Yanti, Sopir Angkot yang Selalu Bawa Bayinya Mengaku Sudah Lelah: Saya Juga Ingin Seperti Ibu Lain
Tentang SIM tersebut, Yanti berharap pihak Kepolisian yang selama ini sudah baik kepadanya, bisa membantunya untuk memiliki SIM baru.
Penulis: Daniel Andreand Damanik | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Dani Andreand Damanik
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kisah supir angkot yang bernama Nuryanti HR (40) diceritakannya kepada Tribun Jabar, bahwa rasa lelah menjadi pengemudi angkot, sudah mulai dirasakannya.
Pekerjaan ini sudah dilakukannya sejak tahun 2006 hingga saat ini.
Panas, dingin, hujan, kemarau dikatakannya sudah tak lagi dihiraukannya.
Bahkan, saat ia mengandung hingga melahirkan, Ia tetap setia menjalani pekerjaan tersebut, demi menafkahi anaknya yang, khususnya anaknya yang ketiga yang masih berusia tiga bulan.
"Saya itu terkadang sering menangis kalau melihat kondisi ini. Bukan karena cengeng ya, tapi ya begini lah. Hidup di jalanan itu keras kang. Saya sudah mulai lelah, jika ada modal untuk usaha, saya lebih memilih untuk berjualan saja, tapi hingga saat ini modal belum ada, kebutuhan si adek (anaknya) juga banyak. Saya juga ingin seperti ibu yang lain, di rumah, punya usaha," katanya kepada Tribun Jabar, Kamis (05/9/2019).
Selain mendambakan adanya modal untuk berjualan, Ia juga bermimpi memilik rumah sendiri sehingga tidak perlu menyewa rumah, namun hal tersebut baginya merupakan hal yang sulit.
Banyak impian-impiannya, namun Ia sadar bahwa sepertinya harus dibendung terlebih dahulu.
Terkait pekerjaannya sebagai pengemudi angkutan kota, Ia mengaku bahwa saat ini tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) karena beberapa waktu lalu dompetnya pernah hilang.
Sementara untuk membuat yang baru, Ia belum memiliki uang yang cukup dan seandainya uangnya ada, Ia memilih untuk digunakan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari.
Tentang SIM tersebut, Yanti berharap pihak Kepolisian yang selama ini sudah baik kepadanya, bisa membantunya untuk memiliki SIM baru.
Bukan tanpa alasan, selain karena uang yang tidka cukup, Yanti juga mengakui bahwa dokumen kependudukannya tidak ada.
"KTP saya masih manual, karena saya belum punya Kartu Keluarga, semoga ada mukjizat mendatangkan orang baik untuk membantu saya melengkapi hal tersebut," katanya.
Wanita yang mengaku sebagai penggemar komedian Sule, juga menjelaskan bagaimana kondisi anaknya yang lain. Anak pertamanya, merupakan seorang perempuan dan sudah menikah serta dikarunai anak. Sehingga, Yanti saat ini tidak lagi hanya menjadi Ibu, tapi sudah menjadi nenek dari seorang cucunya.
Sementara, untuk anak keduanya, Ialah laki-laki masih berusia 13 tahun, namun sudah putus sekolah. Anak keduanya tersebut sempat mengenyam pendidikan, namun hanya sampai kelas empat Sekolah Dasar. Lagi-lagi, alasan ekonomi membuat hal tersebut terjadi.
Adryan usia tiga bulan, anak laki-lakinya yang menjadi temannya mencari nafkah sebagai pengemudi angkutan kota di Bandung. Tidak banyak keinginannya kepada bayi ini, jika sudah besar kelak, Ia hanya meminta agar anaknya ini mencintainya dan Ia siap menyekolahkan.
Melihat setiap hari Yanti membawa Adryan bekerja, Yanti mengatakan banyak komentar-komentar penumpang kepadanya. Tentunya ada komentar negatif dan positif. Pertanyaan yang sering diterimanya ialah, "Kemana suaminya, kasihan harus ikut kerja si kecilnya".
Awalnya memang diakuinya, malu mendengar pertanyaan-pertanyaan penumpang tersebut, namun saat ini, Ia sudah biasa dan tak lagi ambil pusing.
"Yang saya kerjakan ini kan halal, barokah, dan tidak meminta-minta kepada orang. Ya, saya udah tidak peduli lagi lah, kalau ada menilai negatif," katanya.
Karena membawa bayi yang diletakkan di sebelah kirinya, kaca mobil bagian depan yang dibawanya ditutup stiker hitam, agar ketika cahaya matahari masuk, bisa sedikit tertahan dan bayinya tidak kepanasan.
Uniknya, ketika bayinya menangis, Yanti mengaku pernah beberapa kali ada penumpang yang menawarkan untuk menggendong bayi tersebut. Khususnya penumpang wanita yang jarak tempuhnya cukup jauh.
"Ada ada penumpang yang menawarkan diri untuk menggendong Adryan kalau menangis. Saya izinkan saya, tentu saya tanya dulu, keberatan atau tidak," katanya.
Adryan menangis, secara spontan Yanti langsung menyodorkan botol minuman berisi susu kepada anaknya. Jika susu dalam botol habis, maka Ia secara sigap meracik lagi sembari angkot tetap berjalan. Beberapa mainan anak juga dipajang di sekitar angkotnya tersebut untuk mengalihkan perhatian Adryan jika menangis.
Kehadiran aplikasi transportasi berbasis online, juga dirasakan oleh Yanti terkait kurangnya pendapatannya sehari-hari.