonis ada 2," katanya.
Menurut Haeru, yang terpenting dari lokakarya ini adalah tindak lanjut yang perlu dilakukan ke depan untuk mempercepat program penanganan Citarum. Haeru mengaku, salah satu persoalan semenjak dua tahun program Citarum Harum berjalan adalah masalah koordinasi. Selain itu, Satgas juga ingin mengubah mindset masyarakat terhadap persoalan lingkungan yang ada.
Meski begitu, Haeru optimisti program penangangan Citarum akan berjalan maksimal dan membuahkan hasil. “Optimisnya masih ada repons yang positif ketika kita berkomunikasi dengan kementerian/lembaga, LSM, dan lainnya,” kata Haeru.