Minat Jepang Terhadap Lulusan SMK Jabar Masih Tinggi, Gaji 22 Juta per Bulan Tapi Ada Syaratnya
Tenaga kerja lulusan SMK asal Jawa Barat kian diminati oleh berbagai perusahaan di Jepang.Hal tersebut diungkapkan CEO Sentra Global Edukasi (SGE), ya
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Theofilus Richard
Program beasiswa pendidikan ini adalah program ikatan kontrak pendidikan dan bekerja di Jepang.
Dalam program ini, ada skema sebagai pendidikan Bahasa Jepang selama 1 tahun 6 bulan di Okayama Institute of Languages, pendidikan di Akademi Care Worker selama 2 tahun, dan jaminan pekerjaan selama 3 tahun di beberapa rumah sakit lansia di Jepang sebagai tenaga perawat lansia bersertifikasi.
Selama mengikuti rangkaian pendidikan di Jepang, siswa akan mendapatkan pekerjaan paruh waktu dan penghasilan untuk memenuhi biaya hidupnya selama di Jepang.
Proses seleksi di Tanah Air pun sangat ketat mengingat kualifikasi tenaga kerja di Jepang yang sangat tinggi.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyerap lulusan SMA/SMK Keperawatan di Jawa Barat sebagai tenaga perawat lansia bersertifikat Jepang (Japan Certified Care Worker).
• Orangtua Korban Bullying Sebut Keluarga Pelaku Tak Ada Itikad Baik, Siap Tempuh Proses Hukum
Selain itu peserta program juga diharapkan mendapat pengetahuan dan membuka paradigma terhadap masyarakat, tenaga pendidik, orang tua dan siswa akan pentingnya siswa dalam melanjutkan tingkat pendidikannya sebelum bekerja di Jepang.
Rudi juga menjelaskan bahwa pengembangan program kerjasama dengan Dinas pendidikan Provinsi Jawa Barat ini menjadi bukti nyata bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah tanggung jawab bersama untuk dirasakan bersama di masa yang akan datang.
Pada kesempatan kali ini, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, menyampaikan bahwa program kerja sama pendidikan dalam konsep program Japan Indonesia Student Net akan membantu meningkatkan mutu pendidikan dalam penyerapan lulusan SMA dan SMK di Provinsi Jawa Barat.
• Begini Upaya Imigrasi Pulangkan Aktivis HAM Veronica Koman