Orangtua Asep Terduga Teroris asal Cianjur Menangis, Tak Bisa ke Jakarta, Tak Punya Uang

Nurjanah (43), yang mempunyai riwayat penyakit jantung juga hanya bisa menangis setelah mendapat keterangan anaknya ditangkap polisi.

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Kisdiantoro
Tribunjabar.id/Ferri Amiril Mukminin
Rosid dan Nurjanah orangtua Asep terduga teroris yang ditangkap. 

 TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Rosid (45), orangtua Asep Roni (21) terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, mengaku kaget saat pihak kepolisian datang ke rumahnya mengabarkan anaknya ditangkap karena terlibat jaringan teror.

Sang istri, Nurjanah (43), yang mempunyai riwayat penyakit jantung juga hanya bisa menangis setelah mendapat keterangan dari suaminya alasan petugas dari kepolisian datang ke rumah.

"Kaget sekali pa, saya tak tahu awalnya bagaimana, tak curiga dengan anak saya juga selama ini," ujar Rosid ditemui di rumahnya di Kampung Sirnasari RT 06/06, Desa Cisujen, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Senin (23/9) petang.

Rosid mengatakan, Minggu (22/9) malam hari ia sempat ditelepon anaknya sekitar pukul 21.00 WIB. Dalam percakapan tersebut ia menyuruh anaknya untuk pulang jika tak ada kerja di kota.

Cerita Istri Napi Teroris, Serasa Hidup Berakhir Saat Polisi Geledah, Bangkit dengan Bisnis Konfeksi

"Saya bertanya di telepon kepada dia, apakah sedang kerja atau engga, ia mengabarkan sedang berjualan es campur, jadi saya suruh pulang aja daripada ga ada kerja," ujar Rosid.

Rosid tak menyangka pagi harinya anaknya ditangkap Densus. Ia baru mengetahui Senin siang setelah kedatangan beberapa petugas kepolisian.

Rosid mengatakan, belum bisa ke Jakarta bersama istrinya untuk menengok Asep Roni. Alasannya karena ia tak punya uang untuk berangkat ke Jakarta. Kesehariannya yang hanya buruh bangunan, hanya mampu menafkahi istri dan anak bungsunya.

"Kebetulan di rumah juga ada ibu yang sudah sepuh, jadi kalau ditinggal juga saya khawatir," katanya.

Rosid mengatakan, ia tak begitu mengenal sosok istri anaknya, Sutiyah (19).

Ia mengatakan baru bertemu istri anaknya dua kali saat menikah di Bekasi dan saat mengunjungi rumahnya sebelum menikah.

"Pertama datang ke sini sebulan lalu sebelum menikah, lalu saat menikah di Bekasi," kata Rosid.

Rosid mengatakan, ia juga belum bertemu dengan besannya, karena saat anaknya menikah perwakilan dari istri diwakili saksi.

Kisah Keluarga Teroris yang Berencana Ledakan GBLA Jalani Hidup, Dapat Bantuan dari Polres Bandung

"Saya hanya tahu istri anak saya bekerja di laundry di daerah Depok," kata Rosid. Ia juga mengatakan usia perkawinan anaknya baru berumur satu bulan.

Rosid mengatakan, anaknya tersebut langsung merantau ke Cimahi selesai lulus dari SMP. Pertama kali anaknya bekerja di kawasan rest area Baros tol Padaleunyi di toko oleh-oleh, lalu pindah ke pabrik boneka di Rancamalang, dan pindah ke Bekasi bekerja di depot isi ulang galon kemasan air minum.

"Saya selalu bertanya sejak dulu tahun 2014 merantau perihal kegiatan anak saya, tapi sebulan lalu ia minta izin menikah katanya sudah ada calon yang baru dikenalnya selama dua Minggu," katanya.

Setelah menikah, kata Rosid, anaknya sempat berada lima hari di kampung lalu berangkat lagi.

Asep kaget karena selama ini sejak anaknya bekerja dan meninggalkan rumah ia selalu berkomunikasi lewat telepon.

"Sejak pergi dari rumah dan bekerja di Cimahi saya suka memantau lewat telepon, bertanya kegiatannya, saya tak ada curiga apapun," katanya.

Meski tak curiga, namun anaknya mulai jarang pulang, bahkan lebaran pun kadang tak pulang.

"Kerja di pabrik boneka sikapnya biasa saja, namin di situ mulai jarang pulang kadang lebaran juga jarang pulang, tapi kalau berkirim uang masih suka berkirim," kata Rosid.

Keluarga Rosid tinggal di rumah panggung berukuran 4X7 meter pinggir tebing perbatasan kebun teh wilayah Takokak sekitar 4 jam perjalanan dari kota Cianjur.

Kronologis Ricuh di Depan DPRD Jabar Saat Mahasiswa Berunjuk Rasa, Teriakan Revolusi Terus Menggema

Rosid kembali menyebut kaget mengenai kabar anaknya ditangkap, pasalnya ia mengenal sosok anaknya sebagai orang pendiam.

"Saya sempat bertanya soal mengaji, kata dia suka ikut-ikut pengajian suka ditanya sama saya juga apa yang dipelajari, katanya dimulai dari Bandung Cimahi itu," kata Asep.

Rosid mengatakan, Asep pergi merantau ke kota karena ingin membantu meringankan beban orangtua.

"Saya belum bisa ke Jakarta menengok karena belum punya uang, keinginan ada tapi mau bagaimana kondisi saya seperti ini," katanya.(fam)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved