Muhtar Amin, Mahasiswa S2 ITB Gantung Diri di Bandung, Depresi dan Meninggal Secara Mengenaskan
Ada mahasiswa S2 ITB gantung diri di sebuah indekos, di Kota Bandung. Dialah Muhtar Amin. Usianya masih muda, yakni 25 tahun.
Penulis: Widia Lestari | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID - Ada mahasiswa S2 ITB gantung diri di sebuah indekos, di Kota Bandung.
Dialah Muhtar Amin. Usianya masih muda, yakni 25 tahun.
Di Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhtar Amin kuliah di jurusan Mikro Elektronik.
Diketahui, Muhtar Amin bukan orang asli Bandung.
Berdasarkan laporan wartawan Tribunjabar.id, ia merupakan warga Mojoloran, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Namun, mahasiswa S2 itu mengalami masalah dalam hidupnya.
Ia diketahui mengalami depresi.
Hal ini terungkap dari secarik surat kontrol yang ada di kamar indekosnya.
• Mahasiswa ITB Ditemukan Gantung Diri, Ditemukan Surat Kontrol dari Rumah Sakit, Begini Bunyinya
Surat tersebut dari bagian kejiwaan Rumah Sakit Melinda 2.

Kini, sosok Muchar Amin pun tinggal kenangan.
Seorang mahasiswa S2 ITB itu temukan meninggal secara mengenakan.
Ia disebut nekat gantung diri di kamar indekosnya.
Hal ini pertama kali diketahui temannya.
• Pria Asal Tasik Ditemukan Gantung Diri di Rumah di Cileunyi Bandung, Banyak Tetangga Tak Kenal
Kecurigaan sang teman bermula dari sebuah tali.
Ada tali tambang biru yang menarik perhatian teman Muhtar Amin.
Tali tersebut tampak terlilit di kusen pintu.
"Diketahui oleh temannya yang curiga melihat ada tali tambang biru terlilit di kusen pintu," Kapolsek Coblong, AKP Auliya Djabar
Kemudian, sang teman memberitahu teman lainnya.
Akhirnya mereka pun berusaha mendobrak pintu kamar Muhtar Amin.
Kala itu, Selasa (3/9/2019) sore, mereka kesulitas mendobrak pintu.
Ternyata tubuh korban berada di balik pintu tersebut.
Tak kehabisan akal, mereka pun membawa gunting untuk melepas tali tambang tersebut.
"Korban terlepas dari tali ikatan jatuh ke bawah dalam posisi terlentang," kata Auliya Djabar.
Saat ditemukan, Muhtar Amin sudah meninggal dunia.
• Isi Surat Lia, Gadis Aceh Gantung Diri di Rumah Kontrakan Sebelum Nikah, Ingin Tebus Kesalahan
Namun, tubuhnya disebut masih segar saat ditemukan.
"Bunuh diri dengan cara gantung diri di kusen pintu kamar kostnya," katanya.
Polisi memprediksi korban belum lama meninggal setelah ditemukan.
Jasad korban langsung dibawa ke rumah sakit, yakhi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui penyebab pasti mahasiswa S2 ITB gantung diri.
Namun kini keluarga korban sudah dihubungi atas kabar duka tersebut.
Kejadian Lain, Dosen UGM Gantung Diri
Sebelumnya, ramai diberitakan dosen Universitas Gadjah Mada atau UGM meninggal dunia.
Nahasnya, dosen UGM bernama Budi Setyanto itu ditemukan dalam keadaan gantung diri di kediamannya, di Yogyakarta.
Budi Setyanto diketahui sebagai dosen Teknik Elektro UGM.
Ditelusuri Tribunjabar.id soal jejak digitalnya, Budi Setiyanto memang tercatat sebagai dosen di Fakultas Teknik, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi.
Dilihat dari latar belakang pendidikannya, Budi Setiyanto ternyata mengenyam pendidikan di tempatnya bekerja.
Ia merupakan master juga doktor lulusan UGM.
Pada sebuah artikel yang dimuat laman resmi UGM, dituliskan pula Budi Setiyanto merupakan doktor lulusan Teknik Elektro.
Ternyata jejaknya sebagai akademisi tergolong sangat cerdas dan membanggakan.
Ia termasuk lulusan terbaik yang berhasil memiliki IPK 4,00 dan berpredikat cum laude.
Selain itu, Budi Setiyanto tercatat sebagai mahasiswa S3 yang lulus dalam waktu paling singkat di antara yang lainnya.
Ia pun berhasil masuk menjadi 3 lulusan terbaik pascasarjana UGM saat wisuda, pada 19 April 2018.
Ia ditemukan tewas tergantung di rumahnya di Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta, Kamis (15/8/2019).
Kepala Bagian humas dan Protokoler UGM Dr Iva Ariani mengatakan, almarhum memang dosen aktif UGM.
Almarhum adalah dosen di fakultas teknik elektro.
“Memang benar ada kabar duka itu, pertama dari berita di grup lalu kami coba cek data administrasii. Benar almarhum dosen FT UGM," ujar Iva saat dihubungi wartawan.