Riau Sudah Diguyur Hujan Deras, Titik Api Berkurang Gantian Banjir dan Longsor Mengancam
Bahkan Adi mengaku, hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu (29/9/2019) sore membuat air masuk kedalam rumahnya.
Lebih lanjut Birgitta mengimbau, warga yang melintas agar tetap berhati-hati serta lebih mengutamakan keselamatan.
"Saat ini masih kita berlakukan buka tutup. Kita menghimbau kepada pengendara baik dari arah Duri menuju Pekanbaru maupun sebaliknya untuk berhati-hati, karena kondisi jalan masih berbahaya," kata Birgitta.
Hingga kini, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penanganan lebih lanjut.
Baca: Peneliti LIPI Sebut Karhutla di Sumatera dan Kalimantan Buatan Manusia
Baca: BNPB Yakin Bencana Asap Karhutla Akan Segera Berlalu
Imbauan BPBD
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan mengimbau agar masyarakat Riau utamanya Pelalawan mewaspadai hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin dan petir.
Berdasar prakiraan cuaca BMKG, hujan masih akan sering terjadi di Riau, bahkan bercampur petir dan angin kencang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBd) Pelalawan, Hadi Penandio menerangkan, sejumlah tempat di wilayah Riau memasuki masa Transisi dari musim kemarau ke musim penghujan.
"Kita minta warga tetap waspada dengan hujan yang turun dengan petir serta angin kencang," terang Hadi Penandio.
Meski sudah dilanda hujan, namun menurutnya musim hujan secara total di Riau akan dimulai pada pertengahan Oktober mendatang.
Titik Api berkurang
Hujan yang turun di sejumlah tempat di Riau serta provinsi lainnya yang sebelumnya dilanda kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menyebabkan titik api mulai berkurang.
Laporan BNPB yang dimuat dalam situs resminya, pantauan pada Minggu (29/9/2019) hingga pukul 15.30 WIB di wilayah Sumatera menunjukkan bahwa secara umum kondisi cuaca terpantau cerah berawan hingga hujan.
Titik api dengan kategori sedang dan tinggi terdeteksi masing-masing berada di Riau dengan 3 titik, Muaro Jambi 1 titik, dan Sumatera Selatan 124 titik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa titik api terpantau cenderung berkurang setelah diguyur hujan beberapa hari yang lalu.
Berdasar pentauan dari citra satelit Himawari pada sebaran asap hingga pukul 11.00 WIB pada Minggu (29/9/2019), tidak terdeteksi adanya transboundary haze atau asap yang melewati batas negara.
Asap terdeteksi di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sedangkan arah angin di wilayah Sumatera dan Kalimantan terpantau dari tenggara – selatan menuju barat laut – timur laut.
(Tribunnews.com/Tio/TribunPekanbaru/DonnyKusuma/Maronal)