Jejak Nawawi Pomolango Pimpinan KPK Baru, Hakim Tangani Korupsi Kelas Kakap, Gajinya Menggiurkan
Di antara wajah pimpinan KPK yang baru, ada Nawawi Pomolango. Ternyata dia adalah seorang hakim yang sepak terjangnya tak bisa diremehkan.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
TRIBUNJABAR.ID - Di antara wajah pimpinan KPK yang baru, ada Nawawi Pomolango.
Ternyata dia adalah seorang hakim yang sepak terjangnya tak bisa diremehkan.
Saat menjadi hakim, Nawawi Pomolango kerap menangani kasus korupsi kelas kakap.
Seperti yang diwartakan Kompas.com, pimpinan KPK baru yang satu ini, pernah mengadili kasus korupsi yang bikin heboh negeri.
Satu di antaranya, kasus suap impor daging sapi yang menjerat Luthfi Hasan Ishaaq.
Seperti yang diketahui, kala itu Luthfi Hasan Ishaaq adalah Presiden PKS.
Tak hanya itu, kasus tersebut pun melibatkan tokoh kontroversial lain, yakni pengusaha Ahmad Fathanah.
Kemudian, Nawawi Pomolango pun pernah menangani perkara yang menjerat Patrialis Akbar.
• Profil dan Sepak Terjang Ketua KPK Terpilih Irjen Firli, Kekayaannya Lebih dari Rp 18 Miliar
Seperti yang diketahui, saat itu, Patrialis Akbar adalah Mahkamah Konstitusi.
Ia terjerat kasus suap yang juga menghebohkan publik.
Selain itu, Nawawi Pomolango pun sempat mengadili perkara kasus suap yang menjerat tokoh bangsa lainnya.
Ia adalah Irman Gusman, yang kala itu menjabat sebagai ketua DPR RI.

Ia terjerat kasus suap kuota impor gula.
Perlu diketahui, Nawawi Pomolango memang memiliki sertifikasi hakim tindak pidana korupsi sejak 2006.
• Rekam Jejak Lima Komisioner KPK Terpilih Periode 2019-2023, Irjen Firli Jadi Ketua KPK
Pria yang lahir di Manado, pada 28 Februari 1962 itu terhitung sudah 30 tahun menjadi seorang hakim.
Penghasilannya sebagai hakim pun tak sedikit.
Ternyata besaran gaji Nawawi Pomolango menggiurkan lho.
Ternyata gajinya hampri mencapai Rp 40 juta.
Hal ini diakui Nawawi Pomolango saat uji publik seleksi calon pimpinan KPK.
Sebelum menjadi pimpinan KPK yang baru, ia merupakan hakim di Pengadilan Tinggi Denpasar.
Selain itu, ia pun pernah menjadi Ketua Pengadilan Jakarta Timur dan Pengadilan Poso.
Posisi lain yang pernah didikuinya yaitu Wakil Ketua Pengadilan Bandung dan Ketua Pengadilan Samarinda.
Melansir dari Tribunnews, total kekayaan yang dimilikii Nawawi Pomolango mencapi Rp1.893.800.000.
Jejak Pimpinan KPK Terpilih Lain
Ketua KPK terpilih adalah Irjen Firli Bahuri.
Ternyata dulu hidupnya memperihatinkan.
Kapolda Sumatera Selatan itu hidup melarat dan tinggal di hutan.
Tak ada pikiran untuk menjabat sebagai Kapolda Sumatera Selatan, dunia di luar Desa Lontar saja ia tak tahu.
Pria kelahiran Desa Lontar, Kecamatan Muarajaya Kabupaten Ogan Komering Ulu itu mengaku masa kecilnya sangat terbatas.
Ia tidur di hutan dan di dekat danau.
Lingkungan sekitarnya adalah kebun.
Bila sore hari tiba, suara binatang terdengar di tempat tinggalnya.
Agar tak digigit nyamuk saat tidur, Irjen Firli Bahuri membakar dedaunan.
Asap dari daun yang terbakar itu membuat nyakut tak berani mendekat.
"Terus kalau mau tidur malam banyak nyamuk, itu kita bakar daun. Tapi kita tidur di atasnya, bisa tidur juga kita walaupun kena asap," ucap Irjin Firli Bahuri dalam video wawancara yang diunggah Tribun Sumsel.
Selama menempuh pendidikan sekolah dasar, Irjen Firli Bahuri tidak pernah mengenakan sepatu alias nyeker.
Ia nyeker karena memang tidak memiliki alas kaki, baju yang dimilikinya pun sederhana.
Ketika pergi sekolah, ia tidak mengenakan seragam begitu pula dengan teman-temannya.
"Selama SD saya tak pernah pakai sepatu atau sendal karena memang tidak ada, baju terbatas, seragam itu tak ada yang merah-putih atau biru-putih, bebas saja, seadanya saja yang penting sekolah," ucapnya.
Meski tak memiliki sepatu dan seragam, Irjen Firli Bahuri tetap semangat bersekolah.
Gurunya pun tak mempermasalahkan hal tersebut, sebab yang terpenting adalah anak-anak bersekolah.
Untuk membayar biaya sekolahnya alias SPP, Irjen Firli Bahuri memberikan hasil tangkapan.
Ya, Irjen Firli Bahuri tak memberikan biaya dalam bentuk uang melainkan menggunakan sistem barter.
"Saya sering bayar uang sekolah dengan kelapa, durian, dan ikan. Apa yang kita dapat itu bisa kita tukar," katanya.
Irjen Firli juga merasakan menyadap karet selama tinggal di hutan.
Setelah lulus SD, Irjen Firli Bahuri harus menempuh jarak yang jauh untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.
Saat itu, tak ada SMP negeri yang dekat sehingga ia bersekolah di SMP swasta yang bernama SMP Bakti.Jarak SMP Bakti ke rumahnya cukup jauh yakni 8 km.
Untuk mencapai sekolah tersebut ia harus menumpang truk yang lewat karena memang tak ada kendaraan umum.
"Dulu kita pulang-pergi 16 km, tiap hari. Dulu enggak ada mobil satu-satunya (yang melintas) truk.'
Menumpang truk yang lewat pun tak gratis.
Bila ingin menumpang, Irjen Firli Bahuri harus mencuci mobil tersebut.
"Jadi kalau kita mau naik itu upahan, naik nanti kita cuci," katanya.
Untuk lulus SMP, Irjen Firli Bahuri harus menjalani ujian namun ujian tersebut tak dilakukan di SMP Swasta.
Dari 36 siswa, hanya satu orang yang lulus ujian tersebut yakni, Irjen Firli Bahuri.
Pada tahun 1978, ia merantau ke Palembang bersama saudaranya.
Meski kariernya moncer hingga bisa menduduki posisi Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Firli Bahuri berkali-kali gagal ujian.
Pada 1987 lah, ia baru lulus dan berkarier di dunia kepolisian.
Kini, Irjen Firli Bahuri terpilih sebagai Ketua KPK atas Musyawarah Kapoksi.